muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Selasa, 22 November 2011

~❤~ Cukup Allah Segalanya Bagiku ~❤~



Sering kita dihadapi dalam berbagai masalah, ada yang menyelesaikannya dengan sikap positif bahkan ada yang menyelesaikannya dengan cara negative (meminta bantuan pada dukun, menjual agama demi sesuap nasi bahkan nekad membunuh diri sendiri dll)

Hidup adalah sebuah pilihan, dan ketika terjadi masalah, maka hadapilah dengan sikap terbaik. Yakinlah setiap masalah yang kita alami sudah diukur oleh Allah. Tidak akan melebihi batas kemampuan kita untuk memikulnya. Mohonlah pertolongan Allah dengan mendekat kepadaNya. Bukankah Dia lebih dekat kepada hambaNya daripada urat leher? Justru manusialah yang cendrung menjauh dariNya.

"Jika engkau minta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah." (HR Tirmidzi dan yang lainnya dari Ibnu Abbas).

Tiada satu pun masalah yang terjadi kecuali atas izin Allah. Semuanya ada dalam genggaman Allah. Dengan demikian, teramat mudah bagi Allah untuk membuka jalan kemudahan bagi siapa pun yang ditimpa masalah. Datanglah kepada Allah ketika kesulitan datang menghimpit. pintuNya selalu terbuka lebar bagi hambaNya. Sebab, semakin lama kita berpaling dari Allah, semakin lama pula kita akan terkungkung dalam kusulitan itu. Serahkan segala urusan kepadaNya, bertawakallah kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dari segala kesulitan yang kita alami.

Sahabat, dengarlah curahan hati Allah yang disampaikanNya melalui Rasulullah…

Demi kemuliaan dan kebesaranKu, juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukanKu diatas Arsy. Aku akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain Aku dengan kekecewaan. Aku akan pakaikan kepadanya pakaian kehinaan dimata manusia. Aku singkirkan ia dari dekatKu, lalu Aku putuskan hubunganKu dengannya.

Mengapa ia berharap kepada selain Aku ketika dirinya sedang dalam kesulitan? Padahal sesungguhnya kesulitan itu berada ditanganKu, dan Aku yang dapat menyingkirkannya. Mengapa dia berharap kepada selain Aku dengan mengetuk pintu-pintu lain meski pintu-pintu itu tertutup? Padahal, hanya pintuKu yang terbuka bagi siapa pun yang berdo’a memohon pertolongan dariKu.

Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesulitannya, lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan (ampunan) Aku karena dosa-dosanya yang besar, lalu Aku putuskan harapannya? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintuKu, lalu tidak Aku bukakan?

Aku telah mengadakan hubungan langsung antara Aku dan harapan seluruh makhlukKu. Akan tetapi, mengapa mereka malah bersandar kepada selain Aku? Aku telah menyediakan harapan semua hambaKu, tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindunganKu?

Dan Aku pun telah memenuhi langitKu dengan para malaikat yang tidak pernah jemu bertasbih kepadaKu, lalu Aku perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara Aku dan hamba-hambaKu. Akan tetapi, mengapa mereka tidak percaya kepada firman-firmanKu?

Tidakkah mereka mengetahui bahwa siapa pun yang ditimpa bencana yang Aku turunkan, tiada yang dapat menyingkirkannya selain Aku? Akan tetapi, mengapa Aku melihat dia, dengan segala harapan itu, selalu berpaling dariKu? Mengapakah ia sampai tertipu oleh selain Aku?

Aku telah memberikan kepadanya dengan segala kemurahanKu apa-apa yang tidak sampai harus ia minta. Ketika semua itu aku cabut kembali darinya, lalu mengapa ia tidak memintanya lagi kepadaKu untuk segera mengembalikannya, tetapi malah meminta pertolongan kepada selain Aku?

Apakah Aku yang memberi sebelum diminta, lalu ketika diminta tidak Aku berikan? Apakah Aku ini bakhil sehingga dianggap bakhil oleh hambaKu? Tidakkah dunia dan akhirat itu semuanya milikKu? Tidakkah semua rahmat dan karunia itu berada ditanganKu? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu sifatKu? Tidakkah hanya Aku tempat bermuaranya semua harapan? Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya dariKu?

Apa pula yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap, andaikan Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi, “Mintalah kepadaKu!” Aku pun lalu memberikan kepada masing-masing orang, pikirkan apa yang terpikir pada semuanya?

Dan, semua yang Aku berikan itu tidak akan mengurangi kekayaanKu meski sebesar debu. Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang, sedangkan Aku mengawasinya?

Sungguh, alangkah celakanya orang yang putus asa dari rahmatKu. Alangkah kecewanya orang yang berbuat maksiat kepadaKu dan tidak memerhatikan Aku, dan tetap melakukan perbuatan-perbuatan haram seraya tidak malu kepadaKu.” (Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Ibnu Husain).

Alangkah indahnya untaian firman Allah dalam hadits Qudsi diatas. Dengan segala kemurahanNya, Allah memberikan jaminan pertolongan bagi siapa saja yang memohon pertolongan kepadaNya. Allah tidak pernah mengecewakan hambaNya. Dia selalu memenuhi harapan hambaNya dan membukakan pintu untuk hambaNya.
Oleh karena itu, yakinlah bahwa Allah senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Jika kita mendekat kepadaNya dengan berjalan, Dia akan menyambut kita dengan berlari. Mohonlah pertolongan kepadaNya setiap kali ada permasalahan. Sungguh, Allah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hambaNya. Dia tidak akan pernah bosan memberikan pertolongan kepada hambaNya.

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku)” (QS. Al Baqarah: 152)

"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu maka dari Allah-lah (datangnya) dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan maka hanya kepadaNyalah kamu meminta pertolongan." (QS An Nahl: 53).

"Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Yunus: 107).

Cukuplah Allah sebagai pelindung kita, kita memohon ampunan, pertolongan, dan kelapangan hanya kepadaNya saja. Allah berfirman (yang artinya), "Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RosulNya kepada mereka, dan berkata: ‘Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karuniaNya dan demikian (pula) RosulNya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah.’" (QS At Taubah: 59).

Namun ada yang berkata, aku sudah sering berdo’a kepada Allah tapi kenapa doaku tidak diijabah??

Hal ini terjadi karena terlalu banyaknya dosa dan maksiat yang menempel pada hati, hingga menutupi seluruh hati. Jika demikian adanya bagaimana hati bisa menerima petunjuk dari Allah? Jika hati telah tertutup oleh noda kemaksiatan bagaimana bisa pertolongan Allah akan datang? Oleh karena itu bertaubatlah, bersihkan hati karena hati tempat mendaratnya pertolongan Allah. Kikislah dosa dengan istighfar dan sadarilah kekerdilan kita dihadapan Allah. Saat kita berdoa, saat kita munajat, atau saat kita sujud, kecilkanlah dirimu sekecil-kecilnya di hadapan Allah, dan besarkanlah Allah sebesar-besarnya semampu kita membesarkanNya. Niscaya rahmat dan pertolongan Allah akan mengalir kepada kita.

“Buktikan dengan sungguh-sungguh sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah akan membantumu dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Akuilah kehinaanmu, niscaya Allah menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Akuilah kekuranganmu, niscaya Allah menolongmu dengan kekuasaan-Nya. Akuilah kelemahanmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan kekuatan-Nya.” (Imam Ibnu Atha’ilah)

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaan-Nya), tidak mengeraskan suara, di pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” (QS. Al A’raf: 205)


Dalam sebuah riwayat yang tercantum dalam bundel tausiyah Manajemen Qolbu Aa Gym menerangkan kenapa doa tidak diijabah? (copas dari http://blog.re.or.id/)

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbah tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata “Ya Amirul Mu’minin mengapa do’a kami tak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an “Ud’uuni astajiblakum” .
Sayidina Ali menjawab “Sesungguh hatimu telah berkhianat kepada Allah dgn delapan hal yaitu : Engkau beriman kepada Allah mengetahui Allah tetapi tak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka tak ada mamfaat keimananmu itu. Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya tetapi engkau menentang sunnah dan mematikan syari’atnya. Maka apalagi buah dari keimananmu itu? Engkau membaca Al Qur’an yg diturunkan melalui Rasul-Nya tetapi tak kau amalkan. Engkau berkata “Sami’na wa aththa’na tetapi kau tentang ayat-ayatnya. Engkau menginginkan syurga tetapi tiap waktu melakukan hal-hal yg dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka mana bukti keinginanmu itu? Setiap saat engkau merasakan keni’matan yg diberikan oleh Allah tetapi tetap engkau tak bersyukur kepada-Nya. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata “Sesungguh syetan itu adalah musuh bagimu maka anggaplah ia musuh bagimu krn sesungguh syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” . Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata tetapi kau sendiri orang yg sebenar lbh berhak dicela daripada dia. Nah bagaimana mungkin do’amu diterima padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah shalihkan amalmu bersihkan batinmu dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.

** Dalam riwayat lain ada seorang laki-laki datang kepada Imam Ja’far Ash Shiddiq lalu berkata “Ada dua ayat dalam Al Qur’an yg aku paham apa maksudmu?” “Bagaimana dua bunyi ayat itu?” kata Imam Ja’far. Yang pertama berbunyi “Ud’uuni astajib lakum” {QS. Al Mu’min (40) : 60}. Lalu aku berdo’a dan aku tak melihat do’aku diijabah” ujarnya.
“Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?” kata Imam Ja’far.
“Tidak” jawab orang itu.
“Lalu ayat yg kedua apa?” kata Imam Ja’far lagi.
“Ayat yg kedua berbunyi “Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu wahuwa khairun raaziqin” {Dan barang apa saja yg kamu nafkahkan maka Allah akan mengganti dan Dialah pemberi rizki yg sebaik-baiknya} . Aku telah berinfak tetapi aku tak melihat penggantinya” ujarnya.
“Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?” kata Imam Ja’far lagi.
“Tidak” jawabnya.
“Lalu mengapa?” kata imam Ja’far.
“Aku tak tahu” jawabnya.
Imam Ja’far kemudian menjelaskan “Akan kukabarkan kepadamu Insya Allah seandai engkau mentaati Allah atas apa yg diperintahkan-Nya kepadamu kemudian engkau berdo’a kepada-Nya maka Allah akan mengijabah do’amu. Adapun engkau berinfak tak melihat hasil kalau engkau mencari harta yg halal kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yg benar maka tidaklah infak satu dirham pun niscaya Allah mengganti dgn yg lbh banyak. Kalau engkau berdo’a kepada Allah maka berdo’alah kepada-Nya dgn Jihad Do’a. Tentu Alah akan menjawab do’amu walaupun engkau orang yg berdosa.” “Apa yg dimaksud Jihad Do’a?” sela orang itu.
Apabila engkau melakukan yg fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yg telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian bacalah shalawat kepada Nabi Muhammad dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yg memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi kenanglah ni’mat Allah yg telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala ni’mat yg telah engkau peroleh.
Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yg engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yg tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dgn seluruh penyesalan dgn penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.
Kemudian bacalah “Ya Allah aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku utk mentaati-Mu dan bimbinglah aku utk melakukan apa yg Engkau wajibkan kepadaku segala hal yg engkau rdhai. Karena aku tak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu kecuali dgn keni’matan yg Engkau berikan. Setelah itu ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tak akan menyiakan do’amu” papar Imam Ja’far.**

Semoga Bermanfaat……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar