muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Kamis, 27 Oktober 2011

Ketika CINTA Mengalahkan Cinta



Kerisauan hadir dalam hati
Ketika aku harus mengambil sebuah keputusan dalam hidupku
Diantara dua cinta…
Tak sanggup aku merangkul keduanya
Dan ketika aku harus memilih
Maafkan aku yang harus melepaskanmu pergi

Andai engkau tau
Aku mengharapkan dirimulah yang menjadi pasangan hidupku
Namun aku atau dirimu tak bisa menjamin apa-apa
Karena bukan kitalah yang menuliskannya di Lauh Mahfuz sana…tapi Dia
DitanganNya lah tertulis takdir kita
Dialah sutradara yang menentukan jalan hidup hambaNya

Jodoh takkan lari jika kita ditakdirkan bersama
Itulah keyakinan dalam hidupku
Walaupun berpuluh calon qawwam mendekat dan ingin melamarku
Jika Dia berkehendak, maka dirimu akan tetap untukku

Seperti curahan air dilahan kering
Air merupakan rizki dariNya yang tak terhingga
Begitu juga jodoh menurutku
Aku harap engkaulah rizki terindah dalam hidupku
Seorang iman dan qawwam yang akan memimpinku menuju syurgaNya

Ya Allah
Engkau tau segala isi hatiku
Aku mencintainya karnaMu
Berat rasanya dikala ketetapanMu bertentangan dengan hati
Namun, kulakukan demi kecintaanku padaMu
Ku mohon padaMu ya Allah
Kuatkanlah imanku dan imannya
Dekatkanlah hatiku dan hatinya dijalanMu

Diantara dua cinta…
Cinta kepadamu dan kepadaNya
Maafkan diriku yang lebih memilih Dia
Karna Dia lah segalanya, Sang Pemilik Cinta dari segala cinta

Ketika CINTA mengalahkan cinta
Maka ku bersujud penuh kesyukuran
Karna Dia tlah memberi petunjuk
Kepada hati yang mendambakan cinta dan keridhoanNya

(love story A-Z_Ketika CINTA mengalahkan cinta)

KETIKA CINTA HARUS MEMILIH




Matahari begitu cerah setelah tadi malam diguyur hujan, namun tidak dengan hatiku. Oktober… bulan ini pun kembali menyapa. Bersyukur dan juga bersedih, atas semua yang telah terjadi.
~~~~~~~~~~~

Untuk pertama kalinya aku mengagumi orang yang belum ku kenal, belum pernah bicara dengannya, namun yang ku tau dia adalah seorang staff pegawai honorer disekolah tempat aku PL saat itu. Masih ku ingat ketika aku duduk sendirian dilobi sekolah, tiba-tiba dia lewat didepanku dan seketika mata ini memperhatikannya. Tenang dan mendamaikan hati, itulah yang kurasakan ketika melihat wajahnya. Seketika hati ini berkata “andai suamiku nanti seperti dia, ya Allah mungkinkah dia jodohku?”. Akupun sadar dan beristigfar “astagfirullah, apa yang kupikirkan ini?”, dan secepatnya kualihkan pandangan. Aneh.. memang aneh, entah kenapa hal itu bisa terpikirkan. Oktober…itulah awal aku mengagumi pancaran ketenangan dari dirinya.

Dua purnamapun berlalu, untuk pertama kalinya dia duduk didepanku, oh iya…namanya bang Farhan (pas kejadian ini aku baru tau sapa namanya, oopss…sory padahal awal masuk dah dikenalkan sapa namanya tapi aku lupa). Agak gugup…berkeringat…itulah yang kuperhatikan darinya saat dia mencoba menerangkan tugas yang diberikan sekolah untuk kami para guru PL. Hmmm, kata dia sih kepanasan… tapi tau ngak apakah yang terlintas dalam pikiranku saat itu?, dia mungkin gugup karna bicara dikelilingi oleh 4 orang wanita cantik (^_^) (eh iya…emangnya aku cantik?? Hmmm,,,ya anggap saja demikian). Hehehe…ada-ada aja yang aku pikirkan.

Beberapa hari kemudian, ketika selesai sholat di musholla sekolah, aku melihat dia dan teman-teman PL sedang asyik bicara. Ternyata dia membicarakan masalah kuliahnya (aku baru tau dia kuliah difakultas yang sama denganku tapi beda jurusan, semua teman dah tau kecuali aku, waduhh…kemana aja aku selama ini??). Kali ini aku beranikan diri bicara dengannya hanya sekedar mengetahui apakah ia kenal dengan sepupuku karna beberapa hari yang lalu, aku menemukan akun FBnya ketika melihat akun teman sesama PL dan dari infonya kebetulan sama sekolah MAN dengan sepupuku. (Kali inilah awal aku mengenalnya).

Awal tahun baru, aku dihadapi berbagai masalah pribadi, dalam keadaan bingung ngak tau lagi mau curhat dengan siapa (biasanya curhat dengan sepupu tapi dia lagi sibuk), bang Farhan hadir bagaikan sahabat yang mau menampung segala masalah dan curhatku. Dalam keadaan bingung, dia OL di FB dan entah kenapa aku mau curhat dengannya, padahal biasanya aku tak mau curhat dengan orang yang baru ku kenal (baru dua minggu yang lalu) dan apalagi dia lawan jenis (baru kali ini aku curhat dengan lawan jenis yang ngak ada hubungan keluarga denganku).
Setelah mengenalnya sebulan lebih, hal aneh slalu saja terjadi. Aku bingung mengapa semua orang menganggap aku pacaran dengannya? Salahkah aku yang sering chat dengannya? Padahal dia sekali-sekali OL tapi pas dia OL ternyata aku juga OL, makanya teman-teman menganggap kami janjian (huff.. capek dech). Bahkan teman sesama PL memperkenalkan aku dengan temannya (sama kuliah dengan bang Farhan) bahwa aku ini calonnya. Haa?? Calon??...calon apaan ya?? duh tambah ribet aja nih. Dan peristiwa yang paling parah ketika bang Farhan datang kerumah karena ada keperluan sekolah, ketika dia sudah pulang, ibuku bertanya “Hana, itu calon menantu ibu?” Deg..perkataan ibu benar-benar membuatku terkejut, kemudian aku jelaskan bahwa kami hanya berteman dan dia juga teman sepupuku. Tapi apa kata ibu “kan bagus tu sudah ada yang kenal dia, tamatan sekolah agama juga, bisa jadi calon ustadz paling ngak dah tau soal agama, sekarang bisa saja temanan tapi sapa tau esok?” aku hanya bisa diam dan tersenyum dengar perkataan ibuku. Dan taukah hal bodoh apakah yang aku lakukan? Aku malah menceritakan hal ini padanya. Hahaha… ntah aku terlalu lugu, polos atau memang bodoh. Huff… aku bingung dengan semua kejadian2 akhir2 ini, dan aku semakin bingung dengan pertanyaan temanku yang menanyakan perasaanku padanya, aku benar2 ngak tau apa yang aku rasakan.

Dua bulan kemudian, walau aku ngak PL lagi disekolah tersebut tapi sekali2 aku mampir kesana untuk bertemu dengan murid2ku dulu. Hari ini aku dan temanku datang kesekolah, ketika aku pulang, aku melihatnya sholat sendirian dari depan (karena dinding musholla hancur jd yang sholat bisa tampak dari depan). Tiba2 aku merasakan hal aneh, hatiku begitu merasakan ketenangan melihatnya, badanku seketika mendingin dan jantungku berdesir berdetak cepat, tak bisa aku gambarkan apa yang kurasakan saat itu. Baru kali ini aku menyadari kalau aku menyukainya. Aku merindukan suasana ini , merindukan seseorang yang dapat menggetarkan hatiku karna agamanya.
Seiring berjalannya waktu, kami semakin dekat karna ada salah seorang muridku dulu yang bermasalah, sedangkan aku ngak bisa membantu karna sudah keluar dari sekolah makanya aku sering meminta bantuan untuk menolong anak muridku itu padanya. Ada apa ini, ada apa dengan hatiku?? perasaanku padanya semakin kuat. Cinta ini semakin lama semakin sulit ku pendam dan tak biasanya aku sampai larut seperti ini.
*******************************************************

Saat jandela hatiku tlah t'buka...
Ku temukan sesuatu yang berbeda dari diriku...
Ku tak mengerti tentang perasaanku
Setiap ku melihatnya hatiku begitu damai…
Setiap melihatnya melakukan ibadah, perasaan ini semakin susah tukku hindari

Bagiku ia yang terbaek,,
Ku suka kekurangan dan kelebihannya...
Ku suka semua tentangnya..
Jika bersamanya rasanya tak ingin kulewati walau sedikit pun
Tak terasa waktuku pun habis memikirkannya...

Namun,,
Apa ia tau seberapa besar rasa ini???
Ku sayanginya,,,
Ku mencintainya,,
Dari relung hatiku yang terdalam...

Salahkah aku mencintainya??
Apakah rasa ini akan selalu ada??
Mungkinkah perasaan ku akan di balas dengan senyuman??
Aku pun tak tahu
Hanya waktu yang bisa menjawabnya
Tak pernah kusesali mencintainya..
Ku berikan semua ekspresiku ini hanya untuknya...

Ya Rabb….
Apakah ia merasakan apa yang aq rasakan...
Perasaan ini sulit aq pendam...
semakin lama aq mengenalnya...
semakin susah aq melupakannya...

Ya Rabb....
Ku ingin tau isi hatinya
Karna ku merasakan ia memendam sesuatu padaku
Ku tak ingin terlalu larut dlm perasaanku ini

Ya Allah…..
Di setiap tahajutku selalu ku selipkan namanya pada-Mu
Ku meminta agar Engkau selalu menjaganya dan berikan kebaikan untuk dirinya…
Jika ia tercipta unk ku dan menjadi milikku….
Satukanlah hati kami, buatlah kami semakin dekat ….
Tapi jika ia bukan untukku….
Maka hilangkanlah secepatnya rasa ini dari hatiku…
Buatlah kami semakin jauh….

Ya Allah..
Apakah ia kan menjadi imamku di suatu saat hari nanti???
Hanya pada-Mu aq meminta….
Kupaasrahkan semuanya kepada-Mu

************

Beberapa bulan pun berganti, entah kenapa sebuah keberanian datang ketika chat, aku putuskan untuk menanyakan sesuatu padanya (aku bilang padanya ini pertanyaan pertama dan terakhir), tentang sikap dia selama ini padaku, tentang semua perhatian dan kebaikannya yang agak berbeda kepadaku, aku tak ingin menyalah artikan maksud kebaikannya dan tak ingin larut dalam perasaan cinta ini. Aku bersyukur atas jawaban yang dia berikan, dia menyatakan sikapnya dengan yang lain sama aja, dan kami membahas masalah pacaran zaman sekarang, dia tak ingin pacaran. Bagiku jawaban ini sudah cukup untuk menenangkan hatiku agar aku tak larut lagi dengan perasaanku dan aku juga bisa semakin mantap mengatakan pada teman2 kalau kami tidak ada hubungan apa2. Namun keesokan harinya, dia sms yang intinya salahkah kedekatannya selama ini karena adanya perasaan sayang kepadaku? dan bertanya bagaimana pendapatku. Deg…aku bingung,, Lama waktu yang kubutuhkan untuk menjawab smsnya, setengah hari kucoba berpikir dan memutuskan mengatakan “ apa yang bang rasakan kepadaku itu juga yang aku rasakan, namun bisakah kita bersikap seperti biasa sebelum chat dan sms hari ini”. Akhirnya kami sepakati hal tersebut, bersikap biasa dan menjaga hati.

Namun, semakin lama rasa cinta itu semakin sulit untuk dibendung dan akhirnya kata2 cinta pun terucapkan, bermula ketika aku ulang tahun, aku sms dirinya hanya untuk sekedar meminta nasehat atau do’a dihari yang bahagia ini, dan taukah balasan akhir smsnya, Dinda tersayang yang Bang sayang karna Allah. Deg…aku terkejut dan membalas “ya ampun bang, aku terkejut dengarnya, tapi maaf bang sekarang belum saatnya ” . Namun, apa yang sebenarnya terjadi dengan hatiku? Badanku mendingin, darah terasa berhenti mengalir dan jantungku berdetak cepat, ahh…aku merasa tersanjung. Dan ketika chat beberapa hari kemudian dia memintaku untuk mengucapkan aku sayang padanya, awalnya aku bingung, namun akhirnya ku ucapkan. Dalam benakku aku hanya berpikir, mungkin hanya mengucapkan sebuah perasaan lewat tulisan tidak masalah.

Seiring berjalannya waktu, bulan pun berganti, aku merasakan dia semakin menjauh, perasaanku tak karuan. Dan ketika aku menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, dia menyakinkanku bahwa hubungan kita akan baik2 saja dan pernah mengatakan izinkan bang untuk kembali kepadaNya. Namun perasaan itu semakin lama tidak tenang, apalagi setelah mimpiku semalam yang membuatku takut. Ini bukan mimpiku yang pertama tentangnya namun ini mimpi yang keempat kalinya dan mimpi inipun berbeda. Pernah dahulu aku bermimpi dia tersenyum melihatku ketika bertemu disebuah lorong ruangan, dan anehnya mimpi itu benar-benar terjadi, kami berpapasan di samping bangunan kampus fakultas, aku dan dia bertemu hingga membuatku grogi ketika menatap mata dan senyumnya dan seketika aku ingat dgn mimpi itu dan ingat semalam aku sangat merindukannya, aku langsung ngacir tanpa bicara padanya, yang akhirnya aku minta maaf atas sikapku dengan sebuah alasan yang dibuat-buat.

Dan pernah juga aku bermimpi dia tersenyum ketika bertemu diatas mobil, ahhh…ternyata benar mimpi itu jadi kenyataan, kami berada disatu angkot karena hendak pergi walimahan ketempat teman. Aku grogi, tak sanggup ku menatap wajahnya yang ada didepanku, dan aku cemburu melihat keakrabannya dengan teman-temanku yang lain (kebetulan teman2 ngak ada yang tau tentang hubungan kami). Dan sekarang…mimpi ini sangat berbeda, danku takut hal ini terjadi sama seperti mimpi2 sebelumnya yang jadi kenyataan. Aku bermimpi dia dalam keadaan tak seperti biasanya, pakaian urak-urakan, wajah lusuh, tak ada sedikitpun senyuman dan yang parahnya aku melihat dirinya merokok, aku takut ini terjadi, karna ku tau ini bukan sifat dan sikapnya.

Kegelisahan semakin menjadi, aku merasa ini ada hubungannya dengan hubungan kami dan entah kenapa hati kecilku slalu berkata bahwa hubungan ini akan segera berakhir. Sebelum semuanya terjadi, ku siapkan hati untuk menerima apa yang akan terjadi nanti (tapi kenyataannya hatiku tetap hancur) dan aku pun sudah membuat satu akun FB untuknya. Ku pun membuat kalau aku berpacaran dengan akun baru tersebut, aku katakan padanya lewat pesan bahwa akun itu aku buat hanya sekedar main-main saja. Namun apa sebenarnya terjadi , dia tidak tau. Kulakukan semua ini hanya untuk menyelamatkan namanya suatu hari nanti. Padahal beberapa orang dahulu pernah mendekatiku namun aku katakan tidak ingin pacaran, tapi sekarang apa yang aku lakukan?? ku biarkan namaku tercoreng dihadapan teman2 yang lain. aku merasa hubungan ini akan berakhir dan jika suatu hari nanti aku kesal padanya, teman-teman ngak bakalan tau hubungan kita, yang mereka tau aku pacaran dengan akun yang mereka tidak kenal.

Akhirnya aku ngak sanggup lagi menahan kegelisahan ini, ku pun mengirim sms padanya, menanyakan bagaimana sebenarnya perasaannya padaku. Sakit…perih…mengapa baru sekarang dia mengatakan apa yang sebenarnya dirasakannya. “maafkan abang yang tidak bisa mencintai seperti kamu mencintai abang, perasaan pertama mengenalmu sekarang mulai berkurang, bang dah coba introspeksi diri namun kecemasan yang terjadi, jangan tanya kenapa karna bang ngak tau apa yang sebenarnya terjadi, sebelum kamu jauh terluka izinkan abang menjauh namun tetap tidak ada niat tuk merusak hubungan ini”. Ingin ku berteriak mengeluarkan perasaan sakit ini, kenapa dia baru sekarang jujur kenapa tidak dari dulu, dan apa sebenarnya terjadi? Kenapa tidak ada alasan yang pasti, kenapa dia ingin menjauh tapi tak ingin merusak hubungan ini. Ingin aku membencinya tetapi ku tak bisa.
***********
Jika seseorang mencintaiku
Maka kan kubalas dengan ketulusan cinta sepanjang masa
Namun ketika dia mulai menjauh
Sementara cintaku terus bersemi
Kupanjatkan doa kepada Illahi
Agar memberi petunjuk yang menerangi

Dalam kelapangan dada ini
Sesukamu engkau boleh tinggal
Karena itulah arti tertinggi
Bagi ketulusan hati yang mencintai

Sekalipun wajahku tak dapat menatapmu lagi
Namun cinta dan ukhuwah tak akan pernah sirna
Aku takkan berhenti memujimu dari kejauhan
Bersama untaian doa
Jiwaku akan selalu merindukanmu
Bersua bersama penuh ketulusan dan cinta

Ketika orang yang mengasihimu ini
Mencium semerbak aroma kerinduan
Kedua mata tergerak mengalirkan bulir-bulir cinta
Dikedalaman terdengar lantunan ayat-ayat cinta yang tersembunyi dalam hati

Ketika ku hantar dirimu kegerbang perpisahan
Kulepas engkau dengan lambaian
Seakan jiwaku sedang melepaskan seluruh kebahagiaan diri
Tak sanggup ku menatap kepergianmu
Karena tatapan hanya menambah pilu
Dulu, sebulan bagai sehari
Namun kini, sehari bagai bulan-bulan yang tak henti

Ketika kita berpisah
Antara aku dan engkau
Biarlah kata sabar yang menghiasi ucapan perpisahan
Dari orang yang memendam rindu kepadamu
Menyesal atas semua yang telah berlalu
Karena tiada bekal untuk perjalanan abadi

Pada Allah aku hanya bisa memohon
Semoga dosa kita diampuni
Atas kekhilafan yang telah terjadi
Tanpa disadari kita tlah bermaksiat dariNya

Dengan ikhlas kulepaskan engkau pergi
Untuk menjalani hidup yang diridhoi
Dan kini ku serahkan cinta dan rinduku kepada pemilik hati ini
Semoga Allah memberikan yang terbaik buat kita

**********
Beberapa hari setelah dia memutuskan menjauh dariku, aku bermimpi lagi, dia bermenung, tampang kuyu dan sedih dan ketika aku menyapanya , air matanya menetes. Aku terbangun, bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, bukankah ini yang dia inginkan, menjauh dariku namun kenapa dia bersedih??. Beberapa hari kemudian akupun bermimpi dia meninggal, aku terkejut, takut dan air mata sudah mengalir, ternyata aku hanya mimpi. Ku buat pesan ke inboks FBnya menanyakan bagaimana kabarnya, karna aku tak ingin bertanya langsung. Hati ini tak tenang ingin mengetahui bagaimana kabarnya, aku beli sebuah kartu kemudian aku menelponnya. Mendengar suara “assalamu’alaikum” dari sana perasaan jadi lega, ku langsung mematikan telp tanpa bicara sepatah katapun.

Setelah seminggu menjauhnya dia dariku, sepupuku sedang bermasalah dengan kisah cintanya, dan dari kisah cintanya itu membuat aku berpikir bagaimanapun caranya kita memperjuangkan kisah cinta, namun semuanya berada di tangan Allah, kemudian pertanyaan2 timbul dalam benakku salahkah hubungan aku dengan dia? Salahkah atas perasaan cintaku ini? Aku memang merasa adanya kesalahan dalam hubungan ini, tapi dari segi mana? Yang ku tau selama ini, yang namanya pacaran adalah mereka yang sering pergi berduaan, duduk berdekatan, berpegangan tangan, bermesra-mesraan didepan umum. Tapi aku tidak melakukan hal tersebut, selama ini hubungan kami hanya sebatas komunikasi, kami tidak pernah duduk berdekatan, kami tidak pernah bersentuhan kulit, bahkan sejak aku mengenalnya ketika teman-teman sibuk bersalaman dengannya waktu perpisahan, aku malah cuek, malas bersalaman dengannya maupun dengan teman cowok lainnya. Lantas apa yang sebenarnya salah dalam hubunganku dengannya?? Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Dan setiap tahajud aku memohon diberikan petunjuk.

Beberapa minggu kemudian, aku teringat dengan akunku yang lain yang sudah lama tak dibuka, sebuah catatan teman menarik hatiku yang membahas mengenai khalwat, astagfirullah…ternyata selama ini hubungan kami telah dikategorikan dalam pacaran, walaupun selama ini kami menjalin hubungan lewat sms, telp dan chat walaupun kami tidak setiap hari komunikasi namun hubungan ini tetap dinamakan pacaran karena sudah mengumbar kata cinta dan komunikasi yang kami lakukan tetap dinamakan berkhalwat karena esensi khalwat ialah adanya kebebasan dalam berduaan baik secara langsung bertemu maupun secara tidak langsung (komunikasi).

Ku mengingat kembali apa yang telah terjadi selama ini, teringat akan perkataan dia yang ingin kembali padaNya, teringat dengan sms terakhir “bang berusaha introspeksi diri namun yang ada malah keresahan yang ia rasakan” dan teringat mimpi dia meminta maaf atas kekhilafan yang telah terjadi . Teringat akan doa-doaku selama ini pada Allah yang memohon agar dijaga hati ini dan dijaga hubungan kami agar tidak melampoi batas. Ya Allah… inikah jawaban yang aku cari selama ini, ternyata Engkau ingin menjaga hatiku dan hubungan kami agar tidak melampoi batas lagi, dengan masalah ini membuatku sadar, ternyata selama ini aku bermaksiat kepadaMu. Aku berusaha dekat denganMu namun aku juga tlah bermaksiat dariMu. Dan sebuah hadits membuatku berderaian air mata dan memohon ampunan kepadaNya. “Hai anak adam, kamu tidak adil kepadaKu, aku mengasihimu dengan kenikmatan-kenikmatan tetapi kamu membenciKu dengan berbuat maksiat. Kebajikan Ku turunkan kepadaMu dan kejahatanmu naik kepadaKu. Selamanya malaikat yang mulia datang melapor tentang kamu tiap siang dan malam dengan amal-amalmu yang buruk (Arrafi dan Arrabi’i).

Namun kebingungan terjadi pada diriku, aku dihadapkan dalam dua pilihan yang sangat sulit untuk kupilih, aku mencintai Allah tapi aku tak sanggup untuk berpisah dari orang yang aku cintai. Sanggupkah aku menahan perasaan cinta dan rindu yang mendera jika berpisah?, sanggupkah aku mengorbankan semua harapanku? Bolehkah aku menunggunya?. Hanya sebuah do’a yang dapat kupanjatkan, Ya Allah jika melepaskannya adalah pilihan terbaik maka bantulah aku untuk memudahkan urusan ini dan tenangkanlah hatiku menerima ketetapan dariMu.
Semakin hari aku semakin yakin bahwa hubungan ini harus diakhiri, apa gunanya menjauh namun hubungan yang tidak seharusnya ini tetap berjalan, dan kenapa aku harus menunggu padahal semuanya Allah yang akan mengaturnya, namun aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Mencari dan terus mencari sebuah kebenaran dan berpikir apa yang harus ku lakukan dan katakana, akhirnya sebuah keputusan kutekadkan.

Oktober… bulan dimana aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Dengan sebuah pesan di inboks FB yang mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas keputusannya yang ingin menjauh telah menyadarkanku dan terima kasih karna selama ini telah memberiku sedikit pengetahuan agama dan memohon maaf atas kekhilafanku yang telah membawanya kedalam lembah kehinaan. Mengenai harapan kita untuk membina rumah tangga yang entah kapan akan terwujud biarlah Allah yang menentukan semuanya, apakah yang akan menjadi jodohku nanti adalah dia atau orang lain, biarlah Allah yang mengatur semuanya, sekarang aku ingin kembali kepada prinsipku dahulu takkan pacaran dan akan menjaga hati ini. Sebuah smspun ku kirimkan memberitahukan bahwa aku membuat pesan ke inboks FBnya dan mengatakan ini adalah pesan dan sms terakhir dariku dan terima kasih telah memberikan kenangan serta kesadaran. Sms ku pun langsung dibalas, tanpa dia membaca pesan FBku terlebih dahulu, dia meminta maaf atas kekhilafan yang telah terjadi selama ini. Akupun langsung menangis… Ya Allah mimpi itu benar adanya. Beberapa hari kemudian akupun bermimpi dia datang menemuiku dengan tersenyum dan terima kasih atas keputusanku kemudian kami pun berpisah.

Oktober…dimana awal aku mengaguminya dan oktober dimana hubungan kami berakhir, memang tidak akan gampang melupakan semuanya yang telah terjalin selama 5 bulan (astagfirullah…5 bulan lamanya aku bermaksiat dariMu ya Allah), dan tak gampang melawan perasaan rindu dan cinta, namun aku yakin Allah akan membantuku menjaga hati ini. Dan satu hal yang akan kuingat nasehat darinya “tetaplah semangat dalam segala hal, sertai Allah dalam setiap langkahmu”.
Ya Allah terimakasih atas hidayah dariMu…walau ku tak mendengar langsung alasan darinya namun ku yakin semua hal yang terlintas dalam hidupku adalah petunjuk dariMu. Ya Allah… kini ku serahkan cintaku kepadaMu.
******************
Sejuta tanya terhampar dalam kepalaku
Mengagumi indahnya skenario Tuhan
Dalam tafakkur aku bertanya padaNya
Segala kenikmatan ada disekitarku
Begitu banyak tawa dan bahagia untukku
Kapankah aku menyempurnakan ibadahku untukmu ya Robb

Bodoh melesat dalam otakku
Setan mengepungku tiada henti
Mengajak mata ini untuk melirik
Membujuk hati ini untuk kagum
Memaksa pikiran ini untuk berkhayal

Hinanya aku melakukan itu
Tertunduk malu akan akhlaqku
Menangisi aqidahku yang ternoda
Zikirku, lantunan cintaku padaNya

Apakah aku benar-benar tahu apa itu cinta
Seakan meniti jalan menuju mentari diujung jalan
Keyakinan itu harusnya tetap teguh tak tergoyahkan
Tuhanku pasti akan menjawab pertanyaanku

Apapun yang terbaik untukku
Imam dalam hidupku
Allahlah sang pembolak-balik hati
Dialah Robbku yang agung penetap hati

Jika Allah menetapkan ceritanya akan berbeda
Engkaulah yang menentukan segalanya
KetetapanMu adalah RidhoMu
Ikhlasku menjalaninya

^^^^^^^^^^^
Maaf ceritanya terlalu panjang, semoga bermanfaat dan dapat mengambil hikmah dari cerita ini, karena betapa banyaknya diantara kita yang merasa bahwa hubungan kita baik2 saja dan menganggap hubungan itu diridhoi Allah, tapi ternyata kita tlah bermaksiat dariNya.
 

Selasa, 25 Oktober 2011

~~~ JANJI YANG TERABAIKAN ~~~



Ya Allah
Dalam KalamMu Engkau berfirman
“innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau'budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii”
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (Thaahaa : 14)
“wamaa umiruu illaa liya'buduu allaaha mukhlishiina lahu alddiina hunafaa-a wayuqiimuu shshalaata”
“ Mereka hanya diperintahkan menyembah Allah dengan ikhlas mentaatiNya semata-mata karena menjalankan agama dan supaya mereka mendirikan shalat” ( Al-Bayyinah: 5)

Dan dalam sholatku aku berucap
” inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbi al'aalamiina”
“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam” (Al-An’am : 162)
Namun apa yang terjadi??
Hamba begitu sering mengingkari janji
Kata-kata tersebut hanyalah sebuah kalimat yang slalu terucapkan
Namun belum seutuhnya terbuktikan

Setiap saat hamba slalu berkata bahwa hamba mencintaiMu
Namun, apakah hamba benar-benar tlah mencintaiMu?
Apakah hamba sudah benar menjalani perintahMu?
Sudahkah hamba ikhlas melakukan semua itu karnaMu?
Apakah hamba lebih mendahulukanMu daripada yang lain??
Apakah yang kulakukan selama ini aku anggap sebagai kewajiban semata?

Ku tertegun ketika membaca dalam Al-Qur’an Engkau berfirman
“aqimi alshshalaata liduluuki alsysyamsi ilaa ghasaqi allayli waqur-aana alfajri inna qur-aana alfajri kaana masyhuudaan”
“Laksanakanlah sholat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan laksanakan pula sholat subuh. Sungguh sholat subuh itu disaksikan oleh malaikat” (Al-Isra’ : 78)
Dan perasaan takut dan gelisah pun muncul ketika membaca firmanMu
“fawaylun lilmushalliina, alladziina hum 'an shalaatihim saahuuna”
“ Maka celakalah orang-orang yang sholat yaitu orang-orang yang lalai terhadap sholatnya” ( Al Ma’uun: 4-5)

Ya Rabbi…
Aku tersungkur menangis dihadapanMu
Betapa banyak dosa yang hamba lakukan
Karna begitu lemahnya aku
Yang belum mampu menepati janji dan memikul amanah dariMu
Begitu seringnya hamba melalaikan panggilanMu
Ketika seruan adzan memanggilku
Mengajak untuk menghadap kepadaMu
Namun apa yang kulakukan?
Aku mengabaikan panggilanMu
Aku masih larut dalam urusanku
Aku sering mengundur-undur waktu untuk bertemu denganMu
Kadang ku tutup telingaku, ku terus pulas dalam tidurku

Ya Allah
Tangisanku semakin menjadi ketika mengetahui ungkapan hatiMu
“ Hai anak Adam, Aku menyuruhmu tetapi kamu berpaling, dan Aku melarangmu tetapi kamu mengindahkan, dan Aku menutupi (kesalahan-kesalahan)mu tetapi kamu tambah berani, dan Aku membiarkanmu dan kamu tidak mempedulikan Aku”.
“Wahai orang yang esok hari bila diseru oleh manusia akan menyambutnya, dan bila diseru oleh Yang Maha Besar ( Allah) dia berpaling dan mengesampingkan, ketahuilah apabila kamu minta Aku memberimu. Jika kamu berdoa kepadaKu Aku kabulkan, dan apabila kamu sakit Aku sembuhkan, dan jika kamu berserah diri Aku memberimu rezki, dan jika kamu mendatangiKu Aku menerima, dan bila kamu bertaubat Aku ampuni (dosa-dosa)mu, dan Aku Maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih” ( HR Attirmidzi dan Al Hakim)

Ya Rabbi
Air mataku berderai dihadapanMu
Memohon ampunanMu
Betapa hamba sangat malu kepadaMu
Atas segala dosa-dosa yang telah hamba lakukan
Bantulah hamba untuk selalu merindukan berjumpa denganMu
Tegurlah hamba dikala melalaikan panggilanMu
Hanya PadaMu hamba berserah diri

Ya Allah
Ku kan berusaha menjadikan sholat sebagai kebutuhanku
Ku kan berusaha menjalankan perintahMu sesuai dengan firmanMu
“haafizhuu 'alaa alshshalawaati waalshshalaati alwusthaa waquumuu lillaahi qaanitiina”
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu' ( Al-Baqarah: 238)
fa-idzaa qadhaytumu alshshalaata faudzkuruu allaaha qiyaaman waqu'uudan wa'alaa junuubikum fa-idzaa ithma/nantum fa-aqiimuu alshshalaata inna alshshalaata kaanat 'alaa almu/miniina kitaaban mawquutaan
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” ( An Nisa: 103)

Ya Rabbi…Semoga rahmat, hidayah, dan keampunan dariMu selalu menyertaiku… aamiin.

“ innahaa lakabiiratun illaa 'alaa alkhaasyi'iina”
“sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`(Al-Baqarah : 45)

(My Diary_Muhasabahku_Janji Yang Terabaikan)

Sabtu, 15 Oktober 2011

JANGAN TAKUT MENIKAH



Ketika mendengar kabar dari sahabatku
Ketakutan mendera dalam hati
Apakah kebanyakan pasangan seperti itu?
Habis manis sempah dibuang

Dahulu dia mengumbar cinta
Dahulu dia mengucap janji
Namun setelah membuahkan hasil
Diapun bermain mata dengan yang lain
Pertengkaran dan kekerasan pun terjadi

Apakah itu cinta baginya?
Apa itu makna pernikahan baginya?
Begitu mudahkah perasaan itu berubah?
Begitu mahalkah kesetiaan, hingga susah didapati?

Ketakutan mendera dalam hati
Akankah nasibku nanti akan seperti itu?
Dilupakan karna ada yang lebih baik
Aku takut bila itu menimpa diri

Begitu susahkah mencari pasangan yang setia?
Begitu langkakah pasangan yang baik hati?
Apakah pasangan yang sholeh terlalu jauh disebrang sana?
Kalaupun ada tentulah dia mencari yang terbaik
Tidak seperti diriku yang biasa saja
Bahkan mungkin tak ada yang bisa dibanggakan
Ketakutan pun semakin mendera dalam hati

(My diary_101011_ketakutan mendera dlm hati)

********************
Begitu banyak factor-faktor yang menyebabkan seseorang takut untuk menikah, takut untuk berkomitmen, takut akan sebuah tanggung jawab yang berat, takut nanti akan hidup kekurangan, takut tidak cocok, takut bila nanti akan terjadi pertengkaran dan kekerasan serta banyak ketakutan-ketakutan lainnya.

Sangat dipahami bila muncul ketakutan-ketakutan untuk menikah yang sebenarnya kita sendiri belum melangkah kesana. Hal ini terlalu banyak contoh negatif yang kurang memberikan kesempatan bagi kita untuk dapat membayangkan banyak hal yang lebih baik. Namun jangan khawatir, Allah senantiasa memberikan kesempatan bagi kita untuk memilih, lengkap dengan resiko-resikonya. Jadi bukanlah harga mati bahwa kehidupan kita selanjutnya adalah serupa dengan saudara, teman, sahabat ataupun orang lain disekitar kita. Kita diberi kekuatan, mulai dari kekuatan hati, lisan dan tindakan untuk merencang hidup. Dengan bantuan Allah, kita memiliki modal untuk mencapai hidup yang lebih baik. Modalnya sudah punya, tapi kita masih perlu keterampilan untuk mengelola dengan baik agar benar-benar beruntung dunia akhirat. Beberapa hal yang perlu dipahami:

1. Berwawasan
Wawasan yang luas terutama mengenai berbagai macam bentuk kehidupan pernikahan selain yang dicontohkan oleh orang sekitar perlu dimiliki, terutama gambaran kehidupan yang islami. Sehingga kita dapat melihat secara proposional dan adil terhadap pilihan hidup yang terpampang didepan mata. Bukan hanya terpampang, namun kitalah yang memiliki daya untuk merancang dan meraihnya. Cukup banyak contoh pernikahan yang sehat dan bahagia yang bisa kita ambil pelajaran dan menumbuhkan harapan. Memandang kehidupan pernikahan secara realistis, jauh lebih sehat dibandingkan memandangnya secara idealis. Hal ini akan membuat kita lebih siap menerima suka dan terutama dukanya, karena dengan begitulah kita tumbuh semakin matang.

2. Harapan
Kita perlu pandai-pandai mengelola harapan. Harapan yang terlalu tinggi terhadap pasangan yang akan menjadi pendamping dalam perkawinan, membuat kita sering kecewa. Kita cendrung tertekan dan menekan manakala menemui hal-hal yang mengecewakan dari pasangan dan pernikahan secara keseluruhan. Bila sudah begini, kita kehabisan energi untuk bersikap menyenangkan, pasangan akan kecewa, dan kejadian ini berputar-putar sehingga kehidupan pernikahan menjadi tidak sehat. Karena itu, bertawakal pada Allah, insyaallah membuat kita lebih lapang hati menerima kekurangan pasangan.

3. Usaha
Berusaha keraslah untuk memiliki pikiran posotif mengenai pernikahan. Yakinlah untk memiliki pernikahan yang berkah dan menyenangkan. Bila kita senantiasa membayangkannya dan berusaha mewujudkannya, insyaallah kita akan mendapatkannya. Hal ini tentunya perlu didukung perasaan ikhlas terhadap kehidupan yang diberikan Allah kepada kita. Bila tidak begitu, kita cendrung mencapainya dengan ketergesa-gesaan dan kurang sabar.

4. Doa
Doa senjata kita yang utama. Kita harus meminta pertolongan hanya pada Allah dan yakin bahwa Dia benar-benar memperhatikan kita. Sangat banyak sekali yang kita minta, mulai dari menjaga pikiran agar tetap jernih dan positif, menjaga hati agar tetap tenang, membantu diri kita untuk kuat mengatasi kesulitan, membulatkan tekad untuk bertindap dan meminta kemudahan-kemudahan lainnya. Bila kita hanya meminta kepada Allah untuk mendapatkan pernikahan yang berkah, dari Allah lah datangnya pernikahan yang berkah itu. Namun perlu diingat, bila Allah sayang pada kita, Dia akan memberikan ujian-ujianNya pada kita, sehingga tidak ada alasan untuk berduka saat mendapatkan kesulitan, karena begitulah Allah menginginkan kita menjadi lebih baik. Bila segala sesuatunya Lillah (dimulai dengan niat karena Allah), Billah (dikerjakan sesuai dengan syariat Allah), dan Ilallah (bertawakal pada hasil yang ditentukan Allah), Maka tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Sebab, Allah lah yang menciptakan dan mengurus diri kita.

Ya Allah…
Hanya kepadaMu lah aku berserah diri
Dari rasa takut yang menyelimuti hati
Dari rasa gundah yang mengganggu jiwa ini
Teguhkanlah diri ini
Untuk melangkah menggapai ridhoMu
Dalam menyempurnakan separoh dienku
Ya Rabbi…
Pertemukanlah hamba
Jodoh yang terbaik menurutMu
Yang hatinya terpaut padaMu
Yang dapat mencintaku karnaMu
Yang dapat membawaku menuju syurgaMu
Ya Allah berkahilah bahtera kehidupan rumah tanggaku yang berpondasikan cinta kepadaMu, karnaMu dan hanya untukMu.
Aamiin…Ya Rabbal’alaamiin…

Semoga kita berhasil untuk mendapatkan kekuatan dalam mengambil keputusan yang tepat dan menikah karena Allah.

Jumat, 07 Oktober 2011

Cinta Sebelum n Sesudah Nikah


Cinta Sebelum n Sesudah Nikah




CINTA SEBELUM NIKAH

Awalnya begitu bahagia
Bunga-bunga asmara bermekaran
Bagaikan siang yang cerah dan malam yang dihiasi bintang
Namun, setelah dilalui semuanya
Keresahan yang didapatkan

Hatiku tak bisa tenang
Wajahmu selalu membayangi pikiranku
Namamu selalu terlintas dihatiku
Batinku tersiksa,,,,
Apakah engkau akan menjadi angan-angan atau impianku semata??
Sedangkan aku tak pernah tau, apakah aku ada dihatimu??
Apakah engkau akan menjadi jodohku??

Cinta yang penuh kegundahan, kegelisahan dan kerinduan dalam hati
Terkadang hati merasa takut kehilangan dan dikecewakan
Padahal aku tau engkau bukan milikku
Bisa saja menjadi milik orang lain
Karena engkau belum halal bagiku

Cinta sebelum nikah
Cinta itu bisa membutakan, ya...membutakan hati
Cinta yang penuh dengan nafsu bergelora
Cinta tanpa komitmen yang jelas
Cinta yang belum selayaknya diungkapkan

Cinta sebelum nikah
Cinta yang merupakan cobaan
Dimana orang-orang banyak jatuh kedalam linangan dosa karnanya
Hanya orang-orang yang menyerahkan cintanya kepada Allah-lah yang mampu bertahan, agar tidak tergoda dengan cinta yang menyesatkan...
Oleh karena itu, jagalah hatimu buat dia yang telah dituliskan Allah di Lauh Mahfuzh sana...

Bersabarlah dalam penantian...
Bersabarlah...bersabarlah diantara sujud panjangmu
Bersabarlah diantara harap dan do'amu padaNya
Bersabarlah terus...diantara dua lelehan air matamu karena berharap yang terbaik dariNya
Sungguh itu lebih baik bagimu dan yang lebih Allah ridhai dari pada selainnya
Walaupun sulit, terasa berat, tidak tahan menunggu kepastian,
Namun tetaplah sabar dalam penantianmu.
Karena sesungguhnya Allah mengetahui apa yang terbaik untukmu.

(keep smile & istiqamah, bersabarlah dan jaga hatimu ^_^)

CINTA SETELAH NIKAH

Cinta yang ingin dirasakan
Cinta yang begitu dirindukan
Dimana semua orang sangat menunggu saat itu tiba
Semua berharap segera dapat berjumpa

Cinta setelah nikah
Dimana keberkahan dari Allah
Tercurah kepada sepasang manusia yang telah halal baginya
Cinta yang diridhoi, penuh keampunan serta kasih sayang Allah

Cinta setelah nikah merupakan perjuangan
Hujan badai dan gelombang kehidupan datang silih berganti
Jadikanlah perbedaan bukan sebagai jarak yang memisahkan
Melainkan untuk saling melengkapi
Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda
Tak ada manusia yang sempurna
Karena kesempurnaan hanya milik Allah semata

Jangan biarkan cinta itu redup, kemudian mati
Tumbuhkan cinta itu karna Allah
Saat engkau tergores luka dan kecewa
Tulislah dihamparan pasir
Agar sirna ditelan ombak kecintaan karnaNya

Saat kebahaagiaan menghiasi
Maka ukirlah dibatu karang
Karna bila badai ombak kehidupan menerjang
Ia akan kokoh dalam naungan cintaNya

Maka...
Bila segala cobaan datang menghampiri
Bila badai ombak kehidupan menerjang
Kita selesaikan dengan cinta, sayangku...
Karna aku mencintaimu karna Allah...
(uppss...kata2 yg hanya boleh diucapkan untuk dia yang telah halal bagimu ^_^)