muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Selasa, 23 Agustus 2011

Kalau Cinta Jangan Pacaran




Berkenaan dengan catatan sebelumnya, kami mencoba menjawab pertanyaan dari sahabat, komentar yang berhubungan dengan pacaran.

1. Kenapa penjelasan diatas (catatan Kenapa Harus Pacaran) menganggap pacaran berakhir dengan syahwat??

Sebagai seorang muslim kita harus melihat baik dan buruknya suatu perbuatan yang akan kita lakukan. Adapun mengenai pacaran, kita harus berpikir jauh kedepan, apakah pacaran tersebut ada manfaatnya atau tidak? Apakah pacaran tersebut bertentangan dengan syar’i atau tidak? Apa dampak terburuk dari perbuatan tersebut?

Pacaran jelas lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya dan pacaran tersebut jelas-jelas bertentangan dengan syar’i serta dampak terburuk dari pacarat tersebut adalah maksiat (zina).

“Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan dan itu tidak halal baginya karna yang ketiga diantara mereka adalah syetan, kecuali ada mahram yang mendampingi mereka (HR. Ahmad bin Hambal).

Hadits ini menyatakan adanya peluang bagi syetan memperdaya laki-laki dan perempuan ketika mereka sedang berduaan, bukan hanya tergantung pada kondisi ramai atau sepinya tempat mereka berdua, dimanapun mereka berada memungkinkan mereka berbuat maksiat.

2. Kenapa tulisan diatas seperti meragukan iman seseorang ya? Ada juga kok dengan pacaran membuat ilmu agama kita bertambah…

Ingat sahabatku, hati begitu mudah bolak-balik atau berubah, iman bisa naik dan turun. Pacaran pasti dilandasi dengan masalah hati. Jika kita mencintai seseorang kita pasti akan sering memikirkannya, ingin memandangnya, ingin menyentuhnya, ingin curhat, bermanja-manja, pergi jalan-jalan, dan duduk berdekatan.

Kalau memang ilmu agama akan bertambah dengan pacaran, kenapa tidak sekalian mempelajari masalah pacaran menurut islam? Ok, tarohlah ilmu agama akan bertambah selama berpacaran dengan seseorang, namun yang namanya pacaran tersebut tetap dilarang oleh agama.

Kenapa dalam catatan tersebut seakan-akan saya meragukan iman seseorang? Maka disini akan saya jelaskan.

Allah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan serta adanya larangan berkhalwat.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya (An-Nur 30-31)

Ibnu 'Abbas berkata"Perangkap syetan pada laki-laki itu ada 3 cara yaitu pandangannya, hatinya dan kemaluannya. Sedangkan pada wanita terdapat 3 cara yaitu pandangannya, hatinya dan kelemahannya.

Sahabat Nabi bernama Fadl saling berpapasan dengan seorang wanita cantik. Pandangan itu merupakan pandangan pertama mereka dan terjadi agak lama. Nabi segera memalingkan leher Fadl kearah lain. Kemudian al-Abbas bertanya "Ya Rasulullah, kenapa engkau memalingkan leher anak pamanmu sendiri? Rasulullah menjawab "Aku melihat seorang pemuda yang tidak aman dari fitnah syetan (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari penjelasan-penjelasan diatas, mampukah kita menjaga pandangan ketika kita berhadapan dgn lawan jenis, ketika berduaan dengannya apalagi kita mempunyai perasaan padanya, mampukah?

Kemudian dalam pacaran ada keinginan untuk menyentuhnya dan duduk dekat dengannya, padahal kita dilarang berkhalwat.

"Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan dan hal itu tidak halal baginya karena yang ketiga diantara mereka adalah syetan (HR. Ahmad bin Hanbal)

Rasulullah bersabda "Jauhilah berkhalwat dengan kaum wanita. Demi Allah, tidaklah seorang laki-laki yang berkhalwat dengan perempuan kecuali syetan menyertai mereka. Sesungguhnya seorang laki-laki yang berdesakan-desakan dengan seekor babi yang berlumur tanah lumpur dan najis lebih baik baginya daripada bahunya menempel pada bahu perempuan yang bukan mahramnya (HR. At Tabrani).

Dari Ma’qil bin Yasar dari Rasulullah, beliau bersabda “sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya (HR. Thabrani dan Baihaqi).

Dari penjelasan-penjelasan diatas, ketika kamu pacaran bisakah kamu menahan diri untuk tidak duduk berdekatan dengannya, tidak pergi berduaan dan tidak berpegangan tangan. Mampukah kamu menghindari hal-hal tersebut ketika pacaran?

Selama pacaran biasanya kita sering telp-telpnan, nah biasanya orang yang saling cinta maka ia akan berbicara lembut, manja dan kadang merayu maka disanalah yang dikatakan bahwa suara wanita adalah aurat.

“Karena itu janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit didalam hatinya (Al-Ahzab: 32).

Selama kamu pacaran mampukah kamu menjaga suaramu agar biasa-biasa saja, tidak bermanja-manja atau mendayu-dayu sambil merayu?

Mampukah kamu selama pacaran tidak saling memandang, tidak berkhalwat dan menjaga suara? Kalaupun awalnya mampu, tapi sampai kapan kamu bisa bertahan ?? Ingat, dengan kegiatan pacaran tersebut syetan semakin mudah mendorongmu untuk mendekati zina.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (al-isra’ : 32).

3. Bukankah berduaan dengan yang bukan mahram itu berdosa? Maka kalau berduaan dengan tukang ojek, sopir taksi, dokter dll adalah dosa buat saya?

Jika kita bisa menghindarinya agar tidak berduaan dengan seseorang maka hindarilah, namun jika dalam keadaan darurat, terpaksa demi kepentingan menuntut ilmu, pergi bekerja untuk memenuhi kebutuhan, untuk pengobatan maka tidak dilarang selama orang tersebut bisa dipercaya dan selama itu merupakan keharusan. Namun bila kita memiliki perasaan khusus terhadap orang tersebut atau kita mengetahui orang tersebut mempunyai perasaan khusus kepada kita maka perlu kita hindari sebab syetan akan begitu mudah menggoda manusia melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah.

Nah itulah jawaban dari saya yang berkomentar dicatatan.

Dan pada status sebelumnya “Pacaran bukanlah sebuah komitmen. Itu hanya aturan yg disahkan manusia tanpa peduli aturan Allah atau mungkin membuat pembenaran sendiri mengingat hal itu kini makin membudaya.Rasa2nya kita perlu pertanyakan seberapa jauh kita mengenal Islam bila kita abaikan aturan2 di dalamnya. Sungguh Islam tak layak hanya dijadikan identitas karena itu bersumber dari Allah.Mari bermuhasabah!!” <¤^^¤>, saya akan coba menambah jawaban yang telah diberikan oleh patner saya (hanya komentar yang menurut saya perlu ditambahkan).

1. Bolehkah pacaran lewat sms?
Ada sahabat yang mengatakan bahwa pacaran melalui sms boleh aja, bahkan di FB ada disalah satu status teman (membuat tulisan ayank…muach… ) ketika sahabatnya menegur kata-katanya (eh dosa tuh…lebay..) dia dengan bangganya menjawab “ngak dosa kalau cuma di FB”. Na’udzubillah…pemikiran dari mana itu?
Apapun yang namanya pacaran baik lewat sms, chatting ataupun media lainnya tetap tidak diperbolehkan, memang secara fisik tidak terjadi khalwat namun yang terjadi adalah cyber khalwat. Esensi khalwat itu adalah rasa bebas dan aman berekspresi dengan lawan khalwatnya, dimana isi dan tema pembicaraan tidak diketahui oleh orang lain (sms dan chatting) maupun yang diketahui orang lain (status FB). Intinya mereka dalam bersms, chatting atau status FB tersebut tetap mengumbar perasaan, membicarakan sesuatu yang bisa membuat mereka berangan-angan dan berkhayal.

2. Ada sahabat yang berkomentar pacaran boleh secara islami, pacaran syah-syah aja, asal tau norma agama.

Maka dari komentar sahabat yang berkata demikian, saya bertanya darimanakah sahabat berkesimpulan seperti itu? Apakah ada dalil atau hadits yang menyatakan bahwa pacaran boleh secara islami??

Sepengetahuan saya tak ada satu ayatpun atau hadits yang menyatakan boleh pacaran secara islami dan jika seseorang tau dan teguh dengan norma agama maka ia tidak akan melakukan pacaran karna ia tau pacaran diharamkan.

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu , sedang kamu mengetahui (Al-Baqarah: 42)

Kalau memang pacaran itu dibenarkan, kenapa sayyidina Ali lebih memilih diam dengan cintanya pada fatimah,..
Kalau pacaran diperbolehkan tentulah ali akan segera nyatakan cintanya pada fatimah. Dengan begini mungkin ada yang berpendapat bahwa tentu saja karen itu zaman Rosulullah. Lantas apa bedanya zaman nabi dengan sekarang? Bukankah kehidupan merekalah yang sepatutnya kita teladani.. Kenapa sebagai muslim kita malah ikut-ikutan budaya barat? Padahal aturan Allah berlaku sepanjang zaman.. Karena dalam al-qur'an pun hanya pernikahan yang dibenarkan. Cara mengenal lebih jauh orang yang kita anggap cocokpun bukan dengan pacaran tapi ta'aruf. Dan ta'aruf pun bkn ajang coba-coba. Proses ini bagi mereka yang benar-benar ingin mendapatkan pasangan. Jadi sebenarnya pa kita sudah siap menikah? Tentu saja 99% pasti cuma beralasan, nyambung aja, cocok, nyaman di dekatnya, perhatian dll. Tapi klo ditanya kapan nikah? Pasti juga ada lebih banyak alasan. Bagaimana mugkin nikah kalau trend pcaran kini makin meluas bahkan oleh siswa SD. Astaghfirulloh, semakin tipiskah keislaman kita?.

Hanya kepuasan sajalah yang mungkin didapat dari pacaran, disamping takut dibilang kuper atau gak laku.. Apakah bangga kita punya banyak mantan pacar akibat kegagalan pacaran yang kita anggap benar? Apa yang akan kita ceritakan pada pasangan kita kelak?.. Bukankah selain dosa, pacaran juga menjadikan waktu kita terbuang sia-sia bila akhirnya putus/ tak sampai menikah. Kalaupun sampai menikah, tetap saja hubngan pacarn dalam prosesnya adalah dosa. Pernikahan adalah sesuatu yang suci, maka menempuhnya pun juga dengan cara yang suci.

3. Apa harus dihentikan yang namanya pacaran tersebut?

Jika kamu pacaran maka sebaiknya dihentikan, kalau bisa secepatnya menikah maka menikahlah, jika tidak hentikanlah. Hanya ada dua pilihan untukmu, mau tetap larut dalam linangan dosa atau kamu ingin bertaubat? Maka pikirkanlah apa yang terbaik menurutmu.

"Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (Al-Maidah : 100).

Namun banyak yang terjadi sekarang adalah mereka tahu bahwa pacaran tersebut dilarang namun tetap melakukannya.

Mengapa mereka melakukan itu??

Karena “syetan pun menjadikan indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan.Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Al-An’am : 44).

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Al-Jasiyah : 45)

Oleh karena itu sahabatku, janganlah kamu mencari-cari alasan untuk memperbolehkan pacaran dan janganlah kamu mengikuti trend (pacaran) dari kebanyakan orang karena “jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah membuat kebohongan ( Al-An’am : 116) .

Ingatlah, syetan akan selalu menggodamu dan menyesatkanmu sesuai dengan janjinya pada Allah “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan menyesatkan mereka dari jalanMu yang lurus kemudian aku pasti akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan kiri mereka (Al-A’raf : 16-17)

Maka berlindunglah kepada Allah dan bertakwalah dengan mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarangNya, mengerjakan sesuatu yang bersumberkan Al-Qur’an dan Hadits bukan berdasarkan persangkaan belaka.

Maafkan jika ada kata saya yang salah, karena kesalahan mutlak milik saya dan kebenaran datangnya dari Allah. Semoga Bermanfaat…

Bagi yang sebelumnya berkomentar mengenai ta’aruf (berkomentar di status sebelumnya) akan saya jawab pada catatan selanjutnya, insyaallah (tapi maaf harus menunggu hingga bulan Ramadhan selesai)…

Senin, 22 Agustus 2011

~" KEGELISAHAN DALAM MELANGKAH "~



Aku terdiam disini
Menabur sepi ditengah bising
Dalam gelapnya malam yang ditemani sunyi

Aku yang semakin terdiam oleh masa lalu yang tak mau hilang
Menyusuri jalan yang rasanya tak mau menoleh
Memori yang lalu, meski indah cuma memori
Pernah ku yakin melangkah
Pernah ragu dan tak jadi melangkah

Melangkah atau tidak
Waktu terus bergulir
Walau ada langkah yang disesali
Semuanya takkan bisa kembali lagi

Dalam sedih, ku coba tersenyum
Dalam gundah, kucoba berharap dan mencari arah
Dalam langkah tertatih, ku coba tegar menyusuri likunya jalan kehidupan
Dan ku pun coba bersabar dan mensyukuri setiap jalan yang telah ku arungi
Memasrahkan diri atas kehendak Illahi
Dengan keyakinan setelah gelap malam
Akan ada mentari yang menyinari

(Keep optimis, sabar, syukur, n semangat)

my diary-m.w.u_220810_kegalauan hati.

~::~::~::~

Rabu, 17 Agustus 2011

Kenapa Harus Pacaran???



(Karna ada permintaan, kami mengulang kembali catatan lama)

Teman-temanku bertanya, kenapa sih sampai sekarang kamu masih jomblo? Apa kamu tidak kepingin coba gimana rasanya pacaran? Asyik loh!!! Ada yang menyayangi, perhatian dan bisa jadi teman curhat gitulah.... Lagian kita juga bisa menentukan pasangan hidup kita.... Kalau kamu ngak pacaran, gimana kamu bisa tau calon pasangan hidupmu ....

Trus aku jawab “bukannya pacaran itu dilarang agama, kan masih banyak cara yang lain untuk menemukan pasangan hidup seperti dijodohin gitu”... Mereka pun menjawab, “ya... pacaran secara islamilah, jangan niru gaya pacaran zaman sekarang.... ya elah ngapain kamu dijodohin, sekarangkan bukan lagi zaman siti nurbaya....

Hmmm.....

Apa bener pacaran itu harus kita lakukan kalo mo nyari pasangan hidup kita ?

Apa memang bener ada pacaran yang Islami itu?

Gimana sich sebenernya pacaran itu, enak ngga' ya? bahaya ngga' ya ?

Soal pacaran di zaman sekarang tampaknya menjadi gejala umum di kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.

Islam jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya.

Sebagaimana tercantum dalam hadis berikut ini:

"Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya(HR Bukhari dan Muslim daro Ibnu Abbas).

"Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati." (Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah).

Tapi mungkin juga ada di antara mereka yang mencoba "berdalih" dengan mengemukakan argumen berdasar kepada sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud berikut : "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, atau memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya."

Tarohlah mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai tali iman yang kokoh, yang nggak bakalan terjerumus (terlalu) jauh dalam mengarungi "dunia berpacaran" mereka. Tapi kita juga berhak bertanya : sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi "perahu pacaran" itu ? Dan jika kita kembalikan lagi kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang mencintai karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah mereka itu mencintai satu sama lainnya benar-benar karena Allah ? Dan bagaimana mereka merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut ? Kalau (misalnya) ada acara bonceng-boncengan, dua-duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si cewek, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah ?" Jawabnya jelas tidak !

Ketika hati udah terkena panah asmara, terjangkit virus cinta, akibatnya...... dahsyat man...... yang diinget cuma si dia, pengen selalu berdua, akan makan inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yang lagi fall in love itu rela ngorbanin apa aja demi cinta, rela ngelakuin apa aja demi cinta, semua dilakukan agar si dia tambah cinta. Sampe akhirnya....... pacaran yuk. Cinta pun tambah terpupuk, hati penuh dengan bunga. Yang gawat lagi, karena pengen buktiin cinta, bisa buat perut besar (hamil). Karena cinta diputusin bisa minum baygon. Karena cinta ditolak .... dukun pun ikut bertindak.

Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.
1. Berkenalan, baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya , akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, "Akankah ia mencintaiku." Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.

2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, "Aku mencintaimu". Si pria mengutarakan perasaannya dengan mengatakan I Love U atau Aku Cinta Kamu. Jika si wanita diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka si pria pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin untuk datang kerumah, "Apel Mingguan atau Wakuncar ". Kapan pun si pria pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu.

3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. " buktikan cintamu sayangku". Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan lebih dari itu pun sulit untuk ditolak. Na'udzubillah

Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan, dan cium sayang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan si wanita, dan ketika si pria dituntut bertanggung jawab ? Ternyata ia pergi tanpa pesan walaupun datang dengan sejuta kesan. Sungguh malang nasib wanita yg ditinggalkan.

Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang suci, bukanlah dengan pacaran , cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan ! Kami tanya :
1. Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah kamu lakukan waktu pacaran dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan yang akan menjadi istri atau suami kamu yang sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya ? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu berdusta ? Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah?

2. Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidupmu ? Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah sekian kali pindah tangan ? ” Aku ingin calon pendamping yang baik-baik” Kamu katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran, hingga melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi ” Aku bukan calon pendamping yang baik” , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ?

3. Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu antara yang satu pernah pacaran dan yang satu begitu teguh memegang syari’at agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang teguh dalam memegangi agama, ya kan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara kamu menginginkan pendamping yang bersih ?

4. Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/ suami kamu sekarang punya nostalgia berpacaran yang sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu melakukan itu kepada orang yang itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ?

5. Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang nostalgia berpacaran sebelum menikah dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-biasa saja dan tidak saling bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan dan berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ?

6.Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang telah ternoda ? Kalau tidak kenapa kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah karena tidak melarang kamu berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah.

Tak ada yang tahu, pasangan kita saat ini jodoh kita atau tidak. Tak ada yang tahu sampai kapan pasangan kita mencintai kita. Tak ada yang dapat mebuktikan cinta, selain waktu dan keseriusan. Sabar menunggu waktu itu tiba, dan dengan serius menjalaninya di ikatan pernikahan.

Karena itu wahai muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula. Fitrah yang telah menjadi sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya melainkan akan binasa dan hancur.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal[Q.S, Al-Hujuraat:13]

Allah telah menganugrahkan pada kita perasaan suka pada lawan jenis,dan itu dibenarkan oleh syari’at, bahkan dianjurkan utk menyalurkan perasaan tsb dlm pernikahan. Saat perasaan tsb muncul pd seseorang, maka Islam menganjurkan utk dibingkai dlm rangka ibadah pada Allah yaitu dlm sebuah pernikahan. Komitmen dalam pernikahan itulah yang menunjukkan bahwa hidup bukanlah hanya untuk mengumbar cinta semata. Namun, sayangnya, komitmen ini disalahgunakan, dipermak sedemikian rupa sehingga banyak istilah bermunculan seperti pacaran, tunangan, dan lain-lain yang nota bene semua itu hanyalah mengikuti nafsu yang tak mau menunggu dengan sabar.

Wahai pemuda, jika kamu benar-benar mencintainya maka lamarlah dia, bukan mengajaknya pacaran. Jika kamu belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam . Karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya . Dengan begitu kau telah memuliakan dia, karena kamu tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang dan tak mau merusak kesucian serta penjagaan hatinya.

Ketahuilah wahai muslimah, Islam begitu melindungi wanita dengan mengharamkan pacaran. Selain mendekati zina, pacaran juga dapat menyudutkan wanita dan membuat kehormatan wanita tidak berharga. Andai sedikit saja wanita dapat menjaga diri dan bersabar, banyak keuntungan yang dapat mereka dapatkan, mereka dapat menjaga kehormatan dirinya tanpa menimbulkan fitnah dan tak ada rasa malu kepada tetangga karena tak ”jadi” dengan pacarnya.

Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana manusia nggak punya andil nentuin sama sekali, manusia cuman dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak [l86] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Ali-'Imran : 14).

So… Masih mau pacaran juga??

Coba pikirkan, lebih banyak untung atau ruginya??
Kalau untungnya paling cuma ada yang nemani, ada tempat curhat, ada yang perhatiin… yah, kalau itu mah bisa didapat dari teman, saudara, dan keluarga.
Kalau ruginya > susah konsentrasi, uang habis, kadang sakit hati, putus patah hati, dosa semakin menumpuk, yang lebih parah kalau kebablasan, harga diri dan kehormatan hilang serta murka Allah yang didapatkan.

Nah hanyoooo… jangan sampai nyesal nanti lho… nyesal kemudian tiada guna. 

Rabu, 10 Agustus 2011

Renungan Dimalam Syahduku : Manakah Yang Kan Ku Terima???




Ya Illahi…
Aku datang lagi padaMu
Dengan memikul dosa dan amal buruk
Memohon belas kasih dan ampunanMu
Begitu besar karuniaMu
Tlah Engkau ulurkan tirai untuk menutupi aibku
Seandainya Engkau perlihatkan
Tentulah aku akan malu dan ketakutan

Ya Allah…
Siapalah yang akan menyelamatkan aku dari azabMu??
Kepada siapa aku harus bergantung??
Jika Engkau putuskan tali kecintaanMu untukku
Sungguh akan malang nasibku

Ya Illahi…
“Ketika semua orang dibangkitkan menghadap Tuhan seluruh alam” ( Al-mutaffifin 83 :6)
Aku tidak tahu…
Apakah Engkau akan memberiku “catatan orang yang berbakti yang tersimpan dalam ‘illiyin” (QS 83: 18)
Atau “catatan orang yang durhaka yang tersimpan dalam sijjin” (QS. 83: 7)
Yang manakah amal yang lebih banyak ku terima??
Apakah dalam kitab Sijjin-Mu atau ‘illiyin-Mu??

Ya Rabbi…
Aku tidak tahu…
Apakah aku termasuk “ orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanan” ( Al-Insyiqaq 84 : 7)
Sehingga aku “ diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah” (QS. 84: 8)
Atau aku termasuk “ orang yang catatannya diberikan dari arah belakang” ( QS. 84: 10)
Sehingga aku “ akan berteriak, celakalah aku” (QS. 84: 11)
Sungguh aku takut akan hal itu…

Ya Tuhanku…
Aku telah mendzalimi diriku sendiri
Jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat
Niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi

Ya Rabbi…
Dipenghujung malamMu..
Aku menengadahkan kedua tanganku
Memohon ampunanMu
Penuhi qalbuku dengan rasa cinta dan rasa takut padaMu
Dengan keyakinan dan keimanan
Dan rasa rindu serta rasa takut berpisah denganMu

Ya Allah…
Engkaulah pelindungku didunia dan akhirat
Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim
Dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh (Yunus:10)

Ya Illahi Rabbi…
Terimalah permohonanku
Tunjukilah aku jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhoi
Perkayalah aku dengan ilmu milikMu
Agar semakin besar rasa kecintaanku padaMu

Ya Allah…
Terimalah amal ibadahku selama ini
Dan dengan adanya bulan suci yang menyapa hambaMu
Bersihkanlah hatiku dari kerak-kerak dosa
Agar aku kembali kepada fitrahku
Bantulah aku melawan hawa nafsuku
Tegurlah aku jika berbuat salah
Karna “ sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku
Hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam ( Al-An’am: 162).

Aamiin Ya Rabbal'alamiin


~::~::~

Senin, 08 Agustus 2011

### Hanya Islam Yang Diridhoi Allah ###





(Menjawab pertanyaan sahabat dalam status sebelumnya)
Sudahkah kamu masuk islam? Jika mereka masuk islam berarti mereka telah mendapat petunjuk (ali imran: 20)

Karena “ Sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah ialah islam”(ali imran: 19)

Jika kita tdk dikaruniai harta ataupun kesehatan, sesungguhnya kita tlah dikaruniai akal dan islam. Dan sebesar-besarnya nikmat adalah nikmat iman dan islam. Maka beruntunglah kita bs hdp dan meninggal dlm keadaan islam. Oleh karena itu ucapkanlah sepenuh hati "Alhamdulillaah".

Bagaimana jika kita sudah islam karena keturunan? Apakah kita termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk?

Janganlah kita memiliki perasaan bahwa sudah sepatutnya kita jadi orang islam, karena bapak ibu kita dan kakek nenek kita juga orang Islam. Sehingga kita menganggap bahwa seolah-olah Islam itu hanya karena faktor keturunan dan tidak mengerti bahwa menjadi orang Islam adalah anugerah Allah, karena petunjuk Allah terhadap agama yang benar.

Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi, Rasulallah bersabda, “Ingatlah bahwa sesungguhnya anak cucu bani adam dijadikan Allah bermacam-macam tingkatan atau golongan. Ada yang lahir sebagai mukmin muslim sebab bapak ibunya mukmin, lalu hidupnya tetap mukmin sampai mati. Ada yang lahir kafir dan mati dalam keadaan kafir. Ada pula yang lahir mukmin tapi matinya kafir. Ada yang lahir kafir, hidup kafir tapi matinya mukmin (khusnul khotimah). Wallahu a’lam
Maka bersyukurlah kita termasuk orang yang lahir dalam keadaan muslim, dan semoga hidup hingga meninggal dalam keadaan muslim.

“Barang siapa yang dikehendaki dan dipilih oleh Allah untuk mendapat petunjuk-Nya, maka Allah akan melapangkan dadanya untuk (memeluk) Islam”. (QS. Al-An’am;125).

Apakah ada agama yang benar dimata Allah selain Islam??

Mungkin kita pernah mendengar bahwa semua agama itu benar. Hmmm…apakah itu benar?

Mari kita kaji Al-Qur’an agar kita tidak tersesat atau tertipu oleh orang-orang yang berusaha merusak aqidah kita.

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” [Az Zumar:3]

Allah SWT berfirman: ''Dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.'' (QS. As-saff: 9). Dari firman tersebut kita dapat menyimpulkan agama terbagi dalam dua bagian, yaitu agama yang berasal dari Allah ( agama yang diridhoi yaitu Islam) dan agama selain Islam. Dalam ayat itu juga menegaskan Islam merupakan agama yang benar.

Bukti bahwa Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah, dapat pula diperhatikan pada wahyu terakhir yang diterima oleh Rasulullah tatkala beliau sedang melaksanakan haji wada' yang berbunyi: ''Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agamamu (QS Al-Maidah: 3).

Ayat lainnya dalam surat Ali Imran, Allah berfirman: ''Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.'' (QS 3: 85). Dari ayat ini terbuktilah bahwa tidak ada agama lain yang benar disisi Allah selain islam.

Dan terakhir, bersyukurlah hidup dalam keadaan islam, karena “ Sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah ialah islam”(ali imran: 19) dan karena “Kamu (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah (Ali Imran: 10).

“Barangsiapa yang berpegang teguh kepada agama Allah, maka sungguh dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus(Ali Imran: 101)

“ Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.(Ali Imran: 102)


~::>><<::~
 

Kamis, 04 Agustus 2011

Adab Memuliakan Al-Qur’an




Al-Qur’an memberikan jalan yang lurus dan memberikan bimbingan kepada umat manusia didalam menempuh perjalanan hidupnya agar selamat didunia dan akhirat, dan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Allah Ta’ala.

Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya (HR Bukhari).

Bacalah Al-Qur’an sesungguhnya Al-Qur’an itu akan menjadi syafa’at pada hari kiamat bagi yang membacanya (HR Muslim).

Wajib bagi kita menghalalkan apa yang dihalalkan Al-Qur’an dan mengharamkan apa yang diharamkannya. Diwajibkan pula beradab terhadapnya dan berakhlak kepadanya.

Pada saat membaca Al-Qur’an, seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an.

1. Agar membacanya dalam keadaan yang sempurna, suci dari najis dan duduk yang sopan dan tenang.
Membaca Al-Qur’an, dianjurkan dalam keadaan suci. Namun apabila dia membacanya dalam keadaan najis , diperbolehkan dengan ijma’umat islam. Imam Haromain berkata, orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama. (At-Tibyan, hal 58-59).

2. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca.
Rasulullah bersabda, “siapa yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami “ (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab sunan).

3. Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’
Memperlihatkan duka cita atau menangis karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca bisa menyentuh jiwa dan perasaan. Rasulullah bersabda “Bacalah Al-Qur’an dan menangislah. Apabila kamu tidak menangis maka usahakan seakan-akan menangis (karena ayat yang engkau baca) (HR AL-Bazzar)
Dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan sebagian sifat-sifat hamba yang shaleh “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’(Al-Isra’: 109)

4. Agar membaguskan suara didalam membacanya
Sabda Rasulullah” Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Didalam hadits lain dijelaskan “ Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an”(HR. Bukhari dan Muslim). Maksud hadits tersebut membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhraj hurufnya, panjang pendeknya bacaan dan tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid.

5. Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah
Apabila kamu membaca Al quran hendaklah kamu minta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.( An-Nahl: 98) Apabila ayat yang dibaca dimulai dari awal surat, setelah membaca isti’adzah terus membaca basmallah dan apabila tidak diawal surat cukup membaca isti’adzah. Khusus surat At-Taubah, walaupun dibaca mulai dari awal surat tidak usah membaca basmallah cukup membaca isti’adzah saja.

6. Berusaha memahami arti dan makna Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an dengan berusaha mengetahui artinya dan memahami intinya dari ayat yang dibaca dengan beberapa kandungan ilmu yang ada didalamnya. Firman Allah “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an atau hati mereka terkunci? (Muhammad: 24)

7. Tidak mengganggu orang yang sholat
Membaca Al-Qur’an tidak mengganggu orang sholat dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau ditempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih atau dalam hati secara khusyu’.
Rasulullah bersabda “orang yang terang-terangan (ditempat orang banyak) membaca Al-Qur’an sama dengan orang yang terang-terangan dalam shadaqah (HR. Tirmidzi, Nasa’I dan Ahmad).
Dalam hadits lai dijelaskan “ Ingatlah bahwasanya setiap hari dari kamu munajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh mengangkat suara atas yang lain didalam membaca Al-Qur’an (HR. Abu Dawud, Nasa’I, Baihaqi dan Hakim).

8. Menjaga Al-Qur’an
Adab lain ketika membaca AlQur’an ialah tidak melalaikan bacaan itu setelah mempelajarinya.

9. Mendengarkannya saat dibacakan
Dengarlah bacaan Al-Qur’an. Jika ada yang membaca Al-Qur’an maka dengarkanlah bacaan itu dengan tenang. Allah Ta’ala berfirman “Dan apabila dibacakan Al quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (Al-A’raf: 204)

10. Membaca Al-Qur’an dengan saling bergantian
Apabila ada yang membaca Al-Qur’an, boleh dilakukan membacanya itu secara bergantian dan yang mendengarkannya harus dengan khusyu’ dan tenang. Rasulullah bersabda: Tidaklah berkumpul suatu kaum didalam rumah-rumah Allah, mereka membaca Al-Qur’an dan saling mempelajarinya, kecuali akan turun atas mereka ketenangan dan mereka akan diliputi oleh rahmat Allah, para malaikat menyertai mereka dan Allah membangga-banggakan mereka dikalangan malaikat yang ada disisiNya (HR. Abu Dawud).

11. Berdoa setelah membaca Al-Qur’an
Dalam sebuah riwayat dijelaskan, para sahabat apabila setelah khatam membaca Al-Qur’an mereka berkumpul dan mengucapkan “Semoga rahmat turun atas selesainya membaca Al-Qur’an. Dan sebuah hadits diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwasanya ia telah khatam membaca Al-Qur’an, ia mengumpulkan keluarganya dan berdo’a (HR. Abu Dawud)
Setiap orang Islam wajib mengatur hidupnya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan harus dipelihara kesucian dan kemuliaannya serta dipelajari ayat-ayatnya, dipahami dan dilaksanakan sebagai konsekuensi kita beriman kepada Al-Quran (Abu Habiburrahman)

Sumber diambil dari Syaamil Al-Qur’an Special For Women 

Selasa, 02 Agustus 2011

Ketika Kubelajar Memaknai Cinta




Cinta adalah tentang keikhlasan memberi tanpa berharap menerima...
Bahwasanya cinta dan keinginan untuk memiliki adalah dua hal yang berbeda.

Tentangmu...
Manakala kurasakan beribu kebaikanmu, kusadari itu hanyalah setetes dari luasnya samudera kebaikanNYA.
Ketika kembali kuterkenang akan segala perhatian dan kasihmu, maka kuyakini kala itu..ruh belahan jiwaku sedang terperangkap dalam ragamu...
Dan ketika kau berlalu..
Maka pergilah..!!
Karena Allah tiada pernah tuliskan diriku untukmu...
Dan sebuah episode telah menjadi masa lalu...

Tentang kita...
Mungkin aku tak lagi menyesal atas cerita kita yang kini tak lagi ada. Namun, aku belum bisa berhenti menyesal tentang cerita kita yang pernah ada. Karena kusadari itu hanya akan membuatNYA murka dan menorehkan luka di dada.
Maka kukatakan satu cerita kini telah usai..

Sejatinya cinta adalah fitrah, maka jangan jadikan ia fitnah. Bukankah rasa itu berasal dariNYA..?? Lalu ketika rasa itu ada, pantaskah kita abaikan semua aturanNYA..??
Lalu menghalalkan apa yang tiada IA perbolehkan??

Sungguh, Allah bukan tak punya maksud dengan aturanNYA, karena IA tak inginkan kita kecewa atas rasa yang bukan saatnya.
Maka tak perlulah berlebihan dalam menyikapi cinta, apalagi bila itu bersemi sebelum waktunya.

Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, maka berhati2lah dengan hati..! agar kita tiada pernah salah menempatkan cinta...

Ketika sesuatu terlepas dari genggaman kita, bukan berarti kita tak lagi pantas memilikinya. Namun itu berarti bahwa kita pantas mendapatkan yang jauh lebih baik.

Saat kita tak bisa lagi bersama orang yang kita suka, tak selalu berarti bahwa kita bukan yang terbaik untuknya. Karena mungkin saja dia bukanlah yang terbaik untuk kita.

Sesungguhnya Allah adalah cinta pertama kita. Kemudian Ia titipkan cintaNYA pada kedua orang tua kita, saudara, teman dan orang2 terdekat kita juga jodoh kita nanti..
Maka hendaknya segala cinta senantiasa berada dalam naunganNYA. Tanpa membuat kita berpaling dariNYA.

``Mungkin kita tak selalu berjodoh dengan cinta, namun suatu saat cinta kita akan menemukan jodohnya``

"Sedikit ungkapan rasa dalam pena
Ketika Kubelajar Memaknai Cinta"
{from: Short Stories of 1829 MaPriL'10}
<¤^^¤>