muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Jumat, 04 Februari 2011

Mensyukuri Nikmat Allah

Syukur Alhamdulillah, marilah kita panjatkan kepada Allah yang telah memberikan kita nikmat yang sangat luar biasa berupa nikmat iman, nikmat sehat, nikmat umur, nikmat kesempatan, serta nikmat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, sehingga kita dapat dipertemukan dalam ikatan ukhuwah di MC DLC ini.

Syukur Nikmat...
Begitu sering kita mendengar kata-kata ini. Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita, dan sekiranya manusia bermaksud menghitungnya, niscaya ia tidak akan mampu melakukannya. Jika kenikmatan sangat banyak dan manusia tidak akan mampu menghitungnya, lalu bagaimana kita mensyukuri seluruhnya?

Syukur dan nikmat berasal dari bahasa Arab. Kata syukur berterima kasih, sedangkan kata nikmat artinya Pemberian, Anugrah, Enak, Lezat.
Mensyukuri nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara mengingat atau menyebut nikmat dan mengagungkan-Nya.

Nikmat Allah terhadap umat manusia itu sangat banyak dan beraneka ragam jenisnya, misalnya : ada yang bersifat jasmani, ada yang bersifat rohani, ada yang terdapat dalam diri manusia sendiri, ada yang terdapat di luar diri manusia.
Nikmat yang bersifat jasmani antara lain bentuk tubuh manusia yang paling baik diantara makhluk lainnya, panca indra, anggota badan, bumi langit, makanan dan minuman, nikmat yang bersifat rohani antara lain : roh, akal, perasaan, bahasa, ilmu pengetahuan, iman dan islam. Dan masih banyak nikmat-nikmat lain yang diberikan oleh Allah kepada kita semua.

Seluruh nikmat yang kita rasakan ini datangnya dari Allah subhanahu wata'ala.  Allah berfirman :

                                                                                                                          وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
 "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya)." (An Nahl: 53)

                                                                              وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا
"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. (QS. Ibrahim : 34)

Karena itu, tepatlah jika Allah SWT, mewajibkan kepada setiap individu manusia untuk bersyukur kepada-Nya, Allah berfirman :
                                                                                                   فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepada-Mu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (QS. Al- Baqarah :152).
                                                                                                      وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
"Dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja beribadah." (An Nahl: 114)

                                                                                                                               وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
 “Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutNya (dengan bersyukur)”.(Ad-Dhuha:11)


Sudah seharusnya kita sebagai hamba bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Mulai dalam kandungan ibu sampai menjadi manusia yang bisa berpikir hingga kembali pada-Nya adalah nikmat Allah yang tidak terhingga. Mulai dari kesenangan hidup, rezeki, dan kasih sayangnya yang tak pernah putus.

                                                                   وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
 "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS Ibrahim : 7).

 Akankah kita mengingkari, menentang, melanggar, dan tidak mau mengabdikan diri kepada-Nya? Dari ayat di atas, kita dapat menarik hikmah bahwa bersyukur adalah sebuah jalan untuk mencari keridhaan-Nya. Sebaliknya, bila manusia mengingkari nikmat-Nya, bersiaplah menerima azab yang sangat pedih.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan anugerah yang diberikan Allah. Kita mesti bersyukur saat memperoleh kesenangan dan bersabar saat tertimpa musibah.
Rasulullah SAW bersabda, ''Perkara orang Mukmin itu mengagumkan. Sesungguhnya, semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang Mukmin. Bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya. Bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.'' (HR Muslim).

Sesungguhnya, nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita sangat banyak jumlahnya dan tak terhingga. Semua yang diberikan itu, sekiranya  suatu saat Allah menagihnya, kita tidak akan sanggup untuk membayarnya. Sebab, nikmat itu diberikannya setiap saat dan tak pernah berhenti, mulai dari bangun tidur hingga kita tertidur lagi. Alangkah pengasih dan penyayangnya Allah kepada kita, umat manusia.

Bersyukur atas nikmat adalah bukti bagi lurusnya keimanan dalam jiwa manusia. Dan orang yang bersyukur kepada Allah akan selalu merasakan muroqobatullah (Kebersamaan Allah) dalam mendayagunakan kenikmatan-Nya, dengan tidak disertai pengingkaran, perasaan menang dan unggul atas makhluk lainnya, dan penyalahgunaan nikmat.

Bersyukur mrnjadikan kita selalu ingat bahwa segala sesuatu di dunia ini hanyalah milik-Nya dan kita wajib memberikan apresiasi sebagai wujud rasa syukur kita. Bersyukur juga membuat manusia selalu menyadari bahwa segala sesuatu yang manusia upayakan hanya akan terjadi jikalau Allah SWT menghendaki. Oleh karena itu menusia akan selalu bertaqarrub atau mendekatkan diri dan bertawakal atau berserah diri kepada-Nya.

Dengan Apa Kita Syukur Nikmat?

Ada banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah swt. Secara garis besar, mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Bersyukur dengan hati :
a. Meyakini kebenaran Islam dan seluruh ajarannya, termasuk kebenaran rukun iman, rukun islam, dan ajaran tentang ihsan.
b. Bercita-cita ingin memperoleh ridho Allah, bahagia dunia dan akhirat.
c. Senantiasa mengingat Allah (zikrullah) dan juga mengingat mati
d. Mencintai Allah dan Rasul-Nya, jauh melebihi dari selain keduanya.
e. Membersihkan diri dari syirik, nifak, dan kecenderungan untuk berbuat dosa.
f. Memelihara hati agar tidak memiliki sifat-sifat tercela, seperti sombong, ria, sum’ah, buruk sangka, putus asa, dendam, keluh kesah, kikir, dan lain-lain.

2. Bersyukur dengan ucapan :
 a. Mengikrarkan dua kalimat syahadat, yakni syahadat Tauhid dan syahadat Rasul.
 b. Membiasakan diri membaca (tadarus) Al-Quran.
 c. Berdakwah, yakni melaksanakan amar ma’ruf (menyuruh orang berbuat baik) dan nahi munkar(melarang orang berbuat jahat).
 d. Senantiasa mengucapkan lafal-lafal zikir, seperti kalimat tauhid, tasbih, tahmid, takbir, ta’awuds, istigfar, dan disertai dengan banyak berdoa kepada Allah.
 e. Mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
 f. Memelihara diri untuk tidak berkata-kata yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta berusaha agar senantiasa berkata-kata yang bermanfaat, sopan dan ramah tamah.
 g. enantiasa berdoa kepada Allah untuk mendoakan diri sendiri, keluarga, kerabat, musuh, dan lain sebagainya.

 3. Bersyukur dengan perbuatan :
 a. Disiplin melakukan salat lima waktu dan puasa Ramadhan.
 b. Mengeluarkan zakat dan menunaikan ibadah haji jika mampu, serta memenuhi syarat-syarat wajibnya.
 c. Berjihad membela Islam dan kaum muslimin bila diperlukan.
 d. Menuntut ilmu yang bermanfaat baik bagi dunia maupun akhirat.
 e. Melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup bermasyarakat, seperti berbakti kepada orang tua, dan tolong-menolong dalam kebaikan.
 f. Mencari rezeki dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk hal-hal yang bermanfaat.
 g. Memelihara diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Islam.

 4. Bersyukur dengan harta :
 a. Mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan ajaran Islam.
 b. Membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan finansial
 c. Membangun mushala, masjid, sekolah, jembatan, dan sebagainya
 d. Membangun rumah sakit Islam dan membiayai pemanfaatannya bagi masyarakat.
 Dll

 Wujud syukur memang beragam. Namun semuanya tetap kembali pada satu pemahaman dan keyakinan dasar bahwa “apa yang ada dalam diri kita adalah milik Allah dan semuanya akan kembali kepada-Nya serta kelak akan kita pertanggung jawabkan di hadapan-Nya”. Belajarlah untuk menjadi orang yang amanah terhadap semua nikmat-Nya.

 ”Wahai Tuhanku, bimbinglah aku untuk selalu bersyukur atas kenikmatan yang Engkau berikan kepadaku ,juga kepada kedua orang tuaku dan agar aku melakukan amal yang Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu bersama hamba-hamba-Mu yang saleh.”


                                                                                                                                     فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَان

“Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman : 13)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar