muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Senin, 05 Desember 2011

BILA WAKTU ITU TIBA






Ketika selimut putih membungkus tubuh
Tangisan duka mengharu biru melepaskan kepergian
Sudah sanggupkah engkau menghadapi masa itu?

Seandainya jenazah yang sedang kita tangisi bisa berbicara
Menceritakan pengalaman sakaratul mautnya
Maka kita akan ketakutan dan menangisi diri sendiri

Tahukah dirimu seberapa dahsyatnya saat sakaratul maut itu?
“Sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR. Tirmidzi)
“Rasa sakit yang dirasakan menghujam jiwa
Menyebar keseluruh anggota badan
Tubuh terasa ditarik-tarik dan dicabut
Dari setiap urat nadi dari akar rambut hingga kaki” (Imam ghozali)
Sungguh…takkan terbayang oleh kita betapa sakitnya siksaan itu..

Wahai sahabat…
Sudahkah kita mengingat malam pertama didalam kubur?
Apakah yang akan kita rasakan ketika malam pertama diletakkan didalam kubur?
Dimana tidak ada teman, sahabat, keluarga ataupun harta.
Adakah tempat untuk kita lari atau sembunyi?
Masihkah bisa kita meminta hidup kembali??

“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku kedunia agar aku berbuat amal yang sholeh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan (Al-Mu’minun: 99-100)

Wahai diri yang lengah…
Bertaubatlah…
Berhentilah dari maksiat, jauhilah sifat dan sikap yang mengundang dosa…
Apabila jiwa telah berkumur dengan nafas sekarat didalam dada
Barulah engkau menyadari bahwa waktumu terbuang sia-sia selama ini

Wahai sahabat…
Apa yang telah kita siapkan untuk malam itu??
Sementara nabi bersabda
“Kubur itu taman diantara taman-taman yang ada disyurga
Atau lubang dari lubang-lubang yang ada dineraka” (HR. Tirmidzi)

Wahai diri yang lalai…
Ibumu telah melahirkanmu dalam keadaan menangis
Sementara orang-orang disekelilingmu tertawa penuh rasa bahagia
Maka beramallah untuk dirimu
Agar engkau menjadi orang yang tertawa penuh bahagia
Ketika mereka menangis saat kepergianmu

Maka beramallah untuk rumah esok
Agar kita ditempatkan ditempat yang terbaik
Yang malaikat Ridwan penjaganya
Muhammad tetangganya
Dan Allah yang membinanya…

(My Diary_Muhasabah untukku dan untukmu_Bila waktu itu tiba)
 

Detik Terakhir (Sakratul Maut)



Selama tahun ini, 3 orang yang kukenal dan kucintai meninggal dunia dalam waktu yang hampir berdekatan, istri paman (jum’at, 23 sep), bibiku (Sabtu, 19 Nov) dan kakek tercinta (Jum’at, 25 Nov). Cepat atau lambat kita semua pasti akan merasakan mati, dan ketika saat itu tiba sudah siapkah kita menghadapinya??.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”.(Al-Ankabut: 57).
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (QS An-Nisa 4:78).
"Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian hanya kepada Allah, kamu akan dikembalikan”. (As-Sajdah:11).

Kematian pasti menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian."Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)

Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat. “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”(QS, Al-Munafiqun, 63:11).

Allah sengaja menutup pengetahuan hambaNya dari mengetahui kapan datangnya kematian dirinya. Begitu juga dirahasiakan tentang tempat di mana ia akan menemui ajalnya dan dengan cara apa dicabut ruhnya. Allah Ta'ala berfirman "Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Luqman: 34).

Sebelum masuk gerbang kematian, kita akan mengalami fase bagaimana dahsyatnya sakaratul maut. Hari dimana ruh dikeluarkan dari jasadnya, sebagai hari yang telah ditentukan bagi setiap orang. Suka tidak suka dia pasti akan datang walaupun kita menghindarinya. Allah SWT berfirman: “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” (QS. Qaaf: 19)

Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.

Sesungguhnya perbuatan hamba ditentukan pada akhir hayatnya. Dan kita tidak tahu di atas kondisi apa mengakhiri kehidupan kita, apakah husnul khatimah (akhir hayat yang baik) atau su'ul khatimah (akhir hayat yang buruk). Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya segala perbuatan ditentukan bagian akhirnya.” (HR. Bukhari).
Ada orang yang berpendapat bahwa orang yang meninggal ditempat yang kurang baik seperti dalam kamar kecil, kecelakaan dll menandakan dia meninggal dalam keadaan su’ul khotimah. Padahal keadaan demikian bukan menjadi satu bukti atau tanda su'ul khatimah karena hal itu hanyalah sebagai penyebab kematian. Kecuali jika saat dicabut ruhnya ia berada di atas kemaksiatan.

Terkadang nampak pada sebagian orang yang sedang sakaratul maut, tanda-tanda yang mengisyaratkan su’ul khatimah, seperti : menolak mengucapkan kalimat tauhid, justru mengucapkan kata-kata jelek dan haram, serta menampakkan kecendrungan padanya seperti tingkah yang aneh saat sakratul maut, dan lain sebagainya

Sakratul maut,,, banyak cerita yang pernah ku dengar mengenai sakratul maut seseorang , diantaranya seorang polisi yang berada ditempat kejadian dimana seorang pemuda yang meninggal karena kecelakaan sempat mendengar pemuda tersebut melantunkan ayat Al-Qur’an yaitu surat Yaasin sebelum pemuda tersebut menghembuskan nafas terakhir. Polisi tersebut merasa takjub dengan kejadian ini, ketika jenazah pemuda tersebut diantar kerumah duka kemudian polisi tersebut bertanya kepada masyarakat sekitar siapakah gerangan pemuda tersebut. Ternyata dia adalah seorang pemuda yang hafal Al-Qur’an, rajin beribadah dan seorang relawan yang selalu menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan. Subhanallah begitu indahnya detik2 terakhir yang dialaminya.

Dan juga ada sebuah cerita dari kakekku ketika beliau masih hidup, ada salah seorang warga dikampungku dulu, dia seorang yang rajin beribadah, namun lama kelamaan ia semakin jarang beribadah hingga melupakan semua kegiatan ibadahnya dan larut dalam kesibukan mengejar dunia. Ketika ia mengalami sakratul maut, salah seorang keluarganya berkata ‘pak, ngucaplah pak… tapi yang keluar dari mulutnya kata “cap…cap..caaap…”, kemudian keluarganya membimbingnya untuk mengucapkan Laa ilaaha illallah, namun yang terus keluar dari mulutnya kata cap…cap…caaap…hingga akhirnya dia meninggal. Dan ada juga cerita seorang pemuda yang meninggal dunia, sebelum nafas terakhirnya, keluarganya mentalqinkan kalimat Laa ilaha illallah ditelinganya, namun yang keluar dari mulutnya yaitu nyanyian peter band. Bahkan ada yang sakratul mautnya seseorang selama 3 hari, orang tersebut merasa kesakitan, susah bernafas seperti orang tercekik, ketika sang ustadz mendengar kabar mengenai salah seorang warga didekatnya, dia menyarankan agar membaca surat yasin setiap saat didekat orang tersebut dan meminta agar keluarganya mendoakan agar dipermudah sakratul mautnya, barulah rasa kesakitannya sedikit berkurang… Naudzubillah min dzalik…Laa haula wala quwwata illa billah.

Sakratul maut orang dzalim

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93)
(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)

Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.

Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”.

Dan malaikat berkata ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzubillah min dzalik..

Beberapa hal yang menyebabkan su’ul khotimah yaitu
• Berbuat syirik kepada Allah ‘azza wa jalla. Pada hakikatnya syirik adalah ketergantungan hati kepada selain Allah dalam bentuk rasa cinta, rasa takut, pengharapan, do’a dan lain-lain.

• Berbuat bid’ah dalam melaksanakan agama. Bid’ah adalah menciptakan hal baru yang tidak ada tuntunannya dari Allah dan Rasul-Nya. Penganut bid’ah tidak akan mendapat taufik untuk memperoleh husnul khatimah, terutama penganut bid’ah yang sudah mendapatkan peringatan dan nasehat atas kebid’ahannya. Semoga Allah memelihara diri kita dari kehinaan itu.

• Terus menerus berbuat maksiat dengan menganggap remeh dan sepele perbuatan-perbuatan maksiat tersebut, terutama dosa-dosa besar. Ibnu Katsir berkata: Dosa-dosa, kemaksiatan, dan syahwat akan mengecewakan pelakunya pada saat kematian datang menjemput bersamaan dengan berkhianatnya setan terhadap hamba, maka telah terkumpul padanya dua kekecewaan di tambah dengan keimanan yang lemah, sehingga dirinya terjebak ke dalam su’ul khatimah

• Lalai terhadap Allah dan selalu merasa aman dari siksa Allah. Allah berfirman yang artinya,“Apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga). Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi” (QS. Al A’raaf : 99)

• Berbuat zalim. Orang-orang yang zalim adalah orang-orang yang paling layak meninggal dalam keadaan su’ul khotimah. Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (QS. Al An’am : 44)

• Bersikap ujub. Sikap ujub pada hakikatnya adalah sikap seseorang yang merasa bangga dengan amal perbuatannya sendiri serta menganggap rendah perbuatan orang lain, bahkan bersikap sombong di hadapan mereka. Ini adalah penyakit yang dikhawatirkan menimpa orang-orang shalih sehingga menggugurkan amal shalih mereka dan menjerumuskan mereka ke dalam su’ul khotimah.

Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl: 30-32)

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.
Jadikanlah sakratul maut seseorang sebagai pembelajaran bagi kita, sudah siapkah kita mengadapinya?? Amalan apakah yang banyak kita bawa saat sakaratul maut nanti??

Ibnu Qudamah rahimhullah berkata: Apabila engkau telah mengetahui makna su’ul khatimah maka wasapadalah terhadap sebab-sebabnya, persiapakanlah perbuatan-perbuatan yang baik bagimu, janganlah menunda-nunda persiapan sebab usia ini sangat pendek, dan jadikanlah setiap hembusan nafasmu sebagai akhir dari hayatmu, sebab bisa jadi ruhmu tercabut pada saat itu, dan manusia akan mati dengan keadaan sama dengan hidupanya dan akan dibangkitkan dengan keadaan yang sama dengan kematiannya.

Maka hendakalah seorang hamba tetap komitmen dalam ketaatan dan taqwa, dan menjauhkan dirinya dari apa yang diharamkan oleh Allah, bersegera taubat dari segala kemaksiatan, dan hendaklah dia memelas dalam bero’a agar diberikan husnu khatimah, berperasangka baiklah terhadap Allah. Dari Abdullah bin Amru ra bahwa dia mendengar Nabi saw bersabda: Sesungguhnya seluruh hati anak Adam di dua jari dari jari-jari Allah Azza Wa Jalla seperti satu hati di mana Dia berbuat padanya sekehendakNya”. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Ya Allah yang Maha Kuasa memalingkan seluruh hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepadaMu”.

ALLAAHUMMA INNAA NAS-ALUKA SALAAMATAN FID DIINI, WA’AAFIATAN FIL JASADI WA ZIYAADATAN FIL ‘ILMI, WABARAKATAN FIR RIZQI WA TAUBATAN QABLAL MAUTI, WA RAHMATAN ‘INDALMAUTI, WA MAGHFIRATAN BA’DAL MAUTI. ALLAAHUMMA HAWWIN’ALAINAA FII SAKARAATIL MAUTI, WAN NAJAATA MINAN NAARI WAL’AFWA’INDAL HISAABI. RABBANAA LAA TUZIGH QULUUBANAA BA’DA IDZ HADAITANAA, WA HAB LANAA MIN LADUNKA RAHMATAN, INNA KA ANTAL WAHHAABU. RABBANAA AATINAA FID DUNYAA HASANATAN WA FIL AAKHIRATI HASANATAN WA QINAA ‘ADZAABAN NAARI. WA SHALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA AALIHI WASHAHBIHI AJMA’IINA, SUBHAANA RABBIKA RABBIL ‘IZZATI ’AMMAA YASHIFUUNA WA SALAAMUN ‘ALAL MURSALIINA WAL HAMDU LILLLAAHI RABBIL ‘AALAMIINA.

( Wahai Tuhanku, sesungguhnya kami memohon kepadaMu keselamatan didalam beragama, kesehatan jasmani, bertambah ilmu, berkah rizqi, bisa bertaubat sebelum mati, mendapat rahmat ketika mati, mendapat ampunan sesudah mati. Wahai Tuhanku, mudahkanlah kami didalam sakaratul maut, lepaskanlah dari api neraka, dan mendapat ampunan ketika dihisab. Wahai Tuhan kami, jangan Engkau goyahkan hati kami setelah Engkau memberi petunjuk kepada kami dan berilah kami rahmat dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Maha Memberi. Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan didunia dan akhirat nanti dan selamatkan kami dari siksa api neraka. Dan semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad teriring keluarga dan sahabat beliau semuanya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan yang memiliki kebesaran/kesucian dari segala sifat rendah yang mereka (orang kafir) sifatkan, dan semoga keselamatan tetap kepada para Rasul, serta segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.). Aamiin Ya Rabbal’alaamiin…

Jumat, 25 November 2011

~#~ The Power Of Airmata ~#~




Sebagian kita menganggap tagisan adalah suatu hal yang menandakan orang tersebut lemah, cengeng dll, padahal tidak semua tangisan tersebut remeh. Tangisan merupakan rahmat yang Allah ciptakan didalam hati hambaNya.

Menurut Ibnu Qayyim mengatakan tangisan itu ada bermacam-macam yaitu:
1. Tangisan kasih sayang
2. Tangisan takut dan khawatir
3. Tangisan rindu dan cinta
4. Tangisan kegembiraan dan suka cita
5. Tangisan merintih karena kesakitan dan tak kuat menahannya
6. Tangisan kesedihan
7. Tangisan karena merasa tak berdaya dan lemah
8. Tangisan kemunafikan(matanya menangis sedangkan hatinya keras)
9. Tangisan kepalsuan atau karena imbalan
10. Tangisan tak disengaja yaitu ikut menangis melihat orang lain menangis padahal ia tidak tau apa yang ditangisi orang tersebut.

Allah tidak pernah keliru dalam menciptakan sesuatu. Dari tetesan-tetesan air mata terkandung berjuta makna yang menyiratkan kasih sayang dan kemahahalusan ilmu Allah. Setidaknya ada 2 fungsi penting bagi manusia yaitu

1. Untuk melindungi dan menjaga kesehatan mata.
Apa jadinya kalau mata tidak mengeluarkan air? Pasti tersiksa, mata akan terasa perih, panas dan sakit serta benda-benda dari luarpun begitu mudah masuk.

2. Sebagai alat komunikasi serta pengekspresian emosi
Sebagai sarana mengekspresikan emosi, tetesan airmata mengkomunikasikan sejumput pesan dengan makna2 tertentu. Ia mengekspresikan suasana hati yang terdalam, entah sedih, gembira, takut atau sakit. Sehingga nilai airmata begitu istimewa, khusus serta berkesan. Bukankah hati hanya bisa disentuh oleh hati lagi? Maka jangan heran jika airmata bisa meluluhkan hati yang keras, serta menaklukkan sesuatu yang tidak bisa ditaklukkan dengan pedang. Airmata pun bisa menjadi alat komunikasi yang sangat canggih antara seorang hamba dengan Tuhannya.

Kebanyakan dari kita menganggap kaum Hawa dinilai wajar menangis sebaliknya anak lelaki ataupun pria, rasa hormat akan diberikan ketika mereka dapat menahan airmata. Bahkan atribut ketegaran sering diberikan kepada seorang wanita dikala ia bisa menahan linangan airmata. Kalau saja kita dapat memahami bahasa tangis, pandangan sepihak atau standar ganda yang selama ini membentuk persepsi kita akan lambat laun kita tanggalkan.

Rasanya mungkin aneh sewaktu kita mengatakan pada seseorang “ Ayo kawan, menangislah. Jangan simpan tangismu kalau memang ada yang ingin kamu tangisi”. Mungkin kata tersebut jika kita ucapkan pada teman perempuan tidak aneh. Namun apakah pendapat seperti itu benar atau salah? Yang jelas kita mengatakan hal tersebut bukan lantaran ingin menunjukkan kelemahannya, atau biar kita bisa berbicara “Ternyata dia seorang yang cengeng” atau pendapat2 yang dapat melemahkan kaum lelaki, tentu saja tidak.

Airmata tidak saja milik kaum hawa saja namun juga untuk kaum adam. Air mata hanya bisa keluar dari kehalusan perasaan ketika bersentuhan dengan hal2 yang mengusik hati nurani. Tangis dan airmata tidak identik dengan wanita. Namun demikian, bukan berarti lelaki itu makhluk yang tidak punya perasaan, Cuma kadarnya saja yang berbeda. Lelaki yang gampang menangis juga bukan berarti banci.

Namun kebanyakan dari kita menganggap bahwa laki2 harus tahan dalam situasi apa pun, jangan sampai ada butir2 bening yang menetes dikedua pipinya, apalagi sampai dilihat orang lain. Kurang proposionalnya laki2 dalam memandang tangis dan airmata ini pada akhirnya menjadikan kaum lelaki bertambah miskin kehidupan emosionalnya. Sehingga sosok yang tampak adalah yang kaku, penuh dengan perhitungan2, matematis dan jauh dari sosok yang lembut hati.

Lelaki boleh menangis dan tetesan air matanya bukan sesuatu yang tabu untuk disaksikan, selama tangisannya bukan karena kecengengan, tetapi menunjukkan betapa halus dan lembutnya perasaan yang ia miliki.

Dalam sirah (biografi Nabi Muhammad) diriwayatkan bahwa beliau mencucurkan airmata saat mencium putranya Ibrahim ketika menghembuskan nafas terakhir. Melihat airmata nabi yang tak terbendung, Abdurrahman ibn Auf tercengang dan berkata “Engkau menangis wahai Rasul? Nabi menjawab “ini adalah rahmat Allah” lalu beliau bersabda “airmata berlinang, hati terkoyak2 kesedihan, namun kami tidak akan berkata kecuali yang diridhoi Allah. Wahai anakku Ibrahim, sungguh kami sedih atas perpisahan ini”.

Kehalusan dan kelembutan perasaan, sama sekali tidak akan mengurangi sosok pribadi yang tegar dan tegas, tetapi justru akan menjadikan ia sebagai sosk pribadi yang ideal untuk dijadikan teladan. Sebab kelembutan dan kehalusan perasaan akan menghasilkan sikap sabar, sedangkan ketegaran dan ketegasan akan menghasilkan sikap benar. Sementara sabar dan benar adalah 2 pilar yang harus dimiliki oleh laki2 yang ingin sukses menjalankan fungsi keqawamannya.

Memupuk sikap benar dengan menyampingkan sifat sabar, menyebabkan sayap keqawamannya tidak seimbang. Mengasuh kehalusan, kelembutan dan kepekaan rasa sebenarnya bukan hanya untuk kaum wanita sebab dalam batas proposional menjadi hal yang jg harus dimiliki oleh laki2. Misalnya dalam kewajibannya mendidik wanita yang menjadi istrinya, maka mau tidak mau dia harus menyelami kehidupan emosional dan karekteristik perasaan istrinya, sehingga dia akan mampu mengendalikan istrinya. Bila istrinya memiliki karekteristik yang rumit tentu saja semua membutuhkan kepekaan rasa.

Demikian juga tangis dan airmata, bukan hanya milik wanita, tapi juga milik laki2. Maka jangan simpan tangismu, bila ada sesuatu yang membuatmu ingin menangis maka menangislah. Menangislah jika tangisanmu dapat menenangkan hatimu, menangislah sebagai bentuk kehalusan dan kelembutan perasaanmu namun janganlah kamu berlebihan dalam tangisanmu (larut dalam tangisan dan kesedihan yang terlalu lama).

Sahabat… mari kita renungi bersama, apa yang menjadi air mata kita keluar. Apa hanya terbatas ketika sedih, kehilangan atau ketidakberdayaan karena jalan buntu? Masih tertinggalkah tetesan airmata saat mendengar perintah Allah atau mengenang perjuangan rasul2Nya?
Marilah kita melihat diri kita yang bergelimangan dengan noda dan dosa, diri yang tidak pernah merasa takut dengan siksa Allah, mata yang sangat jarang atau bahkan tidak pernah menangis karena takut pada Allah. Dan mari kita hitung sampai detik ini, sudah berapa kali airmata kita menetes karena takut pada Allah? Karena mengingat dosa2 dan kesalahan kita dan karena mengingat siksaNya.

Rasulullah bersabda : “tidak akan masuk neraka, seseorang yang menangis karena takut kepada Allah.”

Air mata bisa mendatangkan pertolongan Allah diakhirat kelak yaitu orang yang menangis dikeheningan malam ketika orang-orang terlelap tidur, ia menangis karena besarnya rasa takut dan harap kepada Allah.

Dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda:
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.(1)Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (Shohih Bukhari, Hadits no 620)

Airmatapun bisa mempercepat ijabah doa-doa, efek tetesannya mampu menembus batas2 dimensi. Karena itu Rasulullah mengingatkan “Takutlah engkau akan doa (termasuk airmata) orang-orang yang dizhalimi, sesungguhnya tiada jarak pemisah antara Allah dengan orang tersebut (HR. At-tirmidzi).


Rasulullah bersabda: “tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetesan dan dua bekas. Yaitu tetesan airmata karena takut padaNya dan tetesan darah yang mengalir dijalanNya (Jihad) (HR, At-Tirmidzi).

Aku bertanya: wahai Rasulullah, bagaimanakah cara memperoleh keselamatan? Beliau menjawab Jagalah lisanmu, hendaklah engkau merasa betah dirumahmu untuk beribadah dan tangisilah dosamu (HR. Ibnu Mubarak).

(sumber dari buku The Power Of Airmata dan tambahan dari berbagai sumber).

Semoga Bermanfaat……

Selasa, 22 November 2011

~❤~ Cukup Allah Segalanya Bagiku ~❤~



Sering kita dihadapi dalam berbagai masalah, ada yang menyelesaikannya dengan sikap positif bahkan ada yang menyelesaikannya dengan cara negative (meminta bantuan pada dukun, menjual agama demi sesuap nasi bahkan nekad membunuh diri sendiri dll)

Hidup adalah sebuah pilihan, dan ketika terjadi masalah, maka hadapilah dengan sikap terbaik. Yakinlah setiap masalah yang kita alami sudah diukur oleh Allah. Tidak akan melebihi batas kemampuan kita untuk memikulnya. Mohonlah pertolongan Allah dengan mendekat kepadaNya. Bukankah Dia lebih dekat kepada hambaNya daripada urat leher? Justru manusialah yang cendrung menjauh dariNya.

"Jika engkau minta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah." (HR Tirmidzi dan yang lainnya dari Ibnu Abbas).

Tiada satu pun masalah yang terjadi kecuali atas izin Allah. Semuanya ada dalam genggaman Allah. Dengan demikian, teramat mudah bagi Allah untuk membuka jalan kemudahan bagi siapa pun yang ditimpa masalah. Datanglah kepada Allah ketika kesulitan datang menghimpit. pintuNya selalu terbuka lebar bagi hambaNya. Sebab, semakin lama kita berpaling dari Allah, semakin lama pula kita akan terkungkung dalam kusulitan itu. Serahkan segala urusan kepadaNya, bertawakallah kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dari segala kesulitan yang kita alami.

Sahabat, dengarlah curahan hati Allah yang disampaikanNya melalui Rasulullah…

Demi kemuliaan dan kebesaranKu, juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukanKu diatas Arsy. Aku akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain Aku dengan kekecewaan. Aku akan pakaikan kepadanya pakaian kehinaan dimata manusia. Aku singkirkan ia dari dekatKu, lalu Aku putuskan hubunganKu dengannya.

Mengapa ia berharap kepada selain Aku ketika dirinya sedang dalam kesulitan? Padahal sesungguhnya kesulitan itu berada ditanganKu, dan Aku yang dapat menyingkirkannya. Mengapa dia berharap kepada selain Aku dengan mengetuk pintu-pintu lain meski pintu-pintu itu tertutup? Padahal, hanya pintuKu yang terbuka bagi siapa pun yang berdo’a memohon pertolongan dariKu.

Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesulitannya, lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan (ampunan) Aku karena dosa-dosanya yang besar, lalu Aku putuskan harapannya? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintuKu, lalu tidak Aku bukakan?

Aku telah mengadakan hubungan langsung antara Aku dan harapan seluruh makhlukKu. Akan tetapi, mengapa mereka malah bersandar kepada selain Aku? Aku telah menyediakan harapan semua hambaKu, tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindunganKu?

Dan Aku pun telah memenuhi langitKu dengan para malaikat yang tidak pernah jemu bertasbih kepadaKu, lalu Aku perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara Aku dan hamba-hambaKu. Akan tetapi, mengapa mereka tidak percaya kepada firman-firmanKu?

Tidakkah mereka mengetahui bahwa siapa pun yang ditimpa bencana yang Aku turunkan, tiada yang dapat menyingkirkannya selain Aku? Akan tetapi, mengapa Aku melihat dia, dengan segala harapan itu, selalu berpaling dariKu? Mengapakah ia sampai tertipu oleh selain Aku?

Aku telah memberikan kepadanya dengan segala kemurahanKu apa-apa yang tidak sampai harus ia minta. Ketika semua itu aku cabut kembali darinya, lalu mengapa ia tidak memintanya lagi kepadaKu untuk segera mengembalikannya, tetapi malah meminta pertolongan kepada selain Aku?

Apakah Aku yang memberi sebelum diminta, lalu ketika diminta tidak Aku berikan? Apakah Aku ini bakhil sehingga dianggap bakhil oleh hambaKu? Tidakkah dunia dan akhirat itu semuanya milikKu? Tidakkah semua rahmat dan karunia itu berada ditanganKu? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu sifatKu? Tidakkah hanya Aku tempat bermuaranya semua harapan? Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya dariKu?

Apa pula yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap, andaikan Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi, “Mintalah kepadaKu!” Aku pun lalu memberikan kepada masing-masing orang, pikirkan apa yang terpikir pada semuanya?

Dan, semua yang Aku berikan itu tidak akan mengurangi kekayaanKu meski sebesar debu. Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang, sedangkan Aku mengawasinya?

Sungguh, alangkah celakanya orang yang putus asa dari rahmatKu. Alangkah kecewanya orang yang berbuat maksiat kepadaKu dan tidak memerhatikan Aku, dan tetap melakukan perbuatan-perbuatan haram seraya tidak malu kepadaKu.” (Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Ibnu Husain).

Alangkah indahnya untaian firman Allah dalam hadits Qudsi diatas. Dengan segala kemurahanNya, Allah memberikan jaminan pertolongan bagi siapa saja yang memohon pertolongan kepadaNya. Allah tidak pernah mengecewakan hambaNya. Dia selalu memenuhi harapan hambaNya dan membukakan pintu untuk hambaNya.
Oleh karena itu, yakinlah bahwa Allah senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Jika kita mendekat kepadaNya dengan berjalan, Dia akan menyambut kita dengan berlari. Mohonlah pertolongan kepadaNya setiap kali ada permasalahan. Sungguh, Allah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hambaNya. Dia tidak akan pernah bosan memberikan pertolongan kepada hambaNya.

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku)” (QS. Al Baqarah: 152)

"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu maka dari Allah-lah (datangnya) dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan maka hanya kepadaNyalah kamu meminta pertolongan." (QS An Nahl: 53).

"Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Yunus: 107).

Cukuplah Allah sebagai pelindung kita, kita memohon ampunan, pertolongan, dan kelapangan hanya kepadaNya saja. Allah berfirman (yang artinya), "Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RosulNya kepada mereka, dan berkata: ‘Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karuniaNya dan demikian (pula) RosulNya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah.’" (QS At Taubah: 59).

Namun ada yang berkata, aku sudah sering berdo’a kepada Allah tapi kenapa doaku tidak diijabah??

Hal ini terjadi karena terlalu banyaknya dosa dan maksiat yang menempel pada hati, hingga menutupi seluruh hati. Jika demikian adanya bagaimana hati bisa menerima petunjuk dari Allah? Jika hati telah tertutup oleh noda kemaksiatan bagaimana bisa pertolongan Allah akan datang? Oleh karena itu bertaubatlah, bersihkan hati karena hati tempat mendaratnya pertolongan Allah. Kikislah dosa dengan istighfar dan sadarilah kekerdilan kita dihadapan Allah. Saat kita berdoa, saat kita munajat, atau saat kita sujud, kecilkanlah dirimu sekecil-kecilnya di hadapan Allah, dan besarkanlah Allah sebesar-besarnya semampu kita membesarkanNya. Niscaya rahmat dan pertolongan Allah akan mengalir kepada kita.

“Buktikan dengan sungguh-sungguh sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah akan membantumu dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Akuilah kehinaanmu, niscaya Allah menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Akuilah kekuranganmu, niscaya Allah menolongmu dengan kekuasaan-Nya. Akuilah kelemahanmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan kekuatan-Nya.” (Imam Ibnu Atha’ilah)

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaan-Nya), tidak mengeraskan suara, di pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” (QS. Al A’raf: 205)


Dalam sebuah riwayat yang tercantum dalam bundel tausiyah Manajemen Qolbu Aa Gym menerangkan kenapa doa tidak diijabah? (copas dari http://blog.re.or.id/)

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbah tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata “Ya Amirul Mu’minin mengapa do’a kami tak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an “Ud’uuni astajiblakum” .
Sayidina Ali menjawab “Sesungguh hatimu telah berkhianat kepada Allah dgn delapan hal yaitu : Engkau beriman kepada Allah mengetahui Allah tetapi tak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka tak ada mamfaat keimananmu itu. Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya tetapi engkau menentang sunnah dan mematikan syari’atnya. Maka apalagi buah dari keimananmu itu? Engkau membaca Al Qur’an yg diturunkan melalui Rasul-Nya tetapi tak kau amalkan. Engkau berkata “Sami’na wa aththa’na tetapi kau tentang ayat-ayatnya. Engkau menginginkan syurga tetapi tiap waktu melakukan hal-hal yg dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka mana bukti keinginanmu itu? Setiap saat engkau merasakan keni’matan yg diberikan oleh Allah tetapi tetap engkau tak bersyukur kepada-Nya. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata “Sesungguh syetan itu adalah musuh bagimu maka anggaplah ia musuh bagimu krn sesungguh syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” . Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata tetapi kau sendiri orang yg sebenar lbh berhak dicela daripada dia. Nah bagaimana mungkin do’amu diterima padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah shalihkan amalmu bersihkan batinmu dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.

** Dalam riwayat lain ada seorang laki-laki datang kepada Imam Ja’far Ash Shiddiq lalu berkata “Ada dua ayat dalam Al Qur’an yg aku paham apa maksudmu?” “Bagaimana dua bunyi ayat itu?” kata Imam Ja’far. Yang pertama berbunyi “Ud’uuni astajib lakum” {QS. Al Mu’min (40) : 60}. Lalu aku berdo’a dan aku tak melihat do’aku diijabah” ujarnya.
“Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?” kata Imam Ja’far.
“Tidak” jawab orang itu.
“Lalu ayat yg kedua apa?” kata Imam Ja’far lagi.
“Ayat yg kedua berbunyi “Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu wahuwa khairun raaziqin” {Dan barang apa saja yg kamu nafkahkan maka Allah akan mengganti dan Dialah pemberi rizki yg sebaik-baiknya} . Aku telah berinfak tetapi aku tak melihat penggantinya” ujarnya.
“Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?” kata Imam Ja’far lagi.
“Tidak” jawabnya.
“Lalu mengapa?” kata imam Ja’far.
“Aku tak tahu” jawabnya.
Imam Ja’far kemudian menjelaskan “Akan kukabarkan kepadamu Insya Allah seandai engkau mentaati Allah atas apa yg diperintahkan-Nya kepadamu kemudian engkau berdo’a kepada-Nya maka Allah akan mengijabah do’amu. Adapun engkau berinfak tak melihat hasil kalau engkau mencari harta yg halal kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yg benar maka tidaklah infak satu dirham pun niscaya Allah mengganti dgn yg lbh banyak. Kalau engkau berdo’a kepada Allah maka berdo’alah kepada-Nya dgn Jihad Do’a. Tentu Alah akan menjawab do’amu walaupun engkau orang yg berdosa.” “Apa yg dimaksud Jihad Do’a?” sela orang itu.
Apabila engkau melakukan yg fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yg telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian bacalah shalawat kepada Nabi Muhammad dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yg memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi kenanglah ni’mat Allah yg telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala ni’mat yg telah engkau peroleh.
Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yg engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yg tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dgn seluruh penyesalan dgn penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.
Kemudian bacalah “Ya Allah aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku utk mentaati-Mu dan bimbinglah aku utk melakukan apa yg Engkau wajibkan kepadaku segala hal yg engkau rdhai. Karena aku tak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu kecuali dgn keni’matan yg Engkau berikan. Setelah itu ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tak akan menyiakan do’amu” papar Imam Ja’far.**

Semoga Bermanfaat……

Video Puisi Islami : Janji Yang Terabaikan

Senin, 14 November 2011

Benarkah Engkau Mencintai Allah??

~~~~~~~########~~~~~~~~
Benarkah Engkau Mencintai Allah??
~~~~~~~########~~~~~~~~


Wahai diri…
Apabila engkau ditanya apakah kamu mencintai Allah??
Maka, tentulah engkau menjawab,,Ya… aku mencintai Allah…
Namun, apakah benar engkau mencintai Allah??

Benarkah engkau mencintai Allah sedangkan siang dan malam engkau melupakanNya?
Benarkah engkau mencintai Allah sedangkan engkau sering mengundang murkaNya?
Bagaimana engkau mencintai Allah sedangkan engkau sering melanggar perintahNya dan menjalankan laranganNya?
Bagaimana engkau mencintai Allah sedangkan surat cintaNya tak pernah engkau baca dan amalkan?
Bagaimana engkau mencintai Allah jika surat cintaNya dikumandangkan engkau mengabaikannya?

Bagaimana engkau mencintai Allah sedangkan kedatanganNya disepertigaan malam tidak pernah engkau sambut??
Dimanakah letak engkau mencintai Allah sedangkan engkau lebih suka bersenang-senang dalam kemaksiatan?
Dimanakah bukti bahwa engkau mencintai Allah wahai hamba yang mengaku cinta kepadaNya?
Apakah cintamu hanya dimulut saja??

"Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di bumi dalam keadaan kebingungan. Kawan-kawannya mengajaknya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam, dan agar mendirikan sholat serta bertakwa kepadaNya". Dan Dialah Tuhan yang kepadaNyalah kamu akan dihimpunkan” (Al-An’am : 71)

Wahai hamba yang mengaku mencintai Allah…
Apakah engkau terlena dalam kubangan maksiat dan acuh tak acuh pada seruan kebenaran?
Bagaimana bisa membangun iman?
Kapan bagunan iman akan ditegakkan??
Jika kamu membangun, yang lain menghancurkan…

Wahai hamba yang mengaku mencintai Allah…
Sudikah engkau menjadikan yang selain Allah sebagai Tuhan??
Bukankah Dia yang telah melimpahkan nikmat kepadamu?
Karena CintaNya lah kita diberi kebaikan…
Tetapi mengapa engkau membalas air susu nikmat dari Allah dengan air tuba maksiat??

Wahai hamba yang mengaku mencintai Allah…
Sudikah engkau menjadikan agama selain Islam sebagai pegangan?
Padahal islam lah agama yang fitrah dan diridhoi Allah
Sudikah engkau menjadikan orang lain selain nabi Muhammad sebagai pemberi petunjuk dan teladan?
Sedangkan dialah yang menangisi kita kepada Allah
Ya Allah… bagaimana umatku? Siapa yang akan mengurus mereka sepeninggalanku?
Ummati…ummati… ummati… diakhir hidupnya, yang diingatnya adalah kita…

Wahai hamba yang mengaku mencintai Allah…
Adakah engkau menangisi maksiatmu??
Atau engkau terus menikmati derai tawa dalam maksiatmu??
Adakah engkau memperdaya taubatmu??
Janganlah engkau merusak agamamu

Apakah bila nafas sudah sampai ditenggorokan dan menyesakkan dada baru engkau ingat semua yang telah engkau lakukan sia-sia?
Takkan ada gunanya lagi bila hal itu terjadi…
Buktikanlah wahai hamba yang mengaku cinta kepada Allah…
Buktikan kepada Allah bahwa engkau mencintaiNya…

Wahai hamba yang tersesat, segeralah kembali kejalan Allah…
Wahai yang terdampar ditengah perjalanan nafsu, pulanglah…
Korbankanlah nafsumu…
Korbankanlah nafsumu yang terlarang ke jalan yang diridhoi Allah

Perbaikilah dirimu sebelum terlambat…
Lepaskanlah butir air mata yang tertahan disertai gelora api penyesalan
Wahai yang punya hati, berbaliklah…
Hamparan sajadah dipenghujung malam merindukanmu…

(muhasabah buatku dan juga untukmu)

Kamis, 27 Oktober 2011

Ketika CINTA Mengalahkan Cinta



Kerisauan hadir dalam hati
Ketika aku harus mengambil sebuah keputusan dalam hidupku
Diantara dua cinta…
Tak sanggup aku merangkul keduanya
Dan ketika aku harus memilih
Maafkan aku yang harus melepaskanmu pergi

Andai engkau tau
Aku mengharapkan dirimulah yang menjadi pasangan hidupku
Namun aku atau dirimu tak bisa menjamin apa-apa
Karena bukan kitalah yang menuliskannya di Lauh Mahfuz sana…tapi Dia
DitanganNya lah tertulis takdir kita
Dialah sutradara yang menentukan jalan hidup hambaNya

Jodoh takkan lari jika kita ditakdirkan bersama
Itulah keyakinan dalam hidupku
Walaupun berpuluh calon qawwam mendekat dan ingin melamarku
Jika Dia berkehendak, maka dirimu akan tetap untukku

Seperti curahan air dilahan kering
Air merupakan rizki dariNya yang tak terhingga
Begitu juga jodoh menurutku
Aku harap engkaulah rizki terindah dalam hidupku
Seorang iman dan qawwam yang akan memimpinku menuju syurgaNya

Ya Allah
Engkau tau segala isi hatiku
Aku mencintainya karnaMu
Berat rasanya dikala ketetapanMu bertentangan dengan hati
Namun, kulakukan demi kecintaanku padaMu
Ku mohon padaMu ya Allah
Kuatkanlah imanku dan imannya
Dekatkanlah hatiku dan hatinya dijalanMu

Diantara dua cinta…
Cinta kepadamu dan kepadaNya
Maafkan diriku yang lebih memilih Dia
Karna Dia lah segalanya, Sang Pemilik Cinta dari segala cinta

Ketika CINTA mengalahkan cinta
Maka ku bersujud penuh kesyukuran
Karna Dia tlah memberi petunjuk
Kepada hati yang mendambakan cinta dan keridhoanNya

(love story A-Z_Ketika CINTA mengalahkan cinta)

KETIKA CINTA HARUS MEMILIH




Matahari begitu cerah setelah tadi malam diguyur hujan, namun tidak dengan hatiku. Oktober… bulan ini pun kembali menyapa. Bersyukur dan juga bersedih, atas semua yang telah terjadi.
~~~~~~~~~~~

Untuk pertama kalinya aku mengagumi orang yang belum ku kenal, belum pernah bicara dengannya, namun yang ku tau dia adalah seorang staff pegawai honorer disekolah tempat aku PL saat itu. Masih ku ingat ketika aku duduk sendirian dilobi sekolah, tiba-tiba dia lewat didepanku dan seketika mata ini memperhatikannya. Tenang dan mendamaikan hati, itulah yang kurasakan ketika melihat wajahnya. Seketika hati ini berkata “andai suamiku nanti seperti dia, ya Allah mungkinkah dia jodohku?”. Akupun sadar dan beristigfar “astagfirullah, apa yang kupikirkan ini?”, dan secepatnya kualihkan pandangan. Aneh.. memang aneh, entah kenapa hal itu bisa terpikirkan. Oktober…itulah awal aku mengagumi pancaran ketenangan dari dirinya.

Dua purnamapun berlalu, untuk pertama kalinya dia duduk didepanku, oh iya…namanya bang Farhan (pas kejadian ini aku baru tau sapa namanya, oopss…sory padahal awal masuk dah dikenalkan sapa namanya tapi aku lupa). Agak gugup…berkeringat…itulah yang kuperhatikan darinya saat dia mencoba menerangkan tugas yang diberikan sekolah untuk kami para guru PL. Hmmm, kata dia sih kepanasan… tapi tau ngak apakah yang terlintas dalam pikiranku saat itu?, dia mungkin gugup karna bicara dikelilingi oleh 4 orang wanita cantik (^_^) (eh iya…emangnya aku cantik?? Hmmm,,,ya anggap saja demikian). Hehehe…ada-ada aja yang aku pikirkan.

Beberapa hari kemudian, ketika selesai sholat di musholla sekolah, aku melihat dia dan teman-teman PL sedang asyik bicara. Ternyata dia membicarakan masalah kuliahnya (aku baru tau dia kuliah difakultas yang sama denganku tapi beda jurusan, semua teman dah tau kecuali aku, waduhh…kemana aja aku selama ini??). Kali ini aku beranikan diri bicara dengannya hanya sekedar mengetahui apakah ia kenal dengan sepupuku karna beberapa hari yang lalu, aku menemukan akun FBnya ketika melihat akun teman sesama PL dan dari infonya kebetulan sama sekolah MAN dengan sepupuku. (Kali inilah awal aku mengenalnya).

Awal tahun baru, aku dihadapi berbagai masalah pribadi, dalam keadaan bingung ngak tau lagi mau curhat dengan siapa (biasanya curhat dengan sepupu tapi dia lagi sibuk), bang Farhan hadir bagaikan sahabat yang mau menampung segala masalah dan curhatku. Dalam keadaan bingung, dia OL di FB dan entah kenapa aku mau curhat dengannya, padahal biasanya aku tak mau curhat dengan orang yang baru ku kenal (baru dua minggu yang lalu) dan apalagi dia lawan jenis (baru kali ini aku curhat dengan lawan jenis yang ngak ada hubungan keluarga denganku).
Setelah mengenalnya sebulan lebih, hal aneh slalu saja terjadi. Aku bingung mengapa semua orang menganggap aku pacaran dengannya? Salahkah aku yang sering chat dengannya? Padahal dia sekali-sekali OL tapi pas dia OL ternyata aku juga OL, makanya teman-teman menganggap kami janjian (huff.. capek dech). Bahkan teman sesama PL memperkenalkan aku dengan temannya (sama kuliah dengan bang Farhan) bahwa aku ini calonnya. Haa?? Calon??...calon apaan ya?? duh tambah ribet aja nih. Dan peristiwa yang paling parah ketika bang Farhan datang kerumah karena ada keperluan sekolah, ketika dia sudah pulang, ibuku bertanya “Hana, itu calon menantu ibu?” Deg..perkataan ibu benar-benar membuatku terkejut, kemudian aku jelaskan bahwa kami hanya berteman dan dia juga teman sepupuku. Tapi apa kata ibu “kan bagus tu sudah ada yang kenal dia, tamatan sekolah agama juga, bisa jadi calon ustadz paling ngak dah tau soal agama, sekarang bisa saja temanan tapi sapa tau esok?” aku hanya bisa diam dan tersenyum dengar perkataan ibuku. Dan taukah hal bodoh apakah yang aku lakukan? Aku malah menceritakan hal ini padanya. Hahaha… ntah aku terlalu lugu, polos atau memang bodoh. Huff… aku bingung dengan semua kejadian2 akhir2 ini, dan aku semakin bingung dengan pertanyaan temanku yang menanyakan perasaanku padanya, aku benar2 ngak tau apa yang aku rasakan.

Dua bulan kemudian, walau aku ngak PL lagi disekolah tersebut tapi sekali2 aku mampir kesana untuk bertemu dengan murid2ku dulu. Hari ini aku dan temanku datang kesekolah, ketika aku pulang, aku melihatnya sholat sendirian dari depan (karena dinding musholla hancur jd yang sholat bisa tampak dari depan). Tiba2 aku merasakan hal aneh, hatiku begitu merasakan ketenangan melihatnya, badanku seketika mendingin dan jantungku berdesir berdetak cepat, tak bisa aku gambarkan apa yang kurasakan saat itu. Baru kali ini aku menyadari kalau aku menyukainya. Aku merindukan suasana ini , merindukan seseorang yang dapat menggetarkan hatiku karna agamanya.
Seiring berjalannya waktu, kami semakin dekat karna ada salah seorang muridku dulu yang bermasalah, sedangkan aku ngak bisa membantu karna sudah keluar dari sekolah makanya aku sering meminta bantuan untuk menolong anak muridku itu padanya. Ada apa ini, ada apa dengan hatiku?? perasaanku padanya semakin kuat. Cinta ini semakin lama semakin sulit ku pendam dan tak biasanya aku sampai larut seperti ini.
*******************************************************

Saat jandela hatiku tlah t'buka...
Ku temukan sesuatu yang berbeda dari diriku...
Ku tak mengerti tentang perasaanku
Setiap ku melihatnya hatiku begitu damai…
Setiap melihatnya melakukan ibadah, perasaan ini semakin susah tukku hindari

Bagiku ia yang terbaek,,
Ku suka kekurangan dan kelebihannya...
Ku suka semua tentangnya..
Jika bersamanya rasanya tak ingin kulewati walau sedikit pun
Tak terasa waktuku pun habis memikirkannya...

Namun,,
Apa ia tau seberapa besar rasa ini???
Ku sayanginya,,,
Ku mencintainya,,
Dari relung hatiku yang terdalam...

Salahkah aku mencintainya??
Apakah rasa ini akan selalu ada??
Mungkinkah perasaan ku akan di balas dengan senyuman??
Aku pun tak tahu
Hanya waktu yang bisa menjawabnya
Tak pernah kusesali mencintainya..
Ku berikan semua ekspresiku ini hanya untuknya...

Ya Rabb….
Apakah ia merasakan apa yang aq rasakan...
Perasaan ini sulit aq pendam...
semakin lama aq mengenalnya...
semakin susah aq melupakannya...

Ya Rabb....
Ku ingin tau isi hatinya
Karna ku merasakan ia memendam sesuatu padaku
Ku tak ingin terlalu larut dlm perasaanku ini

Ya Allah…..
Di setiap tahajutku selalu ku selipkan namanya pada-Mu
Ku meminta agar Engkau selalu menjaganya dan berikan kebaikan untuk dirinya…
Jika ia tercipta unk ku dan menjadi milikku….
Satukanlah hati kami, buatlah kami semakin dekat ….
Tapi jika ia bukan untukku….
Maka hilangkanlah secepatnya rasa ini dari hatiku…
Buatlah kami semakin jauh….

Ya Allah..
Apakah ia kan menjadi imamku di suatu saat hari nanti???
Hanya pada-Mu aq meminta….
Kupaasrahkan semuanya kepada-Mu

************

Beberapa bulan pun berganti, entah kenapa sebuah keberanian datang ketika chat, aku putuskan untuk menanyakan sesuatu padanya (aku bilang padanya ini pertanyaan pertama dan terakhir), tentang sikap dia selama ini padaku, tentang semua perhatian dan kebaikannya yang agak berbeda kepadaku, aku tak ingin menyalah artikan maksud kebaikannya dan tak ingin larut dalam perasaan cinta ini. Aku bersyukur atas jawaban yang dia berikan, dia menyatakan sikapnya dengan yang lain sama aja, dan kami membahas masalah pacaran zaman sekarang, dia tak ingin pacaran. Bagiku jawaban ini sudah cukup untuk menenangkan hatiku agar aku tak larut lagi dengan perasaanku dan aku juga bisa semakin mantap mengatakan pada teman2 kalau kami tidak ada hubungan apa2. Namun keesokan harinya, dia sms yang intinya salahkah kedekatannya selama ini karena adanya perasaan sayang kepadaku? dan bertanya bagaimana pendapatku. Deg…aku bingung,, Lama waktu yang kubutuhkan untuk menjawab smsnya, setengah hari kucoba berpikir dan memutuskan mengatakan “ apa yang bang rasakan kepadaku itu juga yang aku rasakan, namun bisakah kita bersikap seperti biasa sebelum chat dan sms hari ini”. Akhirnya kami sepakati hal tersebut, bersikap biasa dan menjaga hati.

Namun, semakin lama rasa cinta itu semakin sulit untuk dibendung dan akhirnya kata2 cinta pun terucapkan, bermula ketika aku ulang tahun, aku sms dirinya hanya untuk sekedar meminta nasehat atau do’a dihari yang bahagia ini, dan taukah balasan akhir smsnya, Dinda tersayang yang Bang sayang karna Allah. Deg…aku terkejut dan membalas “ya ampun bang, aku terkejut dengarnya, tapi maaf bang sekarang belum saatnya ” . Namun, apa yang sebenarnya terjadi dengan hatiku? Badanku mendingin, darah terasa berhenti mengalir dan jantungku berdetak cepat, ahh…aku merasa tersanjung. Dan ketika chat beberapa hari kemudian dia memintaku untuk mengucapkan aku sayang padanya, awalnya aku bingung, namun akhirnya ku ucapkan. Dalam benakku aku hanya berpikir, mungkin hanya mengucapkan sebuah perasaan lewat tulisan tidak masalah.

Seiring berjalannya waktu, bulan pun berganti, aku merasakan dia semakin menjauh, perasaanku tak karuan. Dan ketika aku menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, dia menyakinkanku bahwa hubungan kita akan baik2 saja dan pernah mengatakan izinkan bang untuk kembali kepadaNya. Namun perasaan itu semakin lama tidak tenang, apalagi setelah mimpiku semalam yang membuatku takut. Ini bukan mimpiku yang pertama tentangnya namun ini mimpi yang keempat kalinya dan mimpi inipun berbeda. Pernah dahulu aku bermimpi dia tersenyum melihatku ketika bertemu disebuah lorong ruangan, dan anehnya mimpi itu benar-benar terjadi, kami berpapasan di samping bangunan kampus fakultas, aku dan dia bertemu hingga membuatku grogi ketika menatap mata dan senyumnya dan seketika aku ingat dgn mimpi itu dan ingat semalam aku sangat merindukannya, aku langsung ngacir tanpa bicara padanya, yang akhirnya aku minta maaf atas sikapku dengan sebuah alasan yang dibuat-buat.

Dan pernah juga aku bermimpi dia tersenyum ketika bertemu diatas mobil, ahhh…ternyata benar mimpi itu jadi kenyataan, kami berada disatu angkot karena hendak pergi walimahan ketempat teman. Aku grogi, tak sanggup ku menatap wajahnya yang ada didepanku, dan aku cemburu melihat keakrabannya dengan teman-temanku yang lain (kebetulan teman2 ngak ada yang tau tentang hubungan kami). Dan sekarang…mimpi ini sangat berbeda, danku takut hal ini terjadi sama seperti mimpi2 sebelumnya yang jadi kenyataan. Aku bermimpi dia dalam keadaan tak seperti biasanya, pakaian urak-urakan, wajah lusuh, tak ada sedikitpun senyuman dan yang parahnya aku melihat dirinya merokok, aku takut ini terjadi, karna ku tau ini bukan sifat dan sikapnya.

Kegelisahan semakin menjadi, aku merasa ini ada hubungannya dengan hubungan kami dan entah kenapa hati kecilku slalu berkata bahwa hubungan ini akan segera berakhir. Sebelum semuanya terjadi, ku siapkan hati untuk menerima apa yang akan terjadi nanti (tapi kenyataannya hatiku tetap hancur) dan aku pun sudah membuat satu akun FB untuknya. Ku pun membuat kalau aku berpacaran dengan akun baru tersebut, aku katakan padanya lewat pesan bahwa akun itu aku buat hanya sekedar main-main saja. Namun apa sebenarnya terjadi , dia tidak tau. Kulakukan semua ini hanya untuk menyelamatkan namanya suatu hari nanti. Padahal beberapa orang dahulu pernah mendekatiku namun aku katakan tidak ingin pacaran, tapi sekarang apa yang aku lakukan?? ku biarkan namaku tercoreng dihadapan teman2 yang lain. aku merasa hubungan ini akan berakhir dan jika suatu hari nanti aku kesal padanya, teman-teman ngak bakalan tau hubungan kita, yang mereka tau aku pacaran dengan akun yang mereka tidak kenal.

Akhirnya aku ngak sanggup lagi menahan kegelisahan ini, ku pun mengirim sms padanya, menanyakan bagaimana sebenarnya perasaannya padaku. Sakit…perih…mengapa baru sekarang dia mengatakan apa yang sebenarnya dirasakannya. “maafkan abang yang tidak bisa mencintai seperti kamu mencintai abang, perasaan pertama mengenalmu sekarang mulai berkurang, bang dah coba introspeksi diri namun kecemasan yang terjadi, jangan tanya kenapa karna bang ngak tau apa yang sebenarnya terjadi, sebelum kamu jauh terluka izinkan abang menjauh namun tetap tidak ada niat tuk merusak hubungan ini”. Ingin ku berteriak mengeluarkan perasaan sakit ini, kenapa dia baru sekarang jujur kenapa tidak dari dulu, dan apa sebenarnya terjadi? Kenapa tidak ada alasan yang pasti, kenapa dia ingin menjauh tapi tak ingin merusak hubungan ini. Ingin aku membencinya tetapi ku tak bisa.
***********
Jika seseorang mencintaiku
Maka kan kubalas dengan ketulusan cinta sepanjang masa
Namun ketika dia mulai menjauh
Sementara cintaku terus bersemi
Kupanjatkan doa kepada Illahi
Agar memberi petunjuk yang menerangi

Dalam kelapangan dada ini
Sesukamu engkau boleh tinggal
Karena itulah arti tertinggi
Bagi ketulusan hati yang mencintai

Sekalipun wajahku tak dapat menatapmu lagi
Namun cinta dan ukhuwah tak akan pernah sirna
Aku takkan berhenti memujimu dari kejauhan
Bersama untaian doa
Jiwaku akan selalu merindukanmu
Bersua bersama penuh ketulusan dan cinta

Ketika orang yang mengasihimu ini
Mencium semerbak aroma kerinduan
Kedua mata tergerak mengalirkan bulir-bulir cinta
Dikedalaman terdengar lantunan ayat-ayat cinta yang tersembunyi dalam hati

Ketika ku hantar dirimu kegerbang perpisahan
Kulepas engkau dengan lambaian
Seakan jiwaku sedang melepaskan seluruh kebahagiaan diri
Tak sanggup ku menatap kepergianmu
Karena tatapan hanya menambah pilu
Dulu, sebulan bagai sehari
Namun kini, sehari bagai bulan-bulan yang tak henti

Ketika kita berpisah
Antara aku dan engkau
Biarlah kata sabar yang menghiasi ucapan perpisahan
Dari orang yang memendam rindu kepadamu
Menyesal atas semua yang telah berlalu
Karena tiada bekal untuk perjalanan abadi

Pada Allah aku hanya bisa memohon
Semoga dosa kita diampuni
Atas kekhilafan yang telah terjadi
Tanpa disadari kita tlah bermaksiat dariNya

Dengan ikhlas kulepaskan engkau pergi
Untuk menjalani hidup yang diridhoi
Dan kini ku serahkan cinta dan rinduku kepada pemilik hati ini
Semoga Allah memberikan yang terbaik buat kita

**********
Beberapa hari setelah dia memutuskan menjauh dariku, aku bermimpi lagi, dia bermenung, tampang kuyu dan sedih dan ketika aku menyapanya , air matanya menetes. Aku terbangun, bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, bukankah ini yang dia inginkan, menjauh dariku namun kenapa dia bersedih??. Beberapa hari kemudian akupun bermimpi dia meninggal, aku terkejut, takut dan air mata sudah mengalir, ternyata aku hanya mimpi. Ku buat pesan ke inboks FBnya menanyakan bagaimana kabarnya, karna aku tak ingin bertanya langsung. Hati ini tak tenang ingin mengetahui bagaimana kabarnya, aku beli sebuah kartu kemudian aku menelponnya. Mendengar suara “assalamu’alaikum” dari sana perasaan jadi lega, ku langsung mematikan telp tanpa bicara sepatah katapun.

Setelah seminggu menjauhnya dia dariku, sepupuku sedang bermasalah dengan kisah cintanya, dan dari kisah cintanya itu membuat aku berpikir bagaimanapun caranya kita memperjuangkan kisah cinta, namun semuanya berada di tangan Allah, kemudian pertanyaan2 timbul dalam benakku salahkah hubungan aku dengan dia? Salahkah atas perasaan cintaku ini? Aku memang merasa adanya kesalahan dalam hubungan ini, tapi dari segi mana? Yang ku tau selama ini, yang namanya pacaran adalah mereka yang sering pergi berduaan, duduk berdekatan, berpegangan tangan, bermesra-mesraan didepan umum. Tapi aku tidak melakukan hal tersebut, selama ini hubungan kami hanya sebatas komunikasi, kami tidak pernah duduk berdekatan, kami tidak pernah bersentuhan kulit, bahkan sejak aku mengenalnya ketika teman-teman sibuk bersalaman dengannya waktu perpisahan, aku malah cuek, malas bersalaman dengannya maupun dengan teman cowok lainnya. Lantas apa yang sebenarnya salah dalam hubunganku dengannya?? Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Dan setiap tahajud aku memohon diberikan petunjuk.

Beberapa minggu kemudian, aku teringat dengan akunku yang lain yang sudah lama tak dibuka, sebuah catatan teman menarik hatiku yang membahas mengenai khalwat, astagfirullah…ternyata selama ini hubungan kami telah dikategorikan dalam pacaran, walaupun selama ini kami menjalin hubungan lewat sms, telp dan chat walaupun kami tidak setiap hari komunikasi namun hubungan ini tetap dinamakan pacaran karena sudah mengumbar kata cinta dan komunikasi yang kami lakukan tetap dinamakan berkhalwat karena esensi khalwat ialah adanya kebebasan dalam berduaan baik secara langsung bertemu maupun secara tidak langsung (komunikasi).

Ku mengingat kembali apa yang telah terjadi selama ini, teringat akan perkataan dia yang ingin kembali padaNya, teringat dengan sms terakhir “bang berusaha introspeksi diri namun yang ada malah keresahan yang ia rasakan” dan teringat mimpi dia meminta maaf atas kekhilafan yang telah terjadi . Teringat akan doa-doaku selama ini pada Allah yang memohon agar dijaga hati ini dan dijaga hubungan kami agar tidak melampoi batas. Ya Allah… inikah jawaban yang aku cari selama ini, ternyata Engkau ingin menjaga hatiku dan hubungan kami agar tidak melampoi batas lagi, dengan masalah ini membuatku sadar, ternyata selama ini aku bermaksiat kepadaMu. Aku berusaha dekat denganMu namun aku juga tlah bermaksiat dariMu. Dan sebuah hadits membuatku berderaian air mata dan memohon ampunan kepadaNya. “Hai anak adam, kamu tidak adil kepadaKu, aku mengasihimu dengan kenikmatan-kenikmatan tetapi kamu membenciKu dengan berbuat maksiat. Kebajikan Ku turunkan kepadaMu dan kejahatanmu naik kepadaKu. Selamanya malaikat yang mulia datang melapor tentang kamu tiap siang dan malam dengan amal-amalmu yang buruk (Arrafi dan Arrabi’i).

Namun kebingungan terjadi pada diriku, aku dihadapkan dalam dua pilihan yang sangat sulit untuk kupilih, aku mencintai Allah tapi aku tak sanggup untuk berpisah dari orang yang aku cintai. Sanggupkah aku menahan perasaan cinta dan rindu yang mendera jika berpisah?, sanggupkah aku mengorbankan semua harapanku? Bolehkah aku menunggunya?. Hanya sebuah do’a yang dapat kupanjatkan, Ya Allah jika melepaskannya adalah pilihan terbaik maka bantulah aku untuk memudahkan urusan ini dan tenangkanlah hatiku menerima ketetapan dariMu.
Semakin hari aku semakin yakin bahwa hubungan ini harus diakhiri, apa gunanya menjauh namun hubungan yang tidak seharusnya ini tetap berjalan, dan kenapa aku harus menunggu padahal semuanya Allah yang akan mengaturnya, namun aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Mencari dan terus mencari sebuah kebenaran dan berpikir apa yang harus ku lakukan dan katakana, akhirnya sebuah keputusan kutekadkan.

Oktober… bulan dimana aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Dengan sebuah pesan di inboks FB yang mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas keputusannya yang ingin menjauh telah menyadarkanku dan terima kasih karna selama ini telah memberiku sedikit pengetahuan agama dan memohon maaf atas kekhilafanku yang telah membawanya kedalam lembah kehinaan. Mengenai harapan kita untuk membina rumah tangga yang entah kapan akan terwujud biarlah Allah yang menentukan semuanya, apakah yang akan menjadi jodohku nanti adalah dia atau orang lain, biarlah Allah yang mengatur semuanya, sekarang aku ingin kembali kepada prinsipku dahulu takkan pacaran dan akan menjaga hati ini. Sebuah smspun ku kirimkan memberitahukan bahwa aku membuat pesan ke inboks FBnya dan mengatakan ini adalah pesan dan sms terakhir dariku dan terima kasih telah memberikan kenangan serta kesadaran. Sms ku pun langsung dibalas, tanpa dia membaca pesan FBku terlebih dahulu, dia meminta maaf atas kekhilafan yang telah terjadi selama ini. Akupun langsung menangis… Ya Allah mimpi itu benar adanya. Beberapa hari kemudian akupun bermimpi dia datang menemuiku dengan tersenyum dan terima kasih atas keputusanku kemudian kami pun berpisah.

Oktober…dimana awal aku mengaguminya dan oktober dimana hubungan kami berakhir, memang tidak akan gampang melupakan semuanya yang telah terjalin selama 5 bulan (astagfirullah…5 bulan lamanya aku bermaksiat dariMu ya Allah), dan tak gampang melawan perasaan rindu dan cinta, namun aku yakin Allah akan membantuku menjaga hati ini. Dan satu hal yang akan kuingat nasehat darinya “tetaplah semangat dalam segala hal, sertai Allah dalam setiap langkahmu”.
Ya Allah terimakasih atas hidayah dariMu…walau ku tak mendengar langsung alasan darinya namun ku yakin semua hal yang terlintas dalam hidupku adalah petunjuk dariMu. Ya Allah… kini ku serahkan cintaku kepadaMu.
******************
Sejuta tanya terhampar dalam kepalaku
Mengagumi indahnya skenario Tuhan
Dalam tafakkur aku bertanya padaNya
Segala kenikmatan ada disekitarku
Begitu banyak tawa dan bahagia untukku
Kapankah aku menyempurnakan ibadahku untukmu ya Robb

Bodoh melesat dalam otakku
Setan mengepungku tiada henti
Mengajak mata ini untuk melirik
Membujuk hati ini untuk kagum
Memaksa pikiran ini untuk berkhayal

Hinanya aku melakukan itu
Tertunduk malu akan akhlaqku
Menangisi aqidahku yang ternoda
Zikirku, lantunan cintaku padaNya

Apakah aku benar-benar tahu apa itu cinta
Seakan meniti jalan menuju mentari diujung jalan
Keyakinan itu harusnya tetap teguh tak tergoyahkan
Tuhanku pasti akan menjawab pertanyaanku

Apapun yang terbaik untukku
Imam dalam hidupku
Allahlah sang pembolak-balik hati
Dialah Robbku yang agung penetap hati

Jika Allah menetapkan ceritanya akan berbeda
Engkaulah yang menentukan segalanya
KetetapanMu adalah RidhoMu
Ikhlasku menjalaninya

^^^^^^^^^^^
Maaf ceritanya terlalu panjang, semoga bermanfaat dan dapat mengambil hikmah dari cerita ini, karena betapa banyaknya diantara kita yang merasa bahwa hubungan kita baik2 saja dan menganggap hubungan itu diridhoi Allah, tapi ternyata kita tlah bermaksiat dariNya.
 

Selasa, 25 Oktober 2011

~~~ JANJI YANG TERABAIKAN ~~~



Ya Allah
Dalam KalamMu Engkau berfirman
“innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau'budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii”
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (Thaahaa : 14)
“wamaa umiruu illaa liya'buduu allaaha mukhlishiina lahu alddiina hunafaa-a wayuqiimuu shshalaata”
“ Mereka hanya diperintahkan menyembah Allah dengan ikhlas mentaatiNya semata-mata karena menjalankan agama dan supaya mereka mendirikan shalat” ( Al-Bayyinah: 5)

Dan dalam sholatku aku berucap
” inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbi al'aalamiina”
“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam” (Al-An’am : 162)
Namun apa yang terjadi??
Hamba begitu sering mengingkari janji
Kata-kata tersebut hanyalah sebuah kalimat yang slalu terucapkan
Namun belum seutuhnya terbuktikan

Setiap saat hamba slalu berkata bahwa hamba mencintaiMu
Namun, apakah hamba benar-benar tlah mencintaiMu?
Apakah hamba sudah benar menjalani perintahMu?
Sudahkah hamba ikhlas melakukan semua itu karnaMu?
Apakah hamba lebih mendahulukanMu daripada yang lain??
Apakah yang kulakukan selama ini aku anggap sebagai kewajiban semata?

Ku tertegun ketika membaca dalam Al-Qur’an Engkau berfirman
“aqimi alshshalaata liduluuki alsysyamsi ilaa ghasaqi allayli waqur-aana alfajri inna qur-aana alfajri kaana masyhuudaan”
“Laksanakanlah sholat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan laksanakan pula sholat subuh. Sungguh sholat subuh itu disaksikan oleh malaikat” (Al-Isra’ : 78)
Dan perasaan takut dan gelisah pun muncul ketika membaca firmanMu
“fawaylun lilmushalliina, alladziina hum 'an shalaatihim saahuuna”
“ Maka celakalah orang-orang yang sholat yaitu orang-orang yang lalai terhadap sholatnya” ( Al Ma’uun: 4-5)

Ya Rabbi…
Aku tersungkur menangis dihadapanMu
Betapa banyak dosa yang hamba lakukan
Karna begitu lemahnya aku
Yang belum mampu menepati janji dan memikul amanah dariMu
Begitu seringnya hamba melalaikan panggilanMu
Ketika seruan adzan memanggilku
Mengajak untuk menghadap kepadaMu
Namun apa yang kulakukan?
Aku mengabaikan panggilanMu
Aku masih larut dalam urusanku
Aku sering mengundur-undur waktu untuk bertemu denganMu
Kadang ku tutup telingaku, ku terus pulas dalam tidurku

Ya Allah
Tangisanku semakin menjadi ketika mengetahui ungkapan hatiMu
“ Hai anak Adam, Aku menyuruhmu tetapi kamu berpaling, dan Aku melarangmu tetapi kamu mengindahkan, dan Aku menutupi (kesalahan-kesalahan)mu tetapi kamu tambah berani, dan Aku membiarkanmu dan kamu tidak mempedulikan Aku”.
“Wahai orang yang esok hari bila diseru oleh manusia akan menyambutnya, dan bila diseru oleh Yang Maha Besar ( Allah) dia berpaling dan mengesampingkan, ketahuilah apabila kamu minta Aku memberimu. Jika kamu berdoa kepadaKu Aku kabulkan, dan apabila kamu sakit Aku sembuhkan, dan jika kamu berserah diri Aku memberimu rezki, dan jika kamu mendatangiKu Aku menerima, dan bila kamu bertaubat Aku ampuni (dosa-dosa)mu, dan Aku Maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih” ( HR Attirmidzi dan Al Hakim)

Ya Rabbi
Air mataku berderai dihadapanMu
Memohon ampunanMu
Betapa hamba sangat malu kepadaMu
Atas segala dosa-dosa yang telah hamba lakukan
Bantulah hamba untuk selalu merindukan berjumpa denganMu
Tegurlah hamba dikala melalaikan panggilanMu
Hanya PadaMu hamba berserah diri

Ya Allah
Ku kan berusaha menjadikan sholat sebagai kebutuhanku
Ku kan berusaha menjalankan perintahMu sesuai dengan firmanMu
“haafizhuu 'alaa alshshalawaati waalshshalaati alwusthaa waquumuu lillaahi qaanitiina”
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu' ( Al-Baqarah: 238)
fa-idzaa qadhaytumu alshshalaata faudzkuruu allaaha qiyaaman waqu'uudan wa'alaa junuubikum fa-idzaa ithma/nantum fa-aqiimuu alshshalaata inna alshshalaata kaanat 'alaa almu/miniina kitaaban mawquutaan
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” ( An Nisa: 103)

Ya Rabbi…Semoga rahmat, hidayah, dan keampunan dariMu selalu menyertaiku… aamiin.

“ innahaa lakabiiratun illaa 'alaa alkhaasyi'iina”
“sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`(Al-Baqarah : 45)

(My Diary_Muhasabahku_Janji Yang Terabaikan)

Sabtu, 15 Oktober 2011

JANGAN TAKUT MENIKAH



Ketika mendengar kabar dari sahabatku
Ketakutan mendera dalam hati
Apakah kebanyakan pasangan seperti itu?
Habis manis sempah dibuang

Dahulu dia mengumbar cinta
Dahulu dia mengucap janji
Namun setelah membuahkan hasil
Diapun bermain mata dengan yang lain
Pertengkaran dan kekerasan pun terjadi

Apakah itu cinta baginya?
Apa itu makna pernikahan baginya?
Begitu mudahkah perasaan itu berubah?
Begitu mahalkah kesetiaan, hingga susah didapati?

Ketakutan mendera dalam hati
Akankah nasibku nanti akan seperti itu?
Dilupakan karna ada yang lebih baik
Aku takut bila itu menimpa diri

Begitu susahkah mencari pasangan yang setia?
Begitu langkakah pasangan yang baik hati?
Apakah pasangan yang sholeh terlalu jauh disebrang sana?
Kalaupun ada tentulah dia mencari yang terbaik
Tidak seperti diriku yang biasa saja
Bahkan mungkin tak ada yang bisa dibanggakan
Ketakutan pun semakin mendera dalam hati

(My diary_101011_ketakutan mendera dlm hati)

********************
Begitu banyak factor-faktor yang menyebabkan seseorang takut untuk menikah, takut untuk berkomitmen, takut akan sebuah tanggung jawab yang berat, takut nanti akan hidup kekurangan, takut tidak cocok, takut bila nanti akan terjadi pertengkaran dan kekerasan serta banyak ketakutan-ketakutan lainnya.

Sangat dipahami bila muncul ketakutan-ketakutan untuk menikah yang sebenarnya kita sendiri belum melangkah kesana. Hal ini terlalu banyak contoh negatif yang kurang memberikan kesempatan bagi kita untuk dapat membayangkan banyak hal yang lebih baik. Namun jangan khawatir, Allah senantiasa memberikan kesempatan bagi kita untuk memilih, lengkap dengan resiko-resikonya. Jadi bukanlah harga mati bahwa kehidupan kita selanjutnya adalah serupa dengan saudara, teman, sahabat ataupun orang lain disekitar kita. Kita diberi kekuatan, mulai dari kekuatan hati, lisan dan tindakan untuk merencang hidup. Dengan bantuan Allah, kita memiliki modal untuk mencapai hidup yang lebih baik. Modalnya sudah punya, tapi kita masih perlu keterampilan untuk mengelola dengan baik agar benar-benar beruntung dunia akhirat. Beberapa hal yang perlu dipahami:

1. Berwawasan
Wawasan yang luas terutama mengenai berbagai macam bentuk kehidupan pernikahan selain yang dicontohkan oleh orang sekitar perlu dimiliki, terutama gambaran kehidupan yang islami. Sehingga kita dapat melihat secara proposional dan adil terhadap pilihan hidup yang terpampang didepan mata. Bukan hanya terpampang, namun kitalah yang memiliki daya untuk merancang dan meraihnya. Cukup banyak contoh pernikahan yang sehat dan bahagia yang bisa kita ambil pelajaran dan menumbuhkan harapan. Memandang kehidupan pernikahan secara realistis, jauh lebih sehat dibandingkan memandangnya secara idealis. Hal ini akan membuat kita lebih siap menerima suka dan terutama dukanya, karena dengan begitulah kita tumbuh semakin matang.

2. Harapan
Kita perlu pandai-pandai mengelola harapan. Harapan yang terlalu tinggi terhadap pasangan yang akan menjadi pendamping dalam perkawinan, membuat kita sering kecewa. Kita cendrung tertekan dan menekan manakala menemui hal-hal yang mengecewakan dari pasangan dan pernikahan secara keseluruhan. Bila sudah begini, kita kehabisan energi untuk bersikap menyenangkan, pasangan akan kecewa, dan kejadian ini berputar-putar sehingga kehidupan pernikahan menjadi tidak sehat. Karena itu, bertawakal pada Allah, insyaallah membuat kita lebih lapang hati menerima kekurangan pasangan.

3. Usaha
Berusaha keraslah untuk memiliki pikiran posotif mengenai pernikahan. Yakinlah untk memiliki pernikahan yang berkah dan menyenangkan. Bila kita senantiasa membayangkannya dan berusaha mewujudkannya, insyaallah kita akan mendapatkannya. Hal ini tentunya perlu didukung perasaan ikhlas terhadap kehidupan yang diberikan Allah kepada kita. Bila tidak begitu, kita cendrung mencapainya dengan ketergesa-gesaan dan kurang sabar.

4. Doa
Doa senjata kita yang utama. Kita harus meminta pertolongan hanya pada Allah dan yakin bahwa Dia benar-benar memperhatikan kita. Sangat banyak sekali yang kita minta, mulai dari menjaga pikiran agar tetap jernih dan positif, menjaga hati agar tetap tenang, membantu diri kita untuk kuat mengatasi kesulitan, membulatkan tekad untuk bertindap dan meminta kemudahan-kemudahan lainnya. Bila kita hanya meminta kepada Allah untuk mendapatkan pernikahan yang berkah, dari Allah lah datangnya pernikahan yang berkah itu. Namun perlu diingat, bila Allah sayang pada kita, Dia akan memberikan ujian-ujianNya pada kita, sehingga tidak ada alasan untuk berduka saat mendapatkan kesulitan, karena begitulah Allah menginginkan kita menjadi lebih baik. Bila segala sesuatunya Lillah (dimulai dengan niat karena Allah), Billah (dikerjakan sesuai dengan syariat Allah), dan Ilallah (bertawakal pada hasil yang ditentukan Allah), Maka tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Sebab, Allah lah yang menciptakan dan mengurus diri kita.

Ya Allah…
Hanya kepadaMu lah aku berserah diri
Dari rasa takut yang menyelimuti hati
Dari rasa gundah yang mengganggu jiwa ini
Teguhkanlah diri ini
Untuk melangkah menggapai ridhoMu
Dalam menyempurnakan separoh dienku
Ya Rabbi…
Pertemukanlah hamba
Jodoh yang terbaik menurutMu
Yang hatinya terpaut padaMu
Yang dapat mencintaku karnaMu
Yang dapat membawaku menuju syurgaMu
Ya Allah berkahilah bahtera kehidupan rumah tanggaku yang berpondasikan cinta kepadaMu, karnaMu dan hanya untukMu.
Aamiin…Ya Rabbal’alaamiin…

Semoga kita berhasil untuk mendapatkan kekuatan dalam mengambil keputusan yang tepat dan menikah karena Allah.

Jumat, 07 Oktober 2011

Cinta Sebelum n Sesudah Nikah


Cinta Sebelum n Sesudah Nikah




CINTA SEBELUM NIKAH

Awalnya begitu bahagia
Bunga-bunga asmara bermekaran
Bagaikan siang yang cerah dan malam yang dihiasi bintang
Namun, setelah dilalui semuanya
Keresahan yang didapatkan

Hatiku tak bisa tenang
Wajahmu selalu membayangi pikiranku
Namamu selalu terlintas dihatiku
Batinku tersiksa,,,,
Apakah engkau akan menjadi angan-angan atau impianku semata??
Sedangkan aku tak pernah tau, apakah aku ada dihatimu??
Apakah engkau akan menjadi jodohku??

Cinta yang penuh kegundahan, kegelisahan dan kerinduan dalam hati
Terkadang hati merasa takut kehilangan dan dikecewakan
Padahal aku tau engkau bukan milikku
Bisa saja menjadi milik orang lain
Karena engkau belum halal bagiku

Cinta sebelum nikah
Cinta itu bisa membutakan, ya...membutakan hati
Cinta yang penuh dengan nafsu bergelora
Cinta tanpa komitmen yang jelas
Cinta yang belum selayaknya diungkapkan

Cinta sebelum nikah
Cinta yang merupakan cobaan
Dimana orang-orang banyak jatuh kedalam linangan dosa karnanya
Hanya orang-orang yang menyerahkan cintanya kepada Allah-lah yang mampu bertahan, agar tidak tergoda dengan cinta yang menyesatkan...
Oleh karena itu, jagalah hatimu buat dia yang telah dituliskan Allah di Lauh Mahfuzh sana...

Bersabarlah dalam penantian...
Bersabarlah...bersabarlah diantara sujud panjangmu
Bersabarlah diantara harap dan do'amu padaNya
Bersabarlah terus...diantara dua lelehan air matamu karena berharap yang terbaik dariNya
Sungguh itu lebih baik bagimu dan yang lebih Allah ridhai dari pada selainnya
Walaupun sulit, terasa berat, tidak tahan menunggu kepastian,
Namun tetaplah sabar dalam penantianmu.
Karena sesungguhnya Allah mengetahui apa yang terbaik untukmu.

(keep smile & istiqamah, bersabarlah dan jaga hatimu ^_^)

CINTA SETELAH NIKAH

Cinta yang ingin dirasakan
Cinta yang begitu dirindukan
Dimana semua orang sangat menunggu saat itu tiba
Semua berharap segera dapat berjumpa

Cinta setelah nikah
Dimana keberkahan dari Allah
Tercurah kepada sepasang manusia yang telah halal baginya
Cinta yang diridhoi, penuh keampunan serta kasih sayang Allah

Cinta setelah nikah merupakan perjuangan
Hujan badai dan gelombang kehidupan datang silih berganti
Jadikanlah perbedaan bukan sebagai jarak yang memisahkan
Melainkan untuk saling melengkapi
Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda
Tak ada manusia yang sempurna
Karena kesempurnaan hanya milik Allah semata

Jangan biarkan cinta itu redup, kemudian mati
Tumbuhkan cinta itu karna Allah
Saat engkau tergores luka dan kecewa
Tulislah dihamparan pasir
Agar sirna ditelan ombak kecintaan karnaNya

Saat kebahaagiaan menghiasi
Maka ukirlah dibatu karang
Karna bila badai ombak kehidupan menerjang
Ia akan kokoh dalam naungan cintaNya

Maka...
Bila segala cobaan datang menghampiri
Bila badai ombak kehidupan menerjang
Kita selesaikan dengan cinta, sayangku...
Karna aku mencintaimu karna Allah...
(uppss...kata2 yg hanya boleh diucapkan untuk dia yang telah halal bagimu ^_^)
 

Jumat, 30 September 2011

Pencarian Sekeping Hati

~~~~~~~❤~❤~❤~❤~❤~~~~~~~
Pencarian Sekeping Hati
~~~~~~~❤~❤~❤~❤~❤~~~~~~~



Ku niatkan hati karna Allah
Ta’aruf untuk memperoleh ridhoNya
Mencari sekeping hati
Sebagai pelengkap jiwa nan sepi

Dalam masa pencarian cinta
Janganlah engkau mengumbar kata mesra
Yang dapat mengganggu hati dan jiwa
Yang kan membawa kita kelembah hina

Sebelum ijab qabul diucapkan
Sebelum cinta dihalalkan
Bantulah aku…
Menjaga hati nan lemah
Dari nafsu cinta yang menyesatkan

Dalam sajadah cintamu
Dipenghujung malam nan sunyi
Sebutlah namaku dalam doamu
Memohon petunjukNya
Atas pilihan yang terbaik untuk dirimu
Bukan karena nafsumu memilihku
Namun karena Allah-lah yang memilihku untukmu

Bariskanlah harapanmu pada istikharah sepenuh hati
Ikhlaskanlah akan ketetapan Illahi
Relakan Allah pilihkan untukmu
Pilihan Allah tak selalu seindah keinginanmu
Tapi itulah pilihanNya

Mungkin kebaikan bukan pada orang yang terpilih
Melainkan pada jalan yang engkau pilih
Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu
Menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi
Kekasih tempat orang-orang beriman
Memberi semua cinta dan menerima cinta


Jika akulah jawaban dari do’amu
Jadikan aku permaisuri hatimu
Pinanglah dan persuntinglah diriku menjadi istrimu
Bawalah dan pimpinlah aku
Hingga menuju kebahagiaan
SurgaNya yang kita dambakan

Jika akulah jawaban dari do’amu
Maka terimalah aku apa adanya
Janganlah engkau berharap kesempurnaan pada diriku
Karena manusia memiliki kekurangan tersendiri
Tutupilah kekuranganku dengan kelebihanmu
Jadikanlah kelebihanku sebagai penghias hatimu
Maka kesempurnaan itu tercipta dengan sendirinya diantara kita berdua

Jika akulah jawaban dari do’amu
Maka cintailah aku setulus hatimu
Janganlah engkau mencintaiku setengah-setengah
Karna kan membuat cintamu memudar
Jika melihat ada yang lebih baik dari diriku
Dan Janganlah engkau mencintaiku berlebihan
Karna Allah tidak menyukai orang yang melampoi batas
Maka cintailah aku sewajarnya
Cintailah aku atas nama Allah


(My Diary_love story A-Z_Okt2010_Pencarian Sekeping Hati)


SEPUTAR TA'ARUF (Bagian 2)

SEPUTAR TA'ARUF (Bagian 2)


5)}. Apa beda pacaran dengan ta’aruf ? (Mengenai perbedaan ta’aruf, kami mengulangi kembali catatan lama)

Ta’aruf diartikan sebagai perkenalan. Namun dalam praktek sehari-hari ada yang menggunakan kata taaruf sebagai suatu proses sebelum ikhwan dan akhwat menjalani pernikahan. Dalam taaruf, mereka saling mengenalkan keadaan diri masing-masing, bila cocok bisa dilanjutkan ke proses khitbah dan bila tidak maka proses akan dihentikan. Mungkin seperti itu secara sederhananya, walaupun pada prakteknya bisa begitu rumit dan kompleks.

Pacaran adalah suatu hubungan dekat yang dibuat oleh 2 orang (biasanya lawan jenis) tanpa ada ikatan resmi. Biasanya pacaran dilakukan karena adanya rasa saling suka. Dalam pacaran kadang disertai aktivitas yang terlalu intim dan dilarang agama, namun ada juga yang masih bisa menjaga dirinya masing2. Dalam hubungan pacaran, bisa jadi ada rencana pernikahan, namun kebanyakan belum memikirkan ke arah pernikahan. Dan bagi yang memikirkan pernikahan pun ada yang mau nikah dalam waktu dekat dan ada yang masih lama rencana nikahnya. Namun, persepsi umum dari pacaran adalah aktivitas intim (kedekatan) yang dilakukan 2 orang yang masih belum resmi menjadi suamu istri. Kedekatan itu bisa kedekatan secara fisik dan bisa jadi kedekatan komunikasi.

Banyak orang-orang yang berniat ta’aruf namun dalam prakteknya mereka berbuat aktivitas seperti layaknya orang pacaran. Sehingga niat menikah pun menjadi tertunda gara-gara mereka sudah merasa dekat, dan mereka puas dengan kedekatan itu sehingga tidak jadi memikirkan ke arah pernikahan.

Adapun perbedaan pacaran dengan ta’aruf yaitu:
1. Tujuan
- taaruf : mengenal calon istri/suami, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan.
- pacaran : mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur-syukur bisa nikah dan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat.

2. Kapan dimulai
- ta’aruf : saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.
- pacaran : saat sudah diledek sama teman:"koq masih jomblo?", atau saat butuh temen curhat, atau yang lebih parah saat taruhan dengan teman.

3. Pertemuan
- ta’aruf : pertemuan dilakukan sesuai dengan adab bertamu biasa, dirumah sang calon, atau ditempat pertemuan lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syari`ah Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, ngedate dan seterusnya dengan menggunakan alasan ta`aruf. Dan frekunsi pertemuannya, lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dgn wanita kecuali bersama mahram.”

Hal itu krn tidaklah terjadi khalwat kecuali setan bersama keduanya sebagai pihak ketiga sebagaimana dlm hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir mk jangan sekali-kali dia berkhalwat dgn seorang wanita tanpa disertai mahram krn setan akan menyertai keduanya.”

Selama pertemuan pihak laki dan wanita dipersilahkan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan, kondisi pribadi, keluarga, harapan, serta keinginan di masa depan.
Menjadi jelas pula bahwa tidak boleh mengungkapkan perasaan sayang atau cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi istri. Baik ungkapan itu secara langsung atau lewat telepon, ataupun melalui surat. Karena saling mengungkapkan perasaan cinta dan sayang adalah hubungan asmara yang mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah.
Adapun cara yang lebih syar’i untuk mengenal wanita yang hendak dilamar adalah dengan mencari keterangan tentang yang bersangkutan melalui seseorang yang mengenalnya, baik tentang biografi (riwayat hidup), karakter, sifat, atau hal lainnya yang dibutuhkan untuk diketahui demi maslahat pernikahan. Bisa pula dengan cara meminta keterangan kepada wanita itu sendiri melalui perantaraan seseorang seperti istri teman atau yang lainnya. Dan pihak yang dimintai keterangan berkewajiban untuk menjawab seobyektif mungkin, meskipun harus membuka aib wanita tersebut karena ini bukan termasuk dalam kategori ghibah yang tercela. Hal ini termasuk dari enam perkara yang dikecualikan dari ghibah, meskipun menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebaliknya dengan pihak wanita yang berkepentingan untuk mengenal lelaki yang berhasrat untuk meminangnya, dapat menempuh cara yang sama.


- pacaran : pertemuan yang dilakukan hanya berdua saja, pagi boleh, siang oke, sore ayo, malam bisa, dini hari klo ngga ada yang komplain juga ngga apa-apa. Pertemuannya di rumah sang calon, kantor, mall, cafe, diskotik, tempat wisata, kendaraan umum & pribadi, pabrik dll. Frekuensi pertemuan lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu. Adapun yang dibicarakan cerita apa aja kejadian minggu ini, ngobrol ngalur-ngidul, ketawa-ketiwi.


4. Lamanya
- ta’aruf : ketika sudah tidak ada lagi keraguan di kedua belah pihak, lebih cepat lebih baik. dan ketika informasi sudah cukup (bisa sehari, seminggu, sebulan, 2 bulan), apa lagi yang ditunggu-tunggu?
- pacaran : bisa 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun, bahkan mungkin 10 tahun.

5. Saat tidak ada kecocokan saat proses
- ta’aruf : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan harus cara yang baik dan menyebut alasannya.
- pacaran : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan/tanpa menyebut alasannya.

Dengan demikian jelaslah bahwa pacaran bukanlah alternatif yang ditolerir dalam Islam untuk mencari dan memilih pasangan hidup.


6)} Kira-kira hal apa saja yang perlu diketahui atau diperhatikan dari pasangan ta’aruf agar merasa tidak tertipu?

Adapun yang perlu kita ketahui dari pasangan ta’aruf kita (diambil dariwww.eramuslim.com) yaitu:
Pertama, kenalilah calon pasangan anda. Apakah ia seorang yang memiliki komitmen terhadap agamanya? Apakah ia konsisten menjalankannya? Apakah ia selalu memperdalam pengetahuan agamanya? Apakah ia siap berubah sesuai arahan NabiNya (Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam)?

Kedua, amati bagaimana caranya mengatasi masalah hidup. Apakah ia mencari arahan dari Al Qur’an atau Sunnah Nabi ? Apakah ia cukup sabar dan tidak mengeluh dan menyalahkan nasib?

Ketiga, kenali bagaimana calon anda dalam menghadapi saat-saat senang atau gembira? Apakah ia mudah bersyukur? Apakah dalam bergembira ia tidak berlebihan?

Keempat, bagaimana caranya berinteraksi dengan anda dan orang lain? Apakah mudah berkomunikasi atau sulit? Apakah sering mengumbar janji muluk dan kata pujian? Dalam berbicara apakah siap bermusyawarah atau lebih suka menang sendiri? Apakah ia mudah menghargai orang lain?

Kelima, tentang sikap dan pandangannya tentang diri sendiri? Apakah ia terlalu percaya diri? Ataukah percaya diri secara proporsional dan berdasar? Apakah ia minder dan mudah putus asa?

Keenam, tentang sikap terhadap ilmu, apakah berwawasan luas dan mau belajar ataukah lebih suka membatasi minat dan perhatiannya terhadap hal-hal yang sempit?

Ketujuh, bagaimana sikapnya terhadap atasan dan bawahan dirinya? Apakah ia terlalu takut pada atasan? Apakah ia sewenang-wenang terhadap bawahan?

Kedelapan, kenalilah selera-seleranya, apakah ada yang sangat bertentangan dengan anda sendiri? Apakah tidak bisa saling memahami perbedaan selera ini?

Kesembilan, kenali keluarganya. Apakah ada hal-hal yang perlu menjadi catatan seperti apakah calon mertua sangat dominan terhadap anaknya ataukah biasa-biasa saja?

Mungkin masih banyak contoh-contoh pertanyaan dan pengamatan yang dapat diujikan kepada calon pasangan. Cari tahulah dengan berbagai cara, baik bertanya langsung, bertanya ke pada orang-orang dekatnya atau mengamati.

Sesudah mengumpulkan berbagai bahan ini, kemudian diskusikanlah dengannya beberapa hal berikut:

1. Bagaimana atau dari mana akan mengambil sumber hukum dalam kebijakan rumahtangga? Darimana sumber hukumnya dan bagaimana proses penetapan keputusannya?

2. Bagaimana cara menghadapi perbedaan pendapat dan ke mana mencari penengah?

Diskusikan juga berbagai hal kecil namun mungkin penting, misal akan tinggal di mana kelak? Dari mana sumber penghasilan keluarga? Apakah ada diantara anda berdua yang masih ingin melanjutkan sekolah? Apakah istri kelak akan bekerja? Bagaimana mengasuh anak? Dan masih banyak lagi, namun pilihlah yang bagi anda lebih penting.

Jika ha-hal ini sudah dibicarakan dan ternyata tak ada masalah atau perbedaan pendapat yang terlalu tajam antara anda berdua, barulah dapat dikatakan Insya Allah anda berdua cocok. Wallahua’lam .

7)} Bagaimana Bila Ta’aruf Gagal?

Karena ta’aruf adalah sarana pertama menuju pernikahan, maka adakalanya ia berhasil lalu berlanjut ke khitbah dan akad nikah, ada kalanya pula ia tidak berlanjut ke pernikahan. Bagaimana bila ta’aruf gagal? Ada empat tips dalam buku Tak Kenal Maka Ta’aruf yaitu :
Pertama, Yakinilah bahwa ini yang terbaik dari Allah. Bukankah lebih baik ta’aruf tidak dilanjutkan daripada menikah tetapi tidak ada kecocokan lalu timbul perselisihan dan banyak permasalahan?
Kedua, tetaplah memperbaiki diri. Kembali kepada QS. An-Nur : 26 bahwa perempuan yang baik hanya untuk lelaki yang baik, demikian sebaliknya.
Ketiga, tak perlu malu dan trauma. Jangan takut untuk melakukan ta’aruf lagi.
Keempat, lakukan muhasabah dan evaluasi diri. Bisa jadi ta’aruf yang gagal membuat kita tersadar ada kelemahan yang harus diperbaiki. Dengan demikian kita menjadi lebih baik dan sempurna.


Semoga bermanfaat, maaf jika jawaban2 dari saya ada kesalahan atau kekurangan, karena diri ini juga masih tahap belajar. Terima kasih….