muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Rabu, 08 Juni 2011

## Menyusuri JalanMu dengan Penuh Pertanggungjawaban ##




Hamba berserah diri
Merunduk keharibaan Sang Penguasa Semesta Alam
Keinginan hati yang utuh
Meninggikan kalimatNya diatas kalimat-kalimat insani
Maha Besar Allah dengan segala KalamNya
Maha Benar Allah yang telah memberi gambaran yang jelas dan indah

Dia melukiskan peristiwa bumi
Yang harus ditangkap oleh qalbu orang-orang mukmin
Lukisan yang mendorong hati
Untuk teguh berjalan dijalanNya

Allaahu Akbar... seluruh yang ada menjadi kecil tiada daya
Subhanallah... pujian dari hamba yang tak sanggup mendeskripsikan tentangNya
Laa haula wa laa quwwata illa billah... segala yang terjadi datang dariNya
Segala usaha yang tercapai bukan hasil usaha manusia semata
Melainkan tercapainya melalui kehendakNya jua
KehendakNya yang berada diatas kehendak manusia

Laailaahaillallaah muhammadarrasulullaah...
Aku bersaksi tiada Illah selain Allah
BagiNya kekayaan dan kekuasaan
BagiNya segala puji dan sanjungan
Dan Muhammad adalah hambaNya serta utusanNya

Dalam menuju keharibaan RidhoNya
Bismillah... Dengan namaNya hamba sampaikan kebenaran
Bismillah... Dengan namaNya hamba sampaikan suara hati muslimin
Bismillah... Dengan namaNya hamba berusaha menegakkan syari’atNya
Bismillah... Dengan namaNya hamba berdakwah dengan sebuah pertanggung jawaban.


(Terinspirasi dari puisi dalam buku Dakwah Dalam Plodeo yaitu dengan mengambil kalimat-kalimat yang menarik menurut saya dan menambahkan kalimat sesuai dengan tema)


~~~~~~~~

Dalam berdakwah mempunyai pertanggung jawaban atas apa yang didakwahkannya. Orang yang berdakwah,seharusnya terlebih dahulu melakukan apa yang didakwahkannya, jangan sampai orang yang berdakwah melarang seseorang melakukan sesuatu namun dalam kenyataannya dia telah melakukan apa yang dilarangnya, atau mengajak orang berbuat kebaikan namun dia tidak pernah melakukan kebaikan yang diucapkannya pada orang lain. Oleh karena itu berusahalah melakukan atau menjalani sesuatu yang kamu dakwahkan kepada orang lain (juga dalam rangka muhasabah bagi penulis sendiri).

Firman Allah:
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka tidakkah kamu berpikir? (al-Baqarah : 44)

Seorang LeLaki dilemparkan ke neraka hingga ususnya berhamburan melitit perutnya, maka penghuni neraka berkumpul dan bertanya kepadanya : “Mengapa kamu? Apa yang menyebabkan kamu masuk neraka sedangkan engkau menyuruh kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran ?” lalu laki-laki itu menjawab : “Saya dahulu menyuruh berbuat baik sedangkan diriku tidak mengerjakannya”. (Hadits riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim)

Segala hal yang kita niatkan, ucapkan dan kita perbuat akan dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu bagaimana cara kita mengambil dan menyampaikan sebuah ilmu menurut saya juga akan dipertanggung jawabkan. Apakah dengan sebuah dalih dengan menyatakan bahwa semua ilmu adalah milik Allah lalu dengan seenaknya kita mengambil karya orang lain?? Dengan seenaknya kita mengambil tanpa menyantumkan bahwa karya tersebut kita dapatkan dari seseorang. Tidakkah terpikirkan oleh sahabat, bagaimana cara ia berupaya untuk mengeluarkan pemikirannya??? Bagi saya sendiri, untuk membuat sebuah catatan bahkan sebuah puisi sekalipun membutuhkan waktu berjam-jam bahkan beberapa hari agar puisi tersebut sesuai dengan yang saya inginkan.

Alhamdulillah... begitu banyak artikel atau catatan islami yang berkembang menyebar luas di dunia maya ini, ada yang mengopas dengan mencantumkan sumbernya namun banyak juga yang mengopas dengan tanpa menyantumkan sumbernya (bisa dikatakan seolah-olah menyatakan bahwa karya tersebut buatannya sendiri). Ini bukan berarti saya yang ingin menyelamatkan karya-karya saya agar sahabat-sahabat yang mengopas karya saya untuk mencantumkan bahwa saya yang tlah membuatnya, bukan...buang jauh-jauh pikiran tersebut...Saya takkan mempermasalah catatan saya yang diambil kemudian menganggap bahwa itu karya sendiri, karna yang menilai semua perbuatannya hanya Allah semata. Saya hanya berharap jangan hanya mengopas catatan tersebut, namun benar-benat dijadikan sebuah renungan, karena bagi saya semua catatan yang asli buatan saya sendiri adalah ungkapan isi hati dan perenungan yang sangat bermakna dalam diri dan sebagian merupakan kisah-kisah yang saya alami atau kisah yang ada dilingkungan sekitar saya.

Biasanya seseorang yang tidak bisa untuk menghasilkan karya sendiri maka ia akan mengopas (copi paste) catatan-catatan milik orang lain. Begitu banyak saya melihat sahabat-sahabat yang mengambil sebuah artikel dari situs tertentu tanpa mencantumkan sumbernya. Apakah dengan sebuah dalih dengan menyatakan bahwa semua ilmu adalah milik Allah lalu dengan seenaknya kita mengambil karya orang lain tanpa menyantumkan bahwa karya tersebut kita dapatkan dari seseorang???? Lupakah sahabat bahwa melalui perantaraan orang tersebut kita mendapatkan ilmu milik Allah???

Memang benar semua ilmu yang kita terima adalah milik Allah, namun perlu kita ketahui, ilmu tersebut juga kita dapatkan dengan bantuan seseorang atau kita dapatkan dari orang lain. Oleh karena itu, bagi sahabat yang biasa membuat catatan dengan sering mengambil artikel dari situs tertentu, selayaknya lah kita memberitahukan sumber dimana kita mendapatkan artikel tersebut, karena dengan demikian kita menghargai bahwa karya tersebut berkat ilmu yang diberikan Allah melalui perantaraan seseorang, dengan demikian juga menanamkan sifat kejujuran pada diri bahwa karya tersebut bukanlah hasil pemikiran sendiri namun hasil pemikiran orang lain dan dengan mencantumkan sumber tersebut juga demi kebaikan kita dihari kemudian dimana semua amal yang kita lakukan akan dicatat.

Mengapa begitu susah untuk menambahkan sumber dimana catatan tersebut kita ambil??
Apa karna takut dikatakan tidak kreatif?
Apa karna tidak ingin dikatakan tidak berilmu??
Apa karna ingin mendapatkan kata pujian??
Apakah untuk menarik perhatian orang yang baca agar halaman, blog atau catatan di akun kita banyak yang mengunjungi??
Apa karna ingin mendapatkan banyak tanda suka dari orang-orang yang membacanya??,
memang saya pun sering melihat, jika sebuah artikel yang dicantumkan sumbernya (yang berarti melihatkan bahwa itu bukan karya buatannya sendiri) maka orang sedikit yang menyukai catatan tersebut, namun jika tidak dibuat sumbernya (apakah itu memang karya sendiri atau mengopas karya orang lain namun tidak mau mencantumkan dari mana ilmu itu didapatkan) maka orang akan banyak menyukai catatan yang kita buat. Apakah itu yang sahabat cari???

Menurut saya mengambil karya seseorang tanpa mencantumkan siapa penulisnya, sama dengan kita melakukan pencurian. Anggap saja sebuah judul artikel dengan sebuah apel dan situs tempat kita mengopas catatan tersebut anggap sebagai sebuah ladang. Nah... lewat keterampilan tangan dan pemikiran seseorang sehingga ia menghasilkan ladang yang ditumbuhi pohon-pohon apel. Suatu hari kita melalui ladang miliknya, kemudian kita tertarik dengan buah apel yang begitu menggoda hati untuk memilikinya. Dalam hati berbisik, “wah...apelnya begitu menarik”, kemudian kamu melihat ladang tersebut tidak ada yang menjaganya, “bagaimana kalau apel tersebut saya ambil untuk dibagi-bagikan kepada saudara saya yang membutuhkan, bukankah semua tumbuhan adalah milik Allah..”.

Sadarkah kamu wahai sahabatku, tindakan yang kamu lakukan adalah sebuah tindakan pencurian, yang mencuri karya seseorang dan bahkan ada yang dengan bangganya membuat diawal dengan kata-kata seperti “ duh...sudah lama ngak buat catatan, mumpung sekarang sedang ada ide maka saya buatkan sebuah catatan buat sahabat semua dan bla...bla..bla...” namun ketika saya membaca catatan yang dibuatnya ternyata catatan tersebut sudah lama saya baca, ada orang yang bertahun-tahun dahulu membuat catatan tersebut. Sudahlah mengambil karya orang tapi juga mengakui bahwa karya tersebut buatan sendiri.

Astagfirullah,,, cobalah hitung berapa dosa kita karnanya, mengambil karya orang, berbohong dan mengakui milik sendiri. Tidak malukah sahabat dengan Allah, ketika ada temanmu yang mengucapkan Subhanallah... catatan yang bagus banget. Dengan kalimat memuji Allah ia mengucapkan kekagumannya atas catatan yang kamu ambil dari orang lain. Dengan memuji nama Allah ia memuji catatan yang kamu curi. Tidak malukah kamu sahabatku??? Apakah dengan catatan tersebut, sebuah pujian dari orang-orang yang sahabat inginkan??? Kenapa tidak pujian dari Allah yang kamu inginkan?? Coba bayangkan berapa banyaknya dosa kita lakukan selama ini karena telah mencuri karya orang lain, berapa banyaknya dosa kita karena telah menganggap karya orang lain sebagai karya milik kita...

Berdasarkan fatwa ulama, Hak cipta, karang-mengarang dari hak cipta lainnya dilindungi ole syara`. Pemiliknya mempunyai kewenangan terhadapnya dan tidak boleh dilanggar.

Berkenaan dengan hak kepengarangan (haqq al-ta`lif), salah satu hak cipta, Wahbah al-Zuhaili menegaskan :
“Berdasarkan hal (bahwa hak kepengarangan adalah hak yang dilindungi oleh syara` [hukum Islam] atas dasar qaidah istishlah) tersebut, mencetak ulang atau men-copy buku (tanpa seizing yang sah) dipandang sebagai pelanggaran atau kejahatan terhadap hak pengarang; dalam arti bahwa perbuatan tersebut adalah kemaksiatan yang menimbulkan dosa dalam pandangan Syara` dan merupakan pencurian yang mengharuskan ganti rugi terhadap hak pengarang atas naskah yang dicetak secara melanggar dan zalim, serta menimbulkan kerugian moril yang menimpanya” (Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al_Islami wa Adilllatuhu, [Bairut: Dar al-Fikr al-Mu`ashir, 1998]juz 4, hl 2862).

Dari fatwa diatas, saya berpendapat bahwa segala jenis atau bentuk pemikiran dari seseorang yang dalam bentuk catatan, artikel atau karangan saperti halnya juga catatan, karya, artikel yang ada di blog, halaman, akun dll merupakan kekayaan intelektual yang dimiliki seseorang dan merupakan hak bagi yang punya. Oleh karena itu kita harus meminta izin terlebih dahulu untuk memanfaatkan ilmu yang disampai olehnya.

Padahal kita berniat untuk berbagi ilmu, namun kita tidak menyadari kalau cara yang kita lakukan tidak baik, oleh karena itu tebarkanlah kebaikan dengan cara yang baik pula. Paling tidak, dengan mencantumkan sumber dimana artikel tersebut kita copas, kita sudah menyatakan terima kasih atas ilmu yang diberikan Allah melalui perantaraannya sehingga kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat, semoga dengan mencantumkan sumbernya berarti kita sudah meminta izin untuk menyebarkan ilmu yang telah diberikan Allah melalui perantaraannya.

Mulailah merubah pemikiran, memang semua ilmu adalah milik Allah tapi jangan sampai melupakan bahwa ilmu milik Allah tersebut juga kita dapatkan melalui perantaraan orang lain, yang dengan atau kadang memeras otak dan perasaannya, hargailah jerih payahnya dalam berusaha. Janganlah engkau mengakui karyanya menjadi karyamu sendiri. Jangan takut dikatakan tidak kreatif,,,,jangan takut dikatakan tidak berilmu, jangan lakukan itu hanya untuk mendapatkan perhatian atau penilaian orang lain.... cukup bagi kita pandangan atau penilaian dari Allah, bukan penilaian dari orang lain.

Dan terakhir, terima kasih pada sahabat yang telah mengopas karya yang saya buat sendiri atau karya copasan dari blog lain yang telah menyebarkannya dengan cara yang baik. Semoga ilmu yang diberikan tersebut dapat bermanfaat, semoga apa yang kita dakwahkan kepada orang lain, terlebih dahulu dapat kita kerjakan, karena setiap ucapan, perbuatan dan niat kita, akan dipertanggungjawabkan diakhirat nanti.

Maafkan jika ada kata dan pemikiran saya yang salah, karena kesalahan adalah mutlak dari saya dan kebenaran adalah milik dan datangnya dari Allah.

(Dalam rangka muhasabah buat diri saya pribadi (semoga saya bisa mempertanggung jawabkan semuanya yang telah saya tulis dan yang saya copas selama ini) dan juga muhasabah untuk sahabat-sahabat yang juga mau memperbaiki diri). Aamiin...

~~~~~~~

~❤~~❤~
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar