muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Senin, 28 Februari 2011

Usah Putus Asa



Sahabat...ketahuilah....
Apabila semua yg kita lakukan tidak membuahkan hasil...
Dan tidak tau lagi apa yg akan dilakukan...
Ingatlah...
Kita msh bisa bersandar pd Dia Yang Maha Mengasihi...

Apabila hidup diselubungi kegelapan...
Dan semuanya menjadi silap...
Carilah cahaya itu...
Dari Dia Yang Memberi Cahaya....

Apabila dibelenggu masalah...
Sedangkan tiada siapa pun yg mau membantu...
Ingat pada Dia yg tak pernah melukakan hatimu...
Dia Yang Maha Adil....

Apabila hati yg luka & kesakitan,,,
Menumbangkan kuadratmu...
Jangan berputus asa...
Karna Dia melihat segala-galanya...

Apabila lemah tidak bermaya...
Sdgkan perjalanan msh jauh perlu diharungi....
Carilah kekuatan itu....
Dari Dia Yang Maha Perkasa....

Apabila hidup ini dirasakan seperti beban...
Segala2nya goyah...
Bangunkan semula kota semangat itu...
Dengan keyakinan itu adalah iradat-Nya...

Apabila jalan di depan digelapi kelam mendung...
Sedangkan tiada siapapun disisi yg sudi menemanimu....
Cari jalan lurus itu dari Dia...
Yang satu2nya panduan hidup...

Apabila orang2 disekeliling,,,
tidak mau mendengar suara & keluh kesahmu...
Janganlah merasa kecewa...
Karna Dia Maha Mendengar...

Apabila kita dlm kedukaan...
Sedangkan tiada tempat unk melarikan diri...
Mengadulah kpd Dia yg Maha Esa...

Apabila keseorangan dan kedukaan itu tiada penghujungnya...
Serahkan diri kpd Dia...
Satu2nya tempat yg boleh digantungkan harapan nyata...

Apabila goresan luka dicederakan lagi...
Hatimu dicakari kebimbangan....
Ingatlah bahwa Dia bersama orang2 yg sabar....

Semangatlah ..
La tahzan... lakukan semua karena Allah


By : Anonim


Makasih atas motivasi dan semangat dari sahabat MC DLC semua...
Salam uhkuwah yang saling memperingatkan pada jalan Allah...
Ana Uhibbukum fillah...

Kebingungan HambaMu

Ya Rabb.... dosakah aku???
Disatu sisi aku melantunkan ayatMu
Mengajak orang dan memberi saran untuk menjauhi laranganMu
Namun disisi lain...
Sikapku masih belum berubah
Perbuatanku tak sejalan dengan perkataanku
Bingung aku dipersimpangan jalan

Ya Tuhanku...
Apa yang mesti ku lakukan??
Apakah cukup perkataanku sampai disini??
Apakah aku harus membenahi diriku dulu??
Aku takut....aku takut ya Rabb...
Aku takut tidak bisa mempertanggung jawabkan
Semua perkataan dan perbuatanku...

Ya Rabb...
Inilah hambaMu yang kerdil lagi hina
Kebingungan menentukan arah tujuan
Berilah petunjukMu
Untuk jiwa yang labil ini...

Kamis, 17 Februari 2011

Berbagilah Kepada Mereka



Banyak diantara kita
Yang begitu enggan untuk mengeluarkan hartanya
Berbagi  dan menolong kaum du’afa
Bersedekah selalu menghitung untung ruginya
Kadang dibatasi demi kepentingan dirinya
Mereka begitu khawatir harta mereka berkurang
Padahal Allahlah yang memberi rizki kepada mereka

Pernahkah kita berpikir
Bagaimana jika kita hidup dalam kondisi seperti mereka
Hidup serba kekurangan, terdampar dalam kesusahan
Pastilah kita meronta minta pertolongan
Betapa sedihnya, tak seorangpun yang mau membantu
Orang lalu lalang dan memandang rendah kepada kita

Wahai sahabat...
Selembar uang yang engkau berikan
Begitu berharga bagi mereka
Mengapa begitu berat engkau mengeluarkannya
Sedangkan untuk membeli sesuatu yang kadang ngak begitu penting
Engkau begitu gampang mengeluarkan hartamu

Wahai sahabat...
Janganlah engkau menuruti nafsumu
Yang selalu berpikir tentang dunia
Berpaling dari jalanNya
Demi meraih keindahan dan kesenangan hati semata

Wahai sahabat...
Berbuat baiklah kepada du’afa
sebagai bukti kita mencintai  Sang Pemberi Rizki
tidakkah kita malu dengan  TitipanNya
ada sebagian milik orang lain

Cintailah sesama...
Dengan harta yang kita miliki
Dipergunakan dalam beribadah kepadaNya
Sebagai wujud hamba yang patuh dan taat

Janganlah engkau takut hartamu kan berkurang
Yakinlah Allah kan selalu memberikan rizkiNya padamu


Mencintai Sesama


Suatu hari aku berkunjung ke sekolah SD ku dulu, disanalah aku mendengar kisah menarik tentang seekor kucing.

Beberapa tahun yang lalu aku mempunyai seekor kucing yang bernama Alen, kemudian dia mempunyai anak 3 ekor. Ketika anak-anaknya berumur sebulan, salah satu diantara anaknya sakit. Agar penyakit dari satu anak tersebut tidak menular pada anak kucing yang lain, kami memutuskan untuk memberikan seekor anak kucing jantan (yg diberi nama belang seperti bulunya yang belang-belang)  beserta induknya ( Alen) pada penjaga sekolah tempat aku sekolah waktu SD dulu.

Ketika sampai disana, kucingku Alen merasa ketakutan dan kabur entah kemana. Tinggallah anaknya yang dibesarkan oleh penjaga sekolah tersebut. 6 bulan pun berlalu, anak kucing tersebut tumbuh besar dan lincah. Dan memiliki sifat yang begitu membuatku tersentuh, dialah kucing yang sangat baik dan penolong.

Aku mendengar cerita dari penjaga sekolah ketika aku singgah ke SDku dulu,
beberapa minggu yang lalu,,, kucing yang kamu berikan itu membawa seekor anak kucing yang entah dari mana datangnya. Dari kejauhan bapak lihat dia membimbing anak kucing tersebut agar anak kucing itu mengikutinya sampai kerumah bapak.  Sampai di pintu rumah, si belang mengeong minta makan. Kemudian bapak kasih makan nasi dengan tambahan ikan. Ternyata dia ngak memakan makanan yang bapak kasih, malah membimbing anak kucing yang ditemukannya itu untuk makan nasi yang telah disediakan. Begitu lahap anak kucing tersebut memakan nasi itu. Setelah anak kucing itu selesai makan, barulah sibelang makan sisa-sisa makanannya.

Dirumah bapak kan ada juga seekor anjing, tapi sibelang itu ngak takut dengan anjing tersebut. Ketika anjing itu melihat ada anak kucing kecil datang, anjing tersebut  mendekati anak kucing, melihat anak kucing tersebut ketakutan, si belang datang dan membimbing anak kucing untuk menjauh dari anjing tersebut. Kemudian sibelang membawa anak kucing itu pergi ketempat tidur biasanya ia tidur dan diapun juga ikut tidur bersama anak kucing itu.

Dua minggu sudah anak kucing itu bersamanya. Aku melihat ia begitu telaten menjaga anak kucing itu, seperti kakak menjaga adiknya. Mendengar kisah dari sang bapak penjaga sekolah, aku merasa iri dengan sifat kucing itu. Seekor kucing saja begitu besar rasa cintanya terhadap sesama, sedangkan kita sebagai makhluk yang paling tinggi kedudukannya dimuka bumi, kadang berpikir-pikir dulu untuk menolong, merasa agak keberatan menolong sesama dan kadang bukannya menolong tapi malah mendzolimi sesama.

Begitu banyak kita lihat fenomena yang terjadi dilingkungan kita, para tetangga yang saling bermusuhan, tetangga yang tidak peduli tetangga sebelahnya kelaparan, orang kaya yang melecehkan orang miskin, keluarga yang menganiaya anggota keluarganya dan masih banyak kasus-kasus lain yang terjadi.

Kita sebagai orang mukmin seharusnya mencintai sesama manusia, karena mereka adalah saudara, teman mengabdi kepada Allah. Mereka semua adalah satu nasab, keturunan dan juga memiliki satu tujuan dan satu lawan. Satu keturunan, seperti firman Allah, "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."(QS. An-Nisaa': 1)

Dari  abu Hamzah Anas ibn Maalik, pembantu rasulullah saw, rasulullah berkata "Tidak beriman diantara kamu hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." HR. Bukhari.

Hadits ini menjelaskan salah satu akhlak yang utama dalam islam. Dijelaskan bagaimana seorang muslim seharusnya berakhlak terhadap sesama muslim. Menurut  musnad Ahmad,  arti dari "tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga". Seorang hamba ALlah tidak meraih iman yang benar sampai cintanya untuk manusia sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Maksudnya tidak beriman  di hadits ini, bukan menyatakan menolak iman secara keseluruhan, bukan berarti menjadi kafir, karena tidak mencintai saudaranya. "Ia mencintai saudaranya sebagaimana cintanya untuk dirinya sendiri."

Orang yang mencintai saudaranya karena Allah SWT akan memandang bahwa dirinya merupakan salah satu anggota masyarakat, yang harus membangun suatu tatanan untuk kebahagiaan bersama. Apapun yang dirasakan oleh saudaranya, baik kebahagiaan maupun kesengsaraanya juga. Dengan demikian, terjadi keharmonisan hubungan antar individu yang akan memperkokoh persatuan dan kesatuan. Dalam hadist lain, Rasullulah SAW, menyatakan:
sesungguhnya antara seseorang mukmin dengan mukmin lainya bagaikan bangunan yang saling melengkapi ( memperkokoh ) satu sama lainya”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Seorang muslim dalam bersilaturrahim dengan sesama muslim lainnya (yang sesuai dengan syari'at yang ditetapkan oleh Allah Swt) ibarat :

1. Seperti sebuah badan / tubuh, apabila salah satu bagian tubuh kita terluka maka bagian tubuh lainnya akan ikut merasakan sakit dan penderitaannya.

2. Seperti layaknya sebuah bangunan, dimana satu bagian dengan bagian yang lain saling menguatkan dan saling melengkapi. Apabila sebuah bangunan tidak ada tiang penyangga, atau tidak ada genteng penutup rumah, maka tidak akan nyaman dan layak untuk ditinggali, bahkan mungkin tidak mungkin dapat berdiri kokoh.

3. Seperti lisan dengan tangannya, harus saling membantu, saling menasehati dan ucapannya harus selaras dengan tindakannya.

Rasa cinta kepada sesama muslim haruslah rasa cinta yang datang dari Allah Swt, yaitu rasa cinta yang mampu mengikuti semua perintah-perintah Nya dan menjauhi semua larangan-larangan Nya, taat, serta semata-mata untuk mencari keridhoan Allah Swt.
 "....Allah senantiasa menolong hambaNya selagi hambaanya itu menolong saudaranya...."
(HR Muslim, Abu Dawud & Tirmidzi dari Abu Hurairah, r.a)

" Barangsiapa menutup aib saudaranya (yang muslim), maka Allah Swt akan menutupi aibnya pada hari kiamat. Dan barangsiapa membuka aib saudaranya (yang muslim), maka Allah Swt akan membuka aibnya, sehingga Allah akan mempermalukan dirinya disebabkan aibnya di rumahnya sendiri"
(HR Muslim, Abu Dawud & Tirmidzi dari Abu Hurarirah r.a)

Dari kisah seekor kucing tadi dapat kita lihat betapa ia mencintai sesamanya, ia menjaga, melindungi dan memberikan makanan kepada kucing lain yang membutuhkan. Sudahkah kita sebagai seorang mukmin mencintai sesama seperti yang diperintahkan oleh Allah??... Seharusnya kita sebagai makhluk Allah yang paling tinggi derajatnya jangan kalah dengan makhluk lainnya...


Senin, 14 Februari 2011

Bila Al-Qur'an Bisa Bicara



Dulu...sewkt engkau msh kanak2 kau bagaikan teman sejatiku
Dengan wudu' kau sentuh aku dalam keadaan suci
Aku kau pegang, junjung dan pelajari
Aku kau baca dengan suara lirih atau keras setiap hari
Setiap selesai engkaupun selalu menciumku dengan mesraaaa sekali....

Sekarang engkau telah dewasa
Nampaknya kamu sudah tak berminat lagi padaku
Apakah kamu pikir aku bacaan usang yang tinggal sejarah??
Menurutmu aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu??
Menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja??

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali
Kadang engkau lupa dimana menyimpannya
Aku engkau anggap perhiasan dirumahmu
Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau kau jadikan aku sebagai penangkal untuk menakuti syetan

Kini....aku lebih banyak tersingkir
Dibiarkan dalam kesendirian dan kesepian
Didalam lemari, didalam laci aku engkau pendam

Waktu pun cepat berlalu...
Aku semakin kusam di dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu

Pernahkah engkau berpikir
Apakah yang engkau lihat, baca dan engkau dengar selain aku dapat memberikanmu pertolongan??
Bila engkau dikubur dan diperiksa oleh para malaikat suruhan-Nya
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku lah engkau dapat selamat melaluinya

Akulah Qur'an kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemanimu dan melindungimu nanti
Peganglah dan bacalah aku lagi
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu







Jangan Kau Tinggalkan Aku...

Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, umat yang menyatakan dirinya sebagai umat yang beragama islam, yang menyatakan bahwa ia mencintai Allah dan RasulNya, mencintai kitab yang telah diwahyukan kepada nabi Muhammad namun jarang mengamalkannya.

Al-Qur’an hanya sekadar disimpan di rak-rak buku tanpa pernah dibaca, dikaji isinya, apalagi diamalkan dalam kehidupan. Masyarakat lebih tertarik dan bersemangat untuk membaca koran atau rajin menonton TV, ketimbang membaca Alquran. Kalaupun dibaca, biasanya sekadar pada Ramadhan, Tahlilan ataupun kegiatan keagamaan lainnya  . Karena jarang dibaca, otomatis Alquran jarang dikaji isinya. Karena jarang dikaji, kitab tersebut jarang diamalkan isinya. Lalu bagaimana problem kehidupan akan diselesaikan jika Alquran tidak dimengerti, dipahami dan diamalkan?

 Alqur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, di mana di dalamnya terkandung hidayah bagi setiap muslim dalam menjalani kehidupan agar selamat dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ada beberapa macam hidayah Alqur’an kepada manusia:

1. Mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya Ilahi.
Ajaran Alqur’an membimbing manusia agar keluar dari kegelapan yang berupa kekafiran, kesesatan dan kebodohan menuju cahaya Ilahi yang berupa keimanan, keislaman dan ilmu pengetahuan.
    Allah SWT berfirman: (Ini adalah) kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.(Q.S. Ibrahim : 1).

    2. membimbing kehidupan manusia menuju jalan yang lurus, baik dan adil.
    Ini dicapai dengan mengikuti ajaran Islam yang shahih dan jalan tauhid yang ditunjukkan Alqur’an. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Alqur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Q.S. Al-Israa’: 9).

      3. memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman dan peringatan kepada orang-orang ingkar (kafir). Alqur’an menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman melalui amal shaleh yang mereka lakukan, akan mendapat pahala berlipat dan akan dibalas dengan kebaikan di dunia dan surga di akhirat. Sebaliknya, orang-orang ingkar akan mendapat balasan buruk diakhirat.
         Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Alqur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka adzab yang pedih.(Q.S. Al-Israa’ : 9-10).

        4. Alqur’an menyembuhkan hati manusia dan menebarkan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
        Ia menyembuhkan segala macam penyakit hati, termasuk akhlak tercela. Penyakit hati bersumber dari pemahaman akidah yang salah tentang Allah, malaikat, rasul-rasul, hari akhirat, qadha dan qadar. Kesalahan keyakinan ini membuat hati gelisah, sakit dan bingung.
          Allah SWT berfirman: Dan kami turunkan dari Alqur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alqur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S. Al-Israa’ : 82).

          5. Berisi nasihat dan ibrah (pelajaran).
          Alqur’an banyak berisi kisah-kisah penuh hikmah tentang orang-orang terdahulu. Kisah-kisah itu tentu bukan hanya sekedar pemanis dan hiasan Alqur’an, lebih dari itu, ia adalah pelajaran (ibrah) yang harus diambil oleh umat Islam.
            Firman Allah SWT: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alqur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Q.S. Yusuf : 111).


             Telah bersabda Rasulullah SAW: Belajarlah kamu akan Alqur’an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya. Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, “Kenalkah kamu kepadaku?”
                Maka orang yang pernah membaca Alqur’an menjawab: “Siapakah kamu?”
                Berkata Alqur’an: “Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan engkau juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari.”
                Kemudian berkatalah orang yang pernah membaca Alqur’an itu: “Adakah kamu Alqur’an?” Alqur’an lalu mengiyakan dan menuntun orang tersebut menghadap Allah.
                Orang beriman itu kemudian diberi kerajaan yang kekal di tangan kanan dan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya. Pada kedua ayah dan ibunya yang muslim, juga diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya: “Dari manakah kami memperoleh ini semua, padahal kami tidak sampai ini?”
                Lalu dijawab: “Kamu diberi ini semua karena anak kamu telah mempelajari Alqur’an.”

             Sebagai seorang Muslim, sudah semestinya kita menjadikan Alqur’an sebagai pedoman hidup. Menjadikannya cermin melihat dan mengukur akhlak dan setiap aktivitas yang kita lakukan. Menjadikannya sahabat yang mengingatkan saat terlupa dan menegur saat alpa. Bila dalam satu hari kita tidak berkomunikasi dengan manusia kemudian kita merasa kesepian, maka apakah bila dalam satu hari kita tidak berkomunikasi dengan Dzat yang telah menciptakan kita dengan membaca Alqur’an, apakah kita merasa kesepian? Apabila setiap pagi kita merasa ada yang kurang tanpa membaca koran, maka apakah dalam setiap mengawali hari kita selalu merasa kurang sebelum membaca Alqur’an? Saat diri terlupa, tersesat dan lemah, maka apakah Alqur’an sudah kita jadikan sebagai pedoman hidup?





            Sabtu, 12 Februari 2011

            Rayuan Cinta yang Menggoda

            Rasa...
            Sayang...Cinta...yang masih ada...
            Mendatangkan kerinduan dihati ini...
            Dia yang terlalu indah tuk dilupakan…

            Kesepian, hampa dan sendiri....
            Mengusik dan mengganggu ketenangan jiwa...
            Selalu menggoda hatiku tuk kembali padamu....
            Bayang-bayang akan dirimu selalu hadir dalam hidupku....
            Semuanya seakan ingin mengulang kembali akan kisah lalu...
            Kisah dimana kita saling mengumbar kata-kata itu...

            Apa yang terjadi dengan diriku??
            Semudah itukah aku dapat berubah??
            Bukankah perpisahan itu jalan yang terbaik buat aku dan dia??
            Kenapa ini terjadi padaku??

            Mengapa perasaan ini tiba-tiba hadir??
            Mengapa rindu ini harus ada??
            Dikala aku sedang mencari-cari cintaMu
            Disaat hatiku sedang coba untuk merindui jalanMu
            Apa yang mesti ku lakukan??
            Aku bingung dengan keadaan ini


            Wahai sahabatku...
            Walaupun cintamu masih begitu besar
            Janganlah engkau berpikir untuk kembali padanya
            Simpan semua rasamu, jangan lagi engkau mengumbar kata-kata itu


            Wahai sahabatku...
            Seberapa besarpun keinginan hatimu untuk kembali padanya
            Walaupun dirimu merasakan dia mempunyai perasaan yang sama denganmu
            Tetaplah engkau teguh pada pendirianmu

            Wahai sahabatku...
            Walaupun engkau bercucuran air mata
            Menahan rindu dan keinginan selalu dekat dengannya
            Biarkan rasa itu slalu terbingkai dalam hatimu
            Serahkanlah rasa cinta dan rindumu pada Allah.. pemilik hatimu

            Wahai sahabatku...
            Ku tau apa yang engkau rasakan
            Begitu berat menahan semua keinginanmu
            Bersabarlah dalam penantian itu
            Anggaplah perpisahan ini hanya sementara
            Allah pasti akan memberikan yang terbaik buatmu
            Yakinkanlah dirimu, bahwa kamu bisa melalui semua itu
            Jangan biarkan keimananmu dikalahkan oleh nafsu sesaatmu

            Astagfirullah.... Astagfirullah.... Astagfirullah....
            Ya Ilahi Robbi...
            Yang membolak-balikkan hati ini...
            Luruskanlah niatku...
            Jangan biarkan hal ini merusak hatiku...

            Teguhkanlah dengan keimanan ...
            Untukku serahkan cinta ini hanya untukMu...
            Untukku salurkan rindu ini hanya buatMu....
            Berilah aku kekuatan untuk menepis dugaan cinta yang datang ini ya Allah...

            Bantulah aku untuk bangkit melawan perasaan ini
            Tiada siapa yang layak membantuku saat ini
            Melainkan Engkau,Ya Allah..


            Wahai junjunganku
            Antarkan aku ke jenjang taubat kepadaMu
            Izinkan aku menangisi diriku
            Yang telah menghabiskan usiaku
            Dengan segala perbuatan yang tidak Engkau ridhoi


            Ya Rabbi...
            Jadikanlah aku
            Diantara orang-orang yang kedambaannya
            Adalah mencintai dan merindukanMu
            Dahi-dahi yang bersujud
            Karena kebesaranMu
            Mata-mata yang terjaga
            Karena mengabdi kepadaMu
            Air mata yang mengalir
            Karena takut padaMu


            Ya Allah...
            Sesungguhnya aku mencintainya karnaMu...
            Berilah hamba kesabaran dalam penantian ini...
            Jadikanlah cintaku membimbingku pada ridhoMu...
            Jadikanlah kerinduanku mencegahku dari maksiat kepadaMu..

            Ya Rabb...
            Ku titipkan cinta dan rinduku ini padaMu...






            Jika Kerinduan Itu Hadir Kembali

            Rindu merupakan perasaan yang berlebihan akan sebuah keinginan dan berharap benar akan sesuatu. Biasanya rindu diidentikkan dengan sebuah keinginan yang kuat untuk bertemu seperti halnya juga bertemu dengan seseorang yang dicintai ( kekasih). Rindu itu bukanlah hal tercela dan keji secara mutlak. Adakalanya rindu itu disertai dengan menjaga diri dan ada juga yang diikuti dengan kerendahan. Rindu yang disertai dengan menjaga diri maka ia akan selalu berada dalam kesucian, namun jika rindu yang disertai dengan kerendahan maka akan menjadi kehinaan.

            Rindu yang disertai dengan kehinaan, banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kisah ini : Pada suatu hari sang Akhi berkenalan dengan Ukhti, semakin lama kenal dengan sang Ukhti semakin terasa suatu perasaan yang berbeda. Kerinduan demi kerinduan tercipta dihati tatkala sang Akhi berada jauh dari sang Ukhti. Ingin bertemu dengan orang yang dicintainya itu. Karna tidak bisa menahan perasaan cinta dan rindunya setiap hari, akhirnya ia mengungkapkan perasaannya pada Ukhti bahwa ia merindukan Ukhti dan jatuh cinta padanya. Ukhti pun menerima ungkapan rindu dan cintanya Akhi. Jadilah meraka pacaran, setiap kali Akhi atau Ukhti merasakan kerinduan dihati mereka, maka mereka saling menghubungi lewat telp, sms, bahkan bertemu.

            Dari contoh diatas dapat kita lihat beberapa kesalahan yang telah terjadi diantara mereka. Pertama, mereka telah melakukan pacaran yang dilarang oleh agama dan yang kedua, penyaluran rasa rindu yang mereka lakukan salah.

            Solusi terbaik bagi yang ingin memadu kasih adalah dengan menikah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallampernah bersabda,
            « لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ »
            Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.

            Inilah jalan yang terbaik bagi orang yang mampu menikah. Namun ingat, syaratnya adalah mampu yaitu telah mampu menafkahi keluarga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
            يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
            Wahai para pemudabarangsiapa yang memiliki kemampuan, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”
             Kemampuan maksud disini bermakna kemampuan memberi nafkah, itulah yang lebih tepat.

            Menikah merupakan solusi terbaik untuk orang yang akan memadu kasih. Bukan malah lewat jalan yang haram dan salah. Ingatlah, bahwa kerinduan pada si dia yang diidam-idamkan adalah penyakit. Obatnya tentu saja bukanlah ditambah dengan penyakit lagi. Obatnya adalah dengan menikah jika mampu. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya obat bagi orang yang saling mencintai adalah dengan menyatunya dua insan tersebut dalam jenjang pernikahan.

            Nah, jika kita mengalami kasus sepasang manusia, ikhwan dan akhwat yang sebelumnya saling memadu kasih, kemudian sadar akan kesalahan mereka yang telah berbuat dosa, akhirnya mereka berpisah karena takut kepada Allah atas perbuatan yang telah mereka lakukan. Padahal dalam diri telah tertanamkan bahwa dialah yang akan jadi teman hidup saya nanti. Sesungguhnya pencarian saya untuk seorang calon isteri telah berakhir. Insan seperti dia hanya satu dalam seribu. Mana mungkin saya melepaskan apa yang amat berharga yang pernah hadir dalam hidup saya. Namun untuk melangkah kejenjang lebih tinggi (pernikahan) belum mampu, karena kuliah belum selesai, pekerjaan belum ada, ataupun sudah mempunyai pekerjaan tetapi merasa belum mapan tuk menghidupi keperluan sebuah keluarga. Satu –satunya langkah yang bisa diambil walaupun berat terasa berupa berpisah dan menahan keinginan untuk tidak kembali terjerumus dalam kemaksiatan lagi.

            Namun bagaimana jika dalam masa penantian ini, rasa rindu datang menyerang, keinginan untuk mengecap masa-masa lalu hadir kembali? bayangannya berkelebat nakal dalam angan kita,  sampai-sampai air mata berlinang menahan rindu yang tak tersampaikan. Bagaimana kita menyikapinya??? Apa harus mengikutinya??? Tentu saja tidak...
            Agar rasa rindu tetap pada koridor menjaga diri dan tidak terjerumus dalam hal kehinaan maka ada beberapa obat bagi orang yang dimabuk rindu akibat cinta namun belum sanggup untuk menikah adalah sebagai berikut :

            Pertama: Jangan berusaha untuk menghubunginya.
             Jika Anda berhasil menghubunginya (saling berbicara melalui telp, sms, ataupun chating), itu sama saja seperti mengorek luka lama, hanya akan membuat Anda kembali dalam situasi sebelumnya, bermaksiat dari Allah. Mungkin pada awalnya kontak yang dilakukan akan membuat perasaan jadi lebih baik, namun hal ini akan semakin membangkitkan api-api asmara yang dulu hampir pudar. Dan ujung-ujungnya saudara akan kembali pada masa-masa dahulu, melakukan hal yang dilarang Allah. Ingat cinta itu bisa suci namun juga bisa kotor, tergantung bagaimana kita mengarahkan cinta tersebut. Suci karena masih dalam batas-batas yang sesuai dengan syar’i, kotor karena telah mengarah pada kemaksiatan.

            Kedua: Rajin memenej pandangan
            Pandangan yang berulang-ulang adalah pemantik terbesar yang menyalakan api hingga terbakarlah api dengan kerinduan. Orang yang memandang dengan sepintas saja jarang yang mendapatkan rasa kasmaran. Namun pandangan yang berulang-ulanglah yang merupakan biang kehancuran. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk menundukkan pandangan agar hati ini tetap terjaga. Lihatlah surat An Nur ayat 30 "Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yang beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, apa yang mereka perbuat. Mujahid mengatakan, “Menundukkan pandangan dari berbagai hal yang diharamkan oleh Allah akan menumbuhkan rasa cinta pada Allah.”
            Jadi, berusahalah untuk tidak menemuinya, dengan tidak menemuinya berarti anda telah berusaha untuk menjaga pandangan. Ingat sebuah pepatah, dari mata turun ke hati. Dengan melihat wajahnya maka perasaan cintapun bersemi kembali sehingga kerinduan akan masa-masa indah itu selalu menggoda anda untuk kembali melakukan hal yang telah dilarang oleh Allah.

            Ketiga: Lebih giat menyibukkan diri
            Dalam situasi kosong kegiatan biasanya seseorang lebih mudah untuk berangan memikirkan orang yang ia cintai. Dalam keadaan sibuk luar biasa berbagai pikiran tersebut mudah untuk lenyap begitu saja. Ibnul Qayyim pernah menyebutkan nasehat seorang sufi yang ditujukan pada Imam Asy Syafi’i. Ia berkata, “Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”
            Berkumpullah bersama sahabat, curhat ( sebisa mungkin hindari curhat yang dapat membuat rasa rindu semakin menjadi-jadi), ataupun melakukan perbuatan yang lebih bermanfaat. Sibukkan diri Anda ke dalam pekerjaan, hobi dan rekreasi. Meskipun Anda tidak bisa berhenti memikirkan mantan pacar, berusahalah untuk tidak peduli. Pada awalnya mungkin agak sulit, tapi lama-lama akan terbiasa juga.

            Keempat: Menjauhi musik dan film percintaan
            Kalau musik dan film percintaan tidak mempengaruhi perasaan saudara, ya tidak masalah. Namun, nyanyian dan film-film percintaan juga memiliki andil untuk mengobarkan kerinduan pada orang yang dicintai. Apalagi jika nyanyian tersebut dikemas dengan mengharu biru, mendayu-dayu tentu akan menggetarkan hati orang yang sedang ditimpa kerinduan. Akibatnya rasa rindu kepadanya semakin memuncak, berbagai angan-angan yang menyimpang pun terbetik dalam hati dan pikiran. Bila demikian, sudah layak jika nyanyian dan tontonan seperti ini dan secara umum ditinggalkan. Demi keselamatan dan kejernihan hati.  Adh Dhohak mengatakan, “Nyanyian itu akan merusak hati dan akan mendatangkan kemurkaan Allah.

            Kelima: Berusaha ikhlas dalam beribadah.
            Jika seseorang benar-benar ikhlas menghadapkan diri pada Allah, maka Allah akan menolongnya dari penyakit rindu dengan cara yang tak pernah terbetik di hati sebelumnya. Cinta pada Allah dan nikmat dalam beribadah akan mengalahkan cinta-cinta lainnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”

            Keenam: Banyak memohon pada Allah
            Ketika seseorang berada dalam kesempitan dan dia bersungguh-sungguh dalam berdo’a, merasakan kebutuhannya pada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan do’anya. Termasuk di antaranya apabila seseorang memohon pada Allah agar dilepaskan dari penyakit rindu dan kasmaran yang terasa mengoyak-ngoyak hatinya. Penyakit yang menyebabkan dirinya gundah gulana, sedih dan sengsara. Ingatlah, Allah Ta’ala berfirman,
            وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
            Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al Mu’min: 60)

            Walau bagaimanapun, perpisahan ini hanya sementara (bagi yang memutuskan berpisah namun msh terbesit dalam hati untuk hidup bersama suatu hari kelak). Berdoalah selalu agar dialah yang dipilih oleh Allah sebagai jodoh yang akan mendampingi hidup saudara nantinya. Namun, jika Allah berkehendak lain (wallahu a’lam)... pasrahkan semuanya pada Allah. Dia lah penentu yang terbaik untukMu....
            Semoga bermanfaat.........




            Kamis, 10 Februari 2011

            Janganlah Kamu Ikut Memperingatinya

            Adekku...
            Janganlah engkau mengikuti kebudayaan mereka
            Yang menghamburkan uang
            Yang melakukan hal sia-sia
            Dan bahkan melakukan maksiat
            Yang mengatasnamakan kasih sayang

            Adekku...
            Apakah engkau tau apa itu valentine??
            Apakah menurutmu itu hanya hari kasih sayang saja??
            Bukan adekku...bukan itu...
            Valentine day merupakan hari peringatan upacara kematian
            Seorang martyr yang bernama St. Valentine pada masa kekuasaan Romawi

            Adekku...
            Apakah kamu masih ingin terjun memperingati hari itu??
            Kebudayaan yang bukan budaya kita...
            Budaya bangsa Nasrani yang dikaitkan dengan kasih sayang...
            Gaya hidup barat  yang berkedok percintaan, perjodohan dan kasih sayang.
            Budaya yang bercorak animisme yang akan merusak akidah muslim dan muslimah
            Apa itu yang kamu peringati??

            Adekku...
            Apakah kamu ingin mencontoh sesuatu yang bukan bersumber dari islam??
            Dengarlah adekku... hadits dan firman Allah..
            “ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
            “ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”. (hadits Rasulullah s.a.w)
             “Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (ali imran: 85)

            Apakah kamu ingin termasuk dalam golongan mereka adekku ??

            Adekku...
            Berpeganglah kamu sesuai ajaranmu dan jangan kamu mengikuti yang bukan bersumber dari agamamu...
            Karna “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. (Al Baqarah: 120)

            Mengungkapkan rasa kasih sayang itu memang baik adekku...
            Tapi bukan untuk sehari ataupun setahun...
            Janganlah kamu ikut terperosok dalamnya...
            Hari kasih sayang yang hanya diselimuti oleh hawa nafsu belaka...

            Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya...



            Admin ~~~>> http://facebook.com/chati1

            Blog MC DLC ~~~>> http://mcintaku.blogspot.com/





            Senin, 07 Februari 2011

            Jika Rasa Itu Masih Ada

            Mencintai memang indah. Tapi bagaimana jika cinta yang kita miliki tak kunjing berbalas?? Apakah harus meratap dalam perih? Mengeja nama yang tak kunjung datang mengkhitbah. Menulis keluh kesah dalam buku harian yang selama ini diam menatap kita. Tanpa melakukan apa-apa.

            Untaian kata diatas bukan bermaksud untuk menyalahkan siapapun yang memiliki rasa cinta. Bukan...bukan itu. Namun, semata-mata mengajak kita sebagai kaum hawa untuk lebih dapat menerima kenyataan. Menerima rangkaian alasan logis untuk dapat menghargai diri kita. Hal itu seperti yang pernah dialami seorang akhwat , dengan sedih menceritakan kalau saat ini dia sedang mencintai atau memiliki rasa lain terhadap seseorang. Hal ini telah berlangsung bertahun-tahun, tepatnya tiga tahun sejak dirinya memasuki gerbang kampusnya. Bukan itu saja, beberapa kali dia sempat menolak tawaran ikhwan yang memiliki keinginan mengkhitbahnya. Hanya saja dengan satu alasan klise “saya tidak menyukainya”. Tapi, sayangnya, sang pujaan hati tak kunjung memberi sinyal positif kepadanya. Bahkan beberapa hari yang lalu dia mendengar kabar bahwa si dia telah mengkhitbah seseorang. Dia menangis, hatinya perih, ingin sekali membuang ‘rasa’ itu namun tak bisa. Dia terjebak dalam duka.

            Sepenggal kisah itu cukup menggambarkan betapa tersiksanya seseorang yang memendam ‘rasa cinta’. Apalagi ketika rasa itu memilinnya dalam sebuah ‘ketidak pastian’.  Mengapa saya katakan ketidak pastian?? Karena semua yang dirasa pasti pelan-pelan menjadi tidak pasti. Bukankah Allah lah yang satu-satunya mempunyai kepastian. Namun dengan beraninya walau tanpa sadar kita memastikan bahwa jodoh yang tepat hanyalah dia seorang yang menawan hati. Cuma dia tidak yang lainnya. Sampai-sampai dalam kasus diatas sang akhwat menolak yang kandidat lain, yang sapa tau dia lebih baik daripada dirinya. Bahkan mungkan dalam doa-doa malam kita sering memaksakan diri kepada Allah agar si dia menjadi jodoh kita nanti, “Pokoknya harus dia ya Allah, please”. Masya Allah, berani sekali kita melampoi hak kuasa Allah.

            Namun bagaimana jika ‘rasa’yang sudah berusaha kita hilangkan tersebut masih saja ada?

            Sobat, jika itu yang mungkin tengah kamu alami. Kamu bukanlah orang pertama yang mengalaminya. Banyak juga saudari-saudari kita yang pernah merasakan sakit pedihnya cinta. Hanya disini kamu memiliki banyak pilihan. Kamu berusaha menerima kenyataan atau malah terus berangan-angan. Saya yakin kamu pasti milih yang pertama. Kamu sudah cukup letih memendam rasa yang tak kunjung usia itu. Kamu pasti ingin terbebas darinya, dan kembali memiliki dunia kamu. Ada lho, yang mengatakan kalau cinta yang kita rasakan menyengsarakan berarti itu bukanlah cinta, tapi candu yang membuat kamu ketagihan walau kamu merasakan sakit yang luar biasa. Ihh..ngeri bangetkan?


            Untuk itu kamu harus bangkit, saya yakin kita bisa merubah diri kita jika kita mampu berusaha. Apalagi bagi akhwat taat syariat seperti kamu. Nah, berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar rasa itu tak menetap lama dihatimu...


            Tidak larut dalam suasana melankolis 

            Bersedih boleh saja, tapi jangan larut dalam kesedihanmu itu. Apalagi sampai membaiti diri dengan lagu-lagu cengeng yang bisa membuatmu semakin terpuruk dalam kesedihanmu. Jika itu yang kamu lakukan, sama saja dengan menyiram garam diatas luka hatimu...Gimana rasanya?? Perih non!!!

            Jangan menjebak diri

            Bukan hanya tikus yang dapat terperangkap. Kita pun bisa terjebak, apalagi jika kamu bertahan dengan kalimat “aku tidak akan bahagia tanpanya”. Wah...wah..wah... itu salah besar non... hilangkan segera rasa itu, yakinlah Allah pasti akan memberikan yang terbaik kepada hambaNya.

            Ingat kalau putus asa itu dosa

            Rasulullah s.a.w. bersabda, “Dosa besar itu adalah mempersekutukan Allah, putus asa dari karunia Allah dan putus harapan dari rahmat Allah”. (HR. Al Bazzar dan Thabrani). Setelah membaca hadits ini, tumbuhkan rasa percaya diri dalam dirimu. Jika kamu bisa berpikir positif maka bebanmu akan pelan-pelan berkurang. Rasa yang mengganggu itu juga akan sedikit demi sedikit akan hilang.

            Berbagilah

            Dengan berbagi kamu akan dapat melihat suatu masalah dari beberapa sisi. Bahasa kerennya bersikap obyektif. Tapi, jangan sampai berbagi dengan sembarangan orang. Apalagi sampai membuatnya menjadi rahasia umum. Berbagilah dengan teman yang shalihah yang bisa kamu percayai.

            Bersyukurlah

            Kalau saat ini sang pujaan hati telah berlabuh didermaga lain. Itu berarti Allah memberi isyarat bahwa dia ngak matching sama kamu. Kalau sang pujaan tak kunjung memberi isyarat positif pada dirimu, maka sudahlah...jangan terjebak ikatan yang semi pacaran semacam HTS (Hubungan Tanpa Status), TTM (Teman Tapi Mesra) atau hubungan-hubungan lainnya yang membuat dirimu semakin jauh dari Allah. Cowok yang sholeh tidak akan menawarkan pada diri selain pernikahan,bukan hubungan yang sesaat tadi.

            Beri cinta kesempatan lagi

            Yah, jika suatu ketika ada seorang yang shaleh datang padamu, maka jangan buru-buru menolaknya. Apalagi dengan alasan “dia tidaklah sebaik dirinya yang dulu”. Jangan membandingkan dengan orang yang telah berlalu darimu. Ingatlah, tidak ada orang yang sempurna, no body’s perfect. Setiap orang memiliki keistimewaan tersendiri. Beri dirimu kesempatan untuk menerima cinta lagi.

            Bertaqarrub kepada Allah

             Akhirnya, dekatkanlah selalu dirimu kepada Allah yang berkuasa untuk membolak-balikkan hati. DitanganNya lah segala kekuasaan itu. Perbanyaklah berdzikir, tilawah dan sholat malam minta bantuan Allah. Jangan lelah untuk tetap berada dijalan syariat, Allah pasti memberi skenario terbaikNya untukmu. Aamiin...

            Nah bagaimana jika ada kasus yang berbeda, bila saudari/saudara  sebelumnya pernah pacaran, lalu berpisah karna takut akan dosa-dosa kepada Allah, namun suatu ketika merasakan perasaan yang ingin kembali pada masa lalu, bagaimanakah menyikapinya?? penasaran???...selamat menunggu aja...sampai ketemu dlm episode selanjutnya... jangan ampe kebawa mimpi lho..hehehe ^_^ )


            admin~~~>> http://facebook.com/chati1
            blog   ~~~>>  http://mcintaku.blogspot.com/


            Ku Pasrahkan PadaMu




            Sejuta tanya terhampar dalam kepalaku
            Mengagumi indahnya skenario Tuhan
            Dalam tafakkur aku bertanya padaNya
            Segala kenikmatan ada disekitarku
            Begitu banyak tawa dan bahagia untukku
            Kapankah aku menyempurnakan ibadahku untukmu ya Rob

            Bodoh melesat dalam otakku
            Setan mengepungku tiada henti
            Mengajak mata ini untuk melirik
            Membujuk hati ini untuk kagum
            Memaksa pikiran ini untuk berkhayal

            Hinanya aku melakukan itu
            Tertunduk malu akan ahlaqku
            Menangisi aqidahku yang ternoda
            Zikirku, lantunan cintaku padaNya

            Apakah aku benar-benar tahu apa itu cinta
            Seakan meniti jalan menuju mentari diujung jalan
            Keyakinan itu harusnya tetap teguh tak tergoyah
            Tuhanku pasti akan menjawab pertanyaanku

            Apapun yang terbaik untukku
            Imam dalam hidupku
            Allahlah sang pembolak-balik hati
            Dialah Robku yang agung penetap hati

            Jika Allah menetapkan ceritanya akan berbeda
            Engkaulah yang menentukan segalanya
            KetetapanMu adalah RidhoMu
            Ikhlasku menjalaninya



            Jumat, 04 Februari 2011

            Nikmat Tuhan Manakah yang Kamu Dustakan?

            Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada sahabat kita ukhti  Khusna yang bersedia memberikan ilmunya berupa note sebuah puisi kepada kita semua. Semoga bermanfaat....








            ~~~~~~~~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~~~~~~~~~
                 NIKMAT TUHAN MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN?
            ~~~~~~~~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~~~~~~~~~
            Karya:  Khusna Amanati



            Saudariku......

            Pernahkah engkau menyadari betapa besar karunia dan cinta Allah pada kita?

            Jika kita menghitung nikmat yang Allah berikan, niscaya tak kan sanggup kita menghitungnya.



            Lihatlah, betapa banyak orang-orang yang tergeletak tak berdaya di ranjang-ranjang putih rumah sakit.

            Betapa banyak orang yang bernafas harus menggunakan tabung oksigen yang sangat mahal.

            Betapa banyak orang yang kehilangan penglihatannya.

            Betapa banyak orang yang tak bisa mendengar.

            Betapa banyak orang yang kuat tersenyum karena bencana yang menimpa mereka.

            Betapa banyak orang yang tak punya tempat tinggal untuk berteduh dari panas dan hujan.

            Betapa banyak orang yang menjerit karena kelaparan.

            Betapa banyak orang yang menginginkan kebebasan, namun ia terperangkap di dalam jeruji besi.

            Betapa banyak orang yang kehilangan akal sehat mereka karena putus asa dengan rahmat Allah.



            Lalu sekarang, lihatlah dirimu.

            Betapa Allah sangat menyayangimu.

            Engkau masih diberi kesehatan oleh Allah, sehingga mampu untuk berdiri dan melakukan aktivitas.

            Engkau masih dapat menghirup udara secara gratis,

            Engkau masih dapat melihat keindahan ciptaan-Nya.

            Engkau masih dapat mendengar.

            Engkau masih memiliki tempat untuk berteduh dari panas dan hujan.

            Engkau masih merasakan nikmatnya makan.

            Engkau masih dapat berpikir secara rasional.

            Serta masih banyak nikmat Allah lainya yang tak kita sadari.

            Maka bersyukurlah dengan memuji nama Allah Yang Maha Pemurah.



            Wahai saudariku yang dirahmati Allah...

            Allah yang maha pengasih dan penyayang selalu mencurahkan kasih sayangnya untukmu.

            Tak sedetikpun berlalu tanpa mengurusmu.

            Dia selalu ingat akan hamba-Nya.

            Namun apakah kita juga selalu mengingat-Nya?

            Sadarkah kita akan kasih sayang-Nya?



            Saudariku,

            Ingatlah Allah, ingatlah karunianya yang begitu besar, agar kita senantiasa bersyukur dan selalu merasa puas atas apa yang telah Allah berikan.



            Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya untuk kita semua.


            ~~~~~~~~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~❤~~~~~~~~~
            Bagi sahabat2 MC DLC yang berminat dan bersedia memberikan ilmunya berupa catatan, puisi, doa dan kisah yang dapat menambah keimanan kita, silahkan hubungi admin Cahaya Hati ~~>>>  http://facebook.com/chati1

            Mensyukuri Nikmat Allah

            Syukur Alhamdulillah, marilah kita panjatkan kepada Allah yang telah memberikan kita nikmat yang sangat luar biasa berupa nikmat iman, nikmat sehat, nikmat umur, nikmat kesempatan, serta nikmat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, sehingga kita dapat dipertemukan dalam ikatan ukhuwah di MC DLC ini.

            Syukur Nikmat...
            Begitu sering kita mendengar kata-kata ini. Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita, dan sekiranya manusia bermaksud menghitungnya, niscaya ia tidak akan mampu melakukannya. Jika kenikmatan sangat banyak dan manusia tidak akan mampu menghitungnya, lalu bagaimana kita mensyukuri seluruhnya?

            Syukur dan nikmat berasal dari bahasa Arab. Kata syukur berterima kasih, sedangkan kata nikmat artinya Pemberian, Anugrah, Enak, Lezat.
            Mensyukuri nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara mengingat atau menyebut nikmat dan mengagungkan-Nya.

            Nikmat Allah terhadap umat manusia itu sangat banyak dan beraneka ragam jenisnya, misalnya : ada yang bersifat jasmani, ada yang bersifat rohani, ada yang terdapat dalam diri manusia sendiri, ada yang terdapat di luar diri manusia.
            Nikmat yang bersifat jasmani antara lain bentuk tubuh manusia yang paling baik diantara makhluk lainnya, panca indra, anggota badan, bumi langit, makanan dan minuman, nikmat yang bersifat rohani antara lain : roh, akal, perasaan, bahasa, ilmu pengetahuan, iman dan islam. Dan masih banyak nikmat-nikmat lain yang diberikan oleh Allah kepada kita semua.

            Seluruh nikmat yang kita rasakan ini datangnya dari Allah subhanahu wata'ala.  Allah berfirman :

                                                                                                                                      وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
             "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya)." (An Nahl: 53)

                                                                                          وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا
            "Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. (QS. Ibrahim : 34)

            Karena itu, tepatlah jika Allah SWT, mewajibkan kepada setiap individu manusia untuk bersyukur kepada-Nya, Allah berfirman :
                                                                                                               فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
            Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepada-Mu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (QS. Al- Baqarah :152).
                                                                                                                  وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
            "Dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja beribadah." (An Nahl: 114)

                                                                                                                                           وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
             “Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutNya (dengan bersyukur)”.(Ad-Dhuha:11)


            Sudah seharusnya kita sebagai hamba bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Mulai dalam kandungan ibu sampai menjadi manusia yang bisa berpikir hingga kembali pada-Nya adalah nikmat Allah yang tidak terhingga. Mulai dari kesenangan hidup, rezeki, dan kasih sayangnya yang tak pernah putus.

                                                                               وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
             "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS Ibrahim : 7).

             Akankah kita mengingkari, menentang, melanggar, dan tidak mau mengabdikan diri kepada-Nya? Dari ayat di atas, kita dapat menarik hikmah bahwa bersyukur adalah sebuah jalan untuk mencari keridhaan-Nya. Sebaliknya, bila manusia mengingkari nikmat-Nya, bersiaplah menerima azab yang sangat pedih.

            Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan anugerah yang diberikan Allah. Kita mesti bersyukur saat memperoleh kesenangan dan bersabar saat tertimpa musibah.
            Rasulullah SAW bersabda, ''Perkara orang Mukmin itu mengagumkan. Sesungguhnya, semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang Mukmin. Bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya. Bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.'' (HR Muslim).

            Sesungguhnya, nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita sangat banyak jumlahnya dan tak terhingga. Semua yang diberikan itu, sekiranya  suatu saat Allah menagihnya, kita tidak akan sanggup untuk membayarnya. Sebab, nikmat itu diberikannya setiap saat dan tak pernah berhenti, mulai dari bangun tidur hingga kita tertidur lagi. Alangkah pengasih dan penyayangnya Allah kepada kita, umat manusia.

            Bersyukur atas nikmat adalah bukti bagi lurusnya keimanan dalam jiwa manusia. Dan orang yang bersyukur kepada Allah akan selalu merasakan muroqobatullah (Kebersamaan Allah) dalam mendayagunakan kenikmatan-Nya, dengan tidak disertai pengingkaran, perasaan menang dan unggul atas makhluk lainnya, dan penyalahgunaan nikmat.

            Bersyukur mrnjadikan kita selalu ingat bahwa segala sesuatu di dunia ini hanyalah milik-Nya dan kita wajib memberikan apresiasi sebagai wujud rasa syukur kita. Bersyukur juga membuat manusia selalu menyadari bahwa segala sesuatu yang manusia upayakan hanya akan terjadi jikalau Allah SWT menghendaki. Oleh karena itu menusia akan selalu bertaqarrub atau mendekatkan diri dan bertawakal atau berserah diri kepada-Nya.

            Dengan Apa Kita Syukur Nikmat?

            Ada banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah swt. Secara garis besar, mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

            1. Bersyukur dengan hati :
            a. Meyakini kebenaran Islam dan seluruh ajarannya, termasuk kebenaran rukun iman, rukun islam, dan ajaran tentang ihsan.
            b. Bercita-cita ingin memperoleh ridho Allah, bahagia dunia dan akhirat.
            c. Senantiasa mengingat Allah (zikrullah) dan juga mengingat mati
            d. Mencintai Allah dan Rasul-Nya, jauh melebihi dari selain keduanya.
            e. Membersihkan diri dari syirik, nifak, dan kecenderungan untuk berbuat dosa.
            f. Memelihara hati agar tidak memiliki sifat-sifat tercela, seperti sombong, ria, sum’ah, buruk sangka, putus asa, dendam, keluh kesah, kikir, dan lain-lain.

            2. Bersyukur dengan ucapan :
             a. Mengikrarkan dua kalimat syahadat, yakni syahadat Tauhid dan syahadat Rasul.
             b. Membiasakan diri membaca (tadarus) Al-Quran.
             c. Berdakwah, yakni melaksanakan amar ma’ruf (menyuruh orang berbuat baik) dan nahi munkar(melarang orang berbuat jahat).
             d. Senantiasa mengucapkan lafal-lafal zikir, seperti kalimat tauhid, tasbih, tahmid, takbir, ta’awuds, istigfar, dan disertai dengan banyak berdoa kepada Allah.
             e. Mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
             f. Memelihara diri untuk tidak berkata-kata yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta berusaha agar senantiasa berkata-kata yang bermanfaat, sopan dan ramah tamah.
             g. enantiasa berdoa kepada Allah untuk mendoakan diri sendiri, keluarga, kerabat, musuh, dan lain sebagainya.

             3. Bersyukur dengan perbuatan :
             a. Disiplin melakukan salat lima waktu dan puasa Ramadhan.
             b. Mengeluarkan zakat dan menunaikan ibadah haji jika mampu, serta memenuhi syarat-syarat wajibnya.
             c. Berjihad membela Islam dan kaum muslimin bila diperlukan.
             d. Menuntut ilmu yang bermanfaat baik bagi dunia maupun akhirat.
             e. Melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup bermasyarakat, seperti berbakti kepada orang tua, dan tolong-menolong dalam kebaikan.
             f. Mencari rezeki dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk hal-hal yang bermanfaat.
             g. Memelihara diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Islam.

             4. Bersyukur dengan harta :
             a. Mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan ajaran Islam.
             b. Membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan finansial
             c. Membangun mushala, masjid, sekolah, jembatan, dan sebagainya
             d. Membangun rumah sakit Islam dan membiayai pemanfaatannya bagi masyarakat.
             Dll

             Wujud syukur memang beragam. Namun semuanya tetap kembali pada satu pemahaman dan keyakinan dasar bahwa “apa yang ada dalam diri kita adalah milik Allah dan semuanya akan kembali kepada-Nya serta kelak akan kita pertanggung jawabkan di hadapan-Nya”. Belajarlah untuk menjadi orang yang amanah terhadap semua nikmat-Nya.

             ”Wahai Tuhanku, bimbinglah aku untuk selalu bersyukur atas kenikmatan yang Engkau berikan kepadaku ,juga kepada kedua orang tuaku dan agar aku melakukan amal yang Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu bersama hamba-hamba-Mu yang saleh.”


                                                                                                                                                 فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَان

            “Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman : 13)