muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Jumat, 25 November 2011

~#~ The Power Of Airmata ~#~




Sebagian kita menganggap tagisan adalah suatu hal yang menandakan orang tersebut lemah, cengeng dll, padahal tidak semua tangisan tersebut remeh. Tangisan merupakan rahmat yang Allah ciptakan didalam hati hambaNya.

Menurut Ibnu Qayyim mengatakan tangisan itu ada bermacam-macam yaitu:
1. Tangisan kasih sayang
2. Tangisan takut dan khawatir
3. Tangisan rindu dan cinta
4. Tangisan kegembiraan dan suka cita
5. Tangisan merintih karena kesakitan dan tak kuat menahannya
6. Tangisan kesedihan
7. Tangisan karena merasa tak berdaya dan lemah
8. Tangisan kemunafikan(matanya menangis sedangkan hatinya keras)
9. Tangisan kepalsuan atau karena imbalan
10. Tangisan tak disengaja yaitu ikut menangis melihat orang lain menangis padahal ia tidak tau apa yang ditangisi orang tersebut.

Allah tidak pernah keliru dalam menciptakan sesuatu. Dari tetesan-tetesan air mata terkandung berjuta makna yang menyiratkan kasih sayang dan kemahahalusan ilmu Allah. Setidaknya ada 2 fungsi penting bagi manusia yaitu

1. Untuk melindungi dan menjaga kesehatan mata.
Apa jadinya kalau mata tidak mengeluarkan air? Pasti tersiksa, mata akan terasa perih, panas dan sakit serta benda-benda dari luarpun begitu mudah masuk.

2. Sebagai alat komunikasi serta pengekspresian emosi
Sebagai sarana mengekspresikan emosi, tetesan airmata mengkomunikasikan sejumput pesan dengan makna2 tertentu. Ia mengekspresikan suasana hati yang terdalam, entah sedih, gembira, takut atau sakit. Sehingga nilai airmata begitu istimewa, khusus serta berkesan. Bukankah hati hanya bisa disentuh oleh hati lagi? Maka jangan heran jika airmata bisa meluluhkan hati yang keras, serta menaklukkan sesuatu yang tidak bisa ditaklukkan dengan pedang. Airmata pun bisa menjadi alat komunikasi yang sangat canggih antara seorang hamba dengan Tuhannya.

Kebanyakan dari kita menganggap kaum Hawa dinilai wajar menangis sebaliknya anak lelaki ataupun pria, rasa hormat akan diberikan ketika mereka dapat menahan airmata. Bahkan atribut ketegaran sering diberikan kepada seorang wanita dikala ia bisa menahan linangan airmata. Kalau saja kita dapat memahami bahasa tangis, pandangan sepihak atau standar ganda yang selama ini membentuk persepsi kita akan lambat laun kita tanggalkan.

Rasanya mungkin aneh sewaktu kita mengatakan pada seseorang “ Ayo kawan, menangislah. Jangan simpan tangismu kalau memang ada yang ingin kamu tangisi”. Mungkin kata tersebut jika kita ucapkan pada teman perempuan tidak aneh. Namun apakah pendapat seperti itu benar atau salah? Yang jelas kita mengatakan hal tersebut bukan lantaran ingin menunjukkan kelemahannya, atau biar kita bisa berbicara “Ternyata dia seorang yang cengeng” atau pendapat2 yang dapat melemahkan kaum lelaki, tentu saja tidak.

Airmata tidak saja milik kaum hawa saja namun juga untuk kaum adam. Air mata hanya bisa keluar dari kehalusan perasaan ketika bersentuhan dengan hal2 yang mengusik hati nurani. Tangis dan airmata tidak identik dengan wanita. Namun demikian, bukan berarti lelaki itu makhluk yang tidak punya perasaan, Cuma kadarnya saja yang berbeda. Lelaki yang gampang menangis juga bukan berarti banci.

Namun kebanyakan dari kita menganggap bahwa laki2 harus tahan dalam situasi apa pun, jangan sampai ada butir2 bening yang menetes dikedua pipinya, apalagi sampai dilihat orang lain. Kurang proposionalnya laki2 dalam memandang tangis dan airmata ini pada akhirnya menjadikan kaum lelaki bertambah miskin kehidupan emosionalnya. Sehingga sosok yang tampak adalah yang kaku, penuh dengan perhitungan2, matematis dan jauh dari sosok yang lembut hati.

Lelaki boleh menangis dan tetesan air matanya bukan sesuatu yang tabu untuk disaksikan, selama tangisannya bukan karena kecengengan, tetapi menunjukkan betapa halus dan lembutnya perasaan yang ia miliki.

Dalam sirah (biografi Nabi Muhammad) diriwayatkan bahwa beliau mencucurkan airmata saat mencium putranya Ibrahim ketika menghembuskan nafas terakhir. Melihat airmata nabi yang tak terbendung, Abdurrahman ibn Auf tercengang dan berkata “Engkau menangis wahai Rasul? Nabi menjawab “ini adalah rahmat Allah” lalu beliau bersabda “airmata berlinang, hati terkoyak2 kesedihan, namun kami tidak akan berkata kecuali yang diridhoi Allah. Wahai anakku Ibrahim, sungguh kami sedih atas perpisahan ini”.

Kehalusan dan kelembutan perasaan, sama sekali tidak akan mengurangi sosok pribadi yang tegar dan tegas, tetapi justru akan menjadikan ia sebagai sosk pribadi yang ideal untuk dijadikan teladan. Sebab kelembutan dan kehalusan perasaan akan menghasilkan sikap sabar, sedangkan ketegaran dan ketegasan akan menghasilkan sikap benar. Sementara sabar dan benar adalah 2 pilar yang harus dimiliki oleh laki2 yang ingin sukses menjalankan fungsi keqawamannya.

Memupuk sikap benar dengan menyampingkan sifat sabar, menyebabkan sayap keqawamannya tidak seimbang. Mengasuh kehalusan, kelembutan dan kepekaan rasa sebenarnya bukan hanya untuk kaum wanita sebab dalam batas proposional menjadi hal yang jg harus dimiliki oleh laki2. Misalnya dalam kewajibannya mendidik wanita yang menjadi istrinya, maka mau tidak mau dia harus menyelami kehidupan emosional dan karekteristik perasaan istrinya, sehingga dia akan mampu mengendalikan istrinya. Bila istrinya memiliki karekteristik yang rumit tentu saja semua membutuhkan kepekaan rasa.

Demikian juga tangis dan airmata, bukan hanya milik wanita, tapi juga milik laki2. Maka jangan simpan tangismu, bila ada sesuatu yang membuatmu ingin menangis maka menangislah. Menangislah jika tangisanmu dapat menenangkan hatimu, menangislah sebagai bentuk kehalusan dan kelembutan perasaanmu namun janganlah kamu berlebihan dalam tangisanmu (larut dalam tangisan dan kesedihan yang terlalu lama).

Sahabat… mari kita renungi bersama, apa yang menjadi air mata kita keluar. Apa hanya terbatas ketika sedih, kehilangan atau ketidakberdayaan karena jalan buntu? Masih tertinggalkah tetesan airmata saat mendengar perintah Allah atau mengenang perjuangan rasul2Nya?
Marilah kita melihat diri kita yang bergelimangan dengan noda dan dosa, diri yang tidak pernah merasa takut dengan siksa Allah, mata yang sangat jarang atau bahkan tidak pernah menangis karena takut pada Allah. Dan mari kita hitung sampai detik ini, sudah berapa kali airmata kita menetes karena takut pada Allah? Karena mengingat dosa2 dan kesalahan kita dan karena mengingat siksaNya.

Rasulullah bersabda : “tidak akan masuk neraka, seseorang yang menangis karena takut kepada Allah.”

Air mata bisa mendatangkan pertolongan Allah diakhirat kelak yaitu orang yang menangis dikeheningan malam ketika orang-orang terlelap tidur, ia menangis karena besarnya rasa takut dan harap kepada Allah.

Dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda:
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.(1)Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (Shohih Bukhari, Hadits no 620)

Airmatapun bisa mempercepat ijabah doa-doa, efek tetesannya mampu menembus batas2 dimensi. Karena itu Rasulullah mengingatkan “Takutlah engkau akan doa (termasuk airmata) orang-orang yang dizhalimi, sesungguhnya tiada jarak pemisah antara Allah dengan orang tersebut (HR. At-tirmidzi).


Rasulullah bersabda: “tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetesan dan dua bekas. Yaitu tetesan airmata karena takut padaNya dan tetesan darah yang mengalir dijalanNya (Jihad) (HR, At-Tirmidzi).

Aku bertanya: wahai Rasulullah, bagaimanakah cara memperoleh keselamatan? Beliau menjawab Jagalah lisanmu, hendaklah engkau merasa betah dirumahmu untuk beribadah dan tangisilah dosamu (HR. Ibnu Mubarak).

(sumber dari buku The Power Of Airmata dan tambahan dari berbagai sumber).

Semoga Bermanfaat……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar