muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Jumat, 25 November 2011

~#~ The Power Of Airmata ~#~




Sebagian kita menganggap tagisan adalah suatu hal yang menandakan orang tersebut lemah, cengeng dll, padahal tidak semua tangisan tersebut remeh. Tangisan merupakan rahmat yang Allah ciptakan didalam hati hambaNya.

Menurut Ibnu Qayyim mengatakan tangisan itu ada bermacam-macam yaitu:
1. Tangisan kasih sayang
2. Tangisan takut dan khawatir
3. Tangisan rindu dan cinta
4. Tangisan kegembiraan dan suka cita
5. Tangisan merintih karena kesakitan dan tak kuat menahannya
6. Tangisan kesedihan
7. Tangisan karena merasa tak berdaya dan lemah
8. Tangisan kemunafikan(matanya menangis sedangkan hatinya keras)
9. Tangisan kepalsuan atau karena imbalan
10. Tangisan tak disengaja yaitu ikut menangis melihat orang lain menangis padahal ia tidak tau apa yang ditangisi orang tersebut.

Allah tidak pernah keliru dalam menciptakan sesuatu. Dari tetesan-tetesan air mata terkandung berjuta makna yang menyiratkan kasih sayang dan kemahahalusan ilmu Allah. Setidaknya ada 2 fungsi penting bagi manusia yaitu

1. Untuk melindungi dan menjaga kesehatan mata.
Apa jadinya kalau mata tidak mengeluarkan air? Pasti tersiksa, mata akan terasa perih, panas dan sakit serta benda-benda dari luarpun begitu mudah masuk.

2. Sebagai alat komunikasi serta pengekspresian emosi
Sebagai sarana mengekspresikan emosi, tetesan airmata mengkomunikasikan sejumput pesan dengan makna2 tertentu. Ia mengekspresikan suasana hati yang terdalam, entah sedih, gembira, takut atau sakit. Sehingga nilai airmata begitu istimewa, khusus serta berkesan. Bukankah hati hanya bisa disentuh oleh hati lagi? Maka jangan heran jika airmata bisa meluluhkan hati yang keras, serta menaklukkan sesuatu yang tidak bisa ditaklukkan dengan pedang. Airmata pun bisa menjadi alat komunikasi yang sangat canggih antara seorang hamba dengan Tuhannya.

Kebanyakan dari kita menganggap kaum Hawa dinilai wajar menangis sebaliknya anak lelaki ataupun pria, rasa hormat akan diberikan ketika mereka dapat menahan airmata. Bahkan atribut ketegaran sering diberikan kepada seorang wanita dikala ia bisa menahan linangan airmata. Kalau saja kita dapat memahami bahasa tangis, pandangan sepihak atau standar ganda yang selama ini membentuk persepsi kita akan lambat laun kita tanggalkan.

Rasanya mungkin aneh sewaktu kita mengatakan pada seseorang “ Ayo kawan, menangislah. Jangan simpan tangismu kalau memang ada yang ingin kamu tangisi”. Mungkin kata tersebut jika kita ucapkan pada teman perempuan tidak aneh. Namun apakah pendapat seperti itu benar atau salah? Yang jelas kita mengatakan hal tersebut bukan lantaran ingin menunjukkan kelemahannya, atau biar kita bisa berbicara “Ternyata dia seorang yang cengeng” atau pendapat2 yang dapat melemahkan kaum lelaki, tentu saja tidak.

Airmata tidak saja milik kaum hawa saja namun juga untuk kaum adam. Air mata hanya bisa keluar dari kehalusan perasaan ketika bersentuhan dengan hal2 yang mengusik hati nurani. Tangis dan airmata tidak identik dengan wanita. Namun demikian, bukan berarti lelaki itu makhluk yang tidak punya perasaan, Cuma kadarnya saja yang berbeda. Lelaki yang gampang menangis juga bukan berarti banci.

Namun kebanyakan dari kita menganggap bahwa laki2 harus tahan dalam situasi apa pun, jangan sampai ada butir2 bening yang menetes dikedua pipinya, apalagi sampai dilihat orang lain. Kurang proposionalnya laki2 dalam memandang tangis dan airmata ini pada akhirnya menjadikan kaum lelaki bertambah miskin kehidupan emosionalnya. Sehingga sosok yang tampak adalah yang kaku, penuh dengan perhitungan2, matematis dan jauh dari sosok yang lembut hati.

Lelaki boleh menangis dan tetesan air matanya bukan sesuatu yang tabu untuk disaksikan, selama tangisannya bukan karena kecengengan, tetapi menunjukkan betapa halus dan lembutnya perasaan yang ia miliki.

Dalam sirah (biografi Nabi Muhammad) diriwayatkan bahwa beliau mencucurkan airmata saat mencium putranya Ibrahim ketika menghembuskan nafas terakhir. Melihat airmata nabi yang tak terbendung, Abdurrahman ibn Auf tercengang dan berkata “Engkau menangis wahai Rasul? Nabi menjawab “ini adalah rahmat Allah” lalu beliau bersabda “airmata berlinang, hati terkoyak2 kesedihan, namun kami tidak akan berkata kecuali yang diridhoi Allah. Wahai anakku Ibrahim, sungguh kami sedih atas perpisahan ini”.

Kehalusan dan kelembutan perasaan, sama sekali tidak akan mengurangi sosok pribadi yang tegar dan tegas, tetapi justru akan menjadikan ia sebagai sosk pribadi yang ideal untuk dijadikan teladan. Sebab kelembutan dan kehalusan perasaan akan menghasilkan sikap sabar, sedangkan ketegaran dan ketegasan akan menghasilkan sikap benar. Sementara sabar dan benar adalah 2 pilar yang harus dimiliki oleh laki2 yang ingin sukses menjalankan fungsi keqawamannya.

Memupuk sikap benar dengan menyampingkan sifat sabar, menyebabkan sayap keqawamannya tidak seimbang. Mengasuh kehalusan, kelembutan dan kepekaan rasa sebenarnya bukan hanya untuk kaum wanita sebab dalam batas proposional menjadi hal yang jg harus dimiliki oleh laki2. Misalnya dalam kewajibannya mendidik wanita yang menjadi istrinya, maka mau tidak mau dia harus menyelami kehidupan emosional dan karekteristik perasaan istrinya, sehingga dia akan mampu mengendalikan istrinya. Bila istrinya memiliki karekteristik yang rumit tentu saja semua membutuhkan kepekaan rasa.

Demikian juga tangis dan airmata, bukan hanya milik wanita, tapi juga milik laki2. Maka jangan simpan tangismu, bila ada sesuatu yang membuatmu ingin menangis maka menangislah. Menangislah jika tangisanmu dapat menenangkan hatimu, menangislah sebagai bentuk kehalusan dan kelembutan perasaanmu namun janganlah kamu berlebihan dalam tangisanmu (larut dalam tangisan dan kesedihan yang terlalu lama).

Sahabat… mari kita renungi bersama, apa yang menjadi air mata kita keluar. Apa hanya terbatas ketika sedih, kehilangan atau ketidakberdayaan karena jalan buntu? Masih tertinggalkah tetesan airmata saat mendengar perintah Allah atau mengenang perjuangan rasul2Nya?
Marilah kita melihat diri kita yang bergelimangan dengan noda dan dosa, diri yang tidak pernah merasa takut dengan siksa Allah, mata yang sangat jarang atau bahkan tidak pernah menangis karena takut pada Allah. Dan mari kita hitung sampai detik ini, sudah berapa kali airmata kita menetes karena takut pada Allah? Karena mengingat dosa2 dan kesalahan kita dan karena mengingat siksaNya.

Rasulullah bersabda : “tidak akan masuk neraka, seseorang yang menangis karena takut kepada Allah.”

Air mata bisa mendatangkan pertolongan Allah diakhirat kelak yaitu orang yang menangis dikeheningan malam ketika orang-orang terlelap tidur, ia menangis karena besarnya rasa takut dan harap kepada Allah.

Dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda:
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.(1)Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (Shohih Bukhari, Hadits no 620)

Airmatapun bisa mempercepat ijabah doa-doa, efek tetesannya mampu menembus batas2 dimensi. Karena itu Rasulullah mengingatkan “Takutlah engkau akan doa (termasuk airmata) orang-orang yang dizhalimi, sesungguhnya tiada jarak pemisah antara Allah dengan orang tersebut (HR. At-tirmidzi).


Rasulullah bersabda: “tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetesan dan dua bekas. Yaitu tetesan airmata karena takut padaNya dan tetesan darah yang mengalir dijalanNya (Jihad) (HR, At-Tirmidzi).

Aku bertanya: wahai Rasulullah, bagaimanakah cara memperoleh keselamatan? Beliau menjawab Jagalah lisanmu, hendaklah engkau merasa betah dirumahmu untuk beribadah dan tangisilah dosamu (HR. Ibnu Mubarak).

(sumber dari buku The Power Of Airmata dan tambahan dari berbagai sumber).

Semoga Bermanfaat……

Selasa, 22 November 2011

~❤~ Cukup Allah Segalanya Bagiku ~❤~



Sering kita dihadapi dalam berbagai masalah, ada yang menyelesaikannya dengan sikap positif bahkan ada yang menyelesaikannya dengan cara negative (meminta bantuan pada dukun, menjual agama demi sesuap nasi bahkan nekad membunuh diri sendiri dll)

Hidup adalah sebuah pilihan, dan ketika terjadi masalah, maka hadapilah dengan sikap terbaik. Yakinlah setiap masalah yang kita alami sudah diukur oleh Allah. Tidak akan melebihi batas kemampuan kita untuk memikulnya. Mohonlah pertolongan Allah dengan mendekat kepadaNya. Bukankah Dia lebih dekat kepada hambaNya daripada urat leher? Justru manusialah yang cendrung menjauh dariNya.

"Jika engkau minta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah." (HR Tirmidzi dan yang lainnya dari Ibnu Abbas).

Tiada satu pun masalah yang terjadi kecuali atas izin Allah. Semuanya ada dalam genggaman Allah. Dengan demikian, teramat mudah bagi Allah untuk membuka jalan kemudahan bagi siapa pun yang ditimpa masalah. Datanglah kepada Allah ketika kesulitan datang menghimpit. pintuNya selalu terbuka lebar bagi hambaNya. Sebab, semakin lama kita berpaling dari Allah, semakin lama pula kita akan terkungkung dalam kusulitan itu. Serahkan segala urusan kepadaNya, bertawakallah kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dari segala kesulitan yang kita alami.

Sahabat, dengarlah curahan hati Allah yang disampaikanNya melalui Rasulullah…

Demi kemuliaan dan kebesaranKu, juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukanKu diatas Arsy. Aku akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain Aku dengan kekecewaan. Aku akan pakaikan kepadanya pakaian kehinaan dimata manusia. Aku singkirkan ia dari dekatKu, lalu Aku putuskan hubunganKu dengannya.

Mengapa ia berharap kepada selain Aku ketika dirinya sedang dalam kesulitan? Padahal sesungguhnya kesulitan itu berada ditanganKu, dan Aku yang dapat menyingkirkannya. Mengapa dia berharap kepada selain Aku dengan mengetuk pintu-pintu lain meski pintu-pintu itu tertutup? Padahal, hanya pintuKu yang terbuka bagi siapa pun yang berdo’a memohon pertolongan dariKu.

Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesulitannya, lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan (ampunan) Aku karena dosa-dosanya yang besar, lalu Aku putuskan harapannya? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintuKu, lalu tidak Aku bukakan?

Aku telah mengadakan hubungan langsung antara Aku dan harapan seluruh makhlukKu. Akan tetapi, mengapa mereka malah bersandar kepada selain Aku? Aku telah menyediakan harapan semua hambaKu, tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindunganKu?

Dan Aku pun telah memenuhi langitKu dengan para malaikat yang tidak pernah jemu bertasbih kepadaKu, lalu Aku perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara Aku dan hamba-hambaKu. Akan tetapi, mengapa mereka tidak percaya kepada firman-firmanKu?

Tidakkah mereka mengetahui bahwa siapa pun yang ditimpa bencana yang Aku turunkan, tiada yang dapat menyingkirkannya selain Aku? Akan tetapi, mengapa Aku melihat dia, dengan segala harapan itu, selalu berpaling dariKu? Mengapakah ia sampai tertipu oleh selain Aku?

Aku telah memberikan kepadanya dengan segala kemurahanKu apa-apa yang tidak sampai harus ia minta. Ketika semua itu aku cabut kembali darinya, lalu mengapa ia tidak memintanya lagi kepadaKu untuk segera mengembalikannya, tetapi malah meminta pertolongan kepada selain Aku?

Apakah Aku yang memberi sebelum diminta, lalu ketika diminta tidak Aku berikan? Apakah Aku ini bakhil sehingga dianggap bakhil oleh hambaKu? Tidakkah dunia dan akhirat itu semuanya milikKu? Tidakkah semua rahmat dan karunia itu berada ditanganKu? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu sifatKu? Tidakkah hanya Aku tempat bermuaranya semua harapan? Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya dariKu?

Apa pula yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap, andaikan Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi, “Mintalah kepadaKu!” Aku pun lalu memberikan kepada masing-masing orang, pikirkan apa yang terpikir pada semuanya?

Dan, semua yang Aku berikan itu tidak akan mengurangi kekayaanKu meski sebesar debu. Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang, sedangkan Aku mengawasinya?

Sungguh, alangkah celakanya orang yang putus asa dari rahmatKu. Alangkah kecewanya orang yang berbuat maksiat kepadaKu dan tidak memerhatikan Aku, dan tetap melakukan perbuatan-perbuatan haram seraya tidak malu kepadaKu.” (Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Ibnu Husain).

Alangkah indahnya untaian firman Allah dalam hadits Qudsi diatas. Dengan segala kemurahanNya, Allah memberikan jaminan pertolongan bagi siapa saja yang memohon pertolongan kepadaNya. Allah tidak pernah mengecewakan hambaNya. Dia selalu memenuhi harapan hambaNya dan membukakan pintu untuk hambaNya.
Oleh karena itu, yakinlah bahwa Allah senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Jika kita mendekat kepadaNya dengan berjalan, Dia akan menyambut kita dengan berlari. Mohonlah pertolongan kepadaNya setiap kali ada permasalahan. Sungguh, Allah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hambaNya. Dia tidak akan pernah bosan memberikan pertolongan kepada hambaNya.

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku)” (QS. Al Baqarah: 152)

"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu maka dari Allah-lah (datangnya) dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan maka hanya kepadaNyalah kamu meminta pertolongan." (QS An Nahl: 53).

"Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Yunus: 107).

Cukuplah Allah sebagai pelindung kita, kita memohon ampunan, pertolongan, dan kelapangan hanya kepadaNya saja. Allah berfirman (yang artinya), "Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RosulNya kepada mereka, dan berkata: ‘Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karuniaNya dan demikian (pula) RosulNya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah.’" (QS At Taubah: 59).

Namun ada yang berkata, aku sudah sering berdo’a kepada Allah tapi kenapa doaku tidak diijabah??

Hal ini terjadi karena terlalu banyaknya dosa dan maksiat yang menempel pada hati, hingga menutupi seluruh hati. Jika demikian adanya bagaimana hati bisa menerima petunjuk dari Allah? Jika hati telah tertutup oleh noda kemaksiatan bagaimana bisa pertolongan Allah akan datang? Oleh karena itu bertaubatlah, bersihkan hati karena hati tempat mendaratnya pertolongan Allah. Kikislah dosa dengan istighfar dan sadarilah kekerdilan kita dihadapan Allah. Saat kita berdoa, saat kita munajat, atau saat kita sujud, kecilkanlah dirimu sekecil-kecilnya di hadapan Allah, dan besarkanlah Allah sebesar-besarnya semampu kita membesarkanNya. Niscaya rahmat dan pertolongan Allah akan mengalir kepada kita.

“Buktikan dengan sungguh-sungguh sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah akan membantumu dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Akuilah kehinaanmu, niscaya Allah menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Akuilah kekuranganmu, niscaya Allah menolongmu dengan kekuasaan-Nya. Akuilah kelemahanmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan kekuatan-Nya.” (Imam Ibnu Atha’ilah)

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaan-Nya), tidak mengeraskan suara, di pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” (QS. Al A’raf: 205)


Dalam sebuah riwayat yang tercantum dalam bundel tausiyah Manajemen Qolbu Aa Gym menerangkan kenapa doa tidak diijabah? (copas dari http://blog.re.or.id/)

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbah tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata “Ya Amirul Mu’minin mengapa do’a kami tak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an “Ud’uuni astajiblakum” .
Sayidina Ali menjawab “Sesungguh hatimu telah berkhianat kepada Allah dgn delapan hal yaitu : Engkau beriman kepada Allah mengetahui Allah tetapi tak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka tak ada mamfaat keimananmu itu. Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya tetapi engkau menentang sunnah dan mematikan syari’atnya. Maka apalagi buah dari keimananmu itu? Engkau membaca Al Qur’an yg diturunkan melalui Rasul-Nya tetapi tak kau amalkan. Engkau berkata “Sami’na wa aththa’na tetapi kau tentang ayat-ayatnya. Engkau menginginkan syurga tetapi tiap waktu melakukan hal-hal yg dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka mana bukti keinginanmu itu? Setiap saat engkau merasakan keni’matan yg diberikan oleh Allah tetapi tetap engkau tak bersyukur kepada-Nya. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata “Sesungguh syetan itu adalah musuh bagimu maka anggaplah ia musuh bagimu krn sesungguh syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” . Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata tetapi kau sendiri orang yg sebenar lbh berhak dicela daripada dia. Nah bagaimana mungkin do’amu diterima padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah shalihkan amalmu bersihkan batinmu dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.

** Dalam riwayat lain ada seorang laki-laki datang kepada Imam Ja’far Ash Shiddiq lalu berkata “Ada dua ayat dalam Al Qur’an yg aku paham apa maksudmu?” “Bagaimana dua bunyi ayat itu?” kata Imam Ja’far. Yang pertama berbunyi “Ud’uuni astajib lakum” {QS. Al Mu’min (40) : 60}. Lalu aku berdo’a dan aku tak melihat do’aku diijabah” ujarnya.
“Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?” kata Imam Ja’far.
“Tidak” jawab orang itu.
“Lalu ayat yg kedua apa?” kata Imam Ja’far lagi.
“Ayat yg kedua berbunyi “Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu wahuwa khairun raaziqin” {Dan barang apa saja yg kamu nafkahkan maka Allah akan mengganti dan Dialah pemberi rizki yg sebaik-baiknya} . Aku telah berinfak tetapi aku tak melihat penggantinya” ujarnya.
“Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?” kata Imam Ja’far lagi.
“Tidak” jawabnya.
“Lalu mengapa?” kata imam Ja’far.
“Aku tak tahu” jawabnya.
Imam Ja’far kemudian menjelaskan “Akan kukabarkan kepadamu Insya Allah seandai engkau mentaati Allah atas apa yg diperintahkan-Nya kepadamu kemudian engkau berdo’a kepada-Nya maka Allah akan mengijabah do’amu. Adapun engkau berinfak tak melihat hasil kalau engkau mencari harta yg halal kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yg benar maka tidaklah infak satu dirham pun niscaya Allah mengganti dgn yg lbh banyak. Kalau engkau berdo’a kepada Allah maka berdo’alah kepada-Nya dgn Jihad Do’a. Tentu Alah akan menjawab do’amu walaupun engkau orang yg berdosa.” “Apa yg dimaksud Jihad Do’a?” sela orang itu.
Apabila engkau melakukan yg fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yg telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian bacalah shalawat kepada Nabi Muhammad dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yg memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi kenanglah ni’mat Allah yg telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala ni’mat yg telah engkau peroleh.
Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yg engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yg tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dgn seluruh penyesalan dgn penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.
Kemudian bacalah “Ya Allah aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku utk mentaati-Mu dan bimbinglah aku utk melakukan apa yg Engkau wajibkan kepadaku segala hal yg engkau rdhai. Karena aku tak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu kecuali dgn keni’matan yg Engkau berikan. Setelah itu ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tak akan menyiakan do’amu” papar Imam Ja’far.**

Semoga Bermanfaat……

Video Puisi Islami : Janji Yang Terabaikan

Senin, 14 November 2011

Benarkah Engkau Mencintai Allah??

~~~~~~~########~~~~~~~~
Benarkah Engkau Mencintai Allah??
~~~~~~~########~~~~~~~~


Wahai diri…
Apabila engkau ditanya apakah kamu mencintai Allah??
Maka, tentulah engkau menjawab,,Ya… aku mencintai Allah…
Namun, apakah benar engkau mencintai Allah??

Benarkah engkau mencintai Allah sedangkan siang dan malam engkau melupakanNya?
Benarkah engkau mencintai Allah sedangkan engkau sering mengundang murkaNya?
Bagaimana engkau mencintai Allah sedangkan engkau sering melanggar perintahNya dan menjalankan laranganNya?
Bagaimana engkau mencintai Allah sedangkan surat cintaNya tak pernah engkau baca dan amalkan?
Bagaimana engkau mencintai Allah jika surat cintaNya dikumandangkan engkau mengabaikannya?

Bagaimana engkau mencintai Allah sedangkan kedatanganNya disepertigaan malam tidak pernah engkau sambut??
Dimanakah letak engkau mencintai Allah sedangkan engkau lebih suka bersenang-senang dalam kemaksiatan?
Dimanakah bukti bahwa engkau mencintai Allah wahai hamba yang mengaku cinta kepadaNya?
Apakah cintamu hanya dimulut saja??

"Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di bumi dalam keadaan kebingungan. Kawan-kawannya mengajaknya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam, dan agar mendirikan sholat serta bertakwa kepadaNya". Dan Dialah Tuhan yang kepadaNyalah kamu akan dihimpunkan” (Al-An’am : 71)

Wahai hamba yang mengaku mencintai Allah…
Apakah engkau terlena dalam kubangan maksiat dan acuh tak acuh pada seruan kebenaran?
Bagaimana bisa membangun iman?
Kapan bagunan iman akan ditegakkan??
Jika kamu membangun, yang lain menghancurkan…

Wahai hamba yang mengaku mencintai Allah…
Sudikah engkau menjadikan yang selain Allah sebagai Tuhan??
Bukankah Dia yang telah melimpahkan nikmat kepadamu?
Karena CintaNya lah kita diberi kebaikan…
Tetapi mengapa engkau membalas air susu nikmat dari Allah dengan air tuba maksiat??

Wahai hamba yang mengaku mencintai Allah…
Sudikah engkau menjadikan agama selain Islam sebagai pegangan?
Padahal islam lah agama yang fitrah dan diridhoi Allah
Sudikah engkau menjadikan orang lain selain nabi Muhammad sebagai pemberi petunjuk dan teladan?
Sedangkan dialah yang menangisi kita kepada Allah
Ya Allah… bagaimana umatku? Siapa yang akan mengurus mereka sepeninggalanku?
Ummati…ummati… ummati… diakhir hidupnya, yang diingatnya adalah kita…

Wahai hamba yang mengaku mencintai Allah…
Adakah engkau menangisi maksiatmu??
Atau engkau terus menikmati derai tawa dalam maksiatmu??
Adakah engkau memperdaya taubatmu??
Janganlah engkau merusak agamamu

Apakah bila nafas sudah sampai ditenggorokan dan menyesakkan dada baru engkau ingat semua yang telah engkau lakukan sia-sia?
Takkan ada gunanya lagi bila hal itu terjadi…
Buktikanlah wahai hamba yang mengaku cinta kepada Allah…
Buktikan kepada Allah bahwa engkau mencintaiNya…

Wahai hamba yang tersesat, segeralah kembali kejalan Allah…
Wahai yang terdampar ditengah perjalanan nafsu, pulanglah…
Korbankanlah nafsumu…
Korbankanlah nafsumu yang terlarang ke jalan yang diridhoi Allah

Perbaikilah dirimu sebelum terlambat…
Lepaskanlah butir air mata yang tertahan disertai gelora api penyesalan
Wahai yang punya hati, berbaliklah…
Hamparan sajadah dipenghujung malam merindukanmu…

(muhasabah buatku dan juga untukmu)