muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Sabtu, 19 Maret 2011

Ukhti... Apa Sich Makna Kerudung bagimu???



Beberapa hari yang lalu, ketika saya pulang dari pasar, saya melewati salah satu perguruan tinggi. Pas antri-antrinya kendaraan, menyebranglah seorang mahasiswi... sambil nyebrang eh malah dia buka kerudungnya... kami yang ada diangkot heran dan ada juga yang tertawa melihat tingkah mahasiswi seperti itu... 

Ini bukanlah yang pertama kali saya melihat kejadian seperti ini... ada yang dari rumah memakai kerudung dan membuka kerudungnya setelah naik angkot, mahasiswi yang ketika berada dikampungnya dia memakai kerudung namun keluar dari kampungnya pergi kekampus tidak memakai kerudung dan malah pakaian yang digunakannya dalam sehari-hari begitu jauh dari kebiasaannya dikampung. Padahal orang tua sangat percaya dia masih memegang teguh syariat islam. Dan ada juga yang memakai kerudung tapi rambutnya (poninya) diperlihatkan (kalau yang ini kebanyakan anak-anak sekolah SMP dan SMU). 

Begitu banyak kita menyaksikan para uhkti yang memakai kerudung tapi begitu mudah membuka kerudungnya di tempat umum, ini banyak saya lihat di profil-profil FB teman-temanku yang sesama tsanawiyah dan aliyah. Sekian tahun belajar agama dari tsanawiyah, aliyah dan bahkan ada yang kuliah di perguruan tinggi islam tapi foto profil FBnya memajang wajah mereka yang tidak memakai hijab alias kerudung atau yang lebih dikenal dengan jilbab ( sebenarnya kita salah kaprah yang mengartikan bahwa jilbab itu sama dengan kerudung, padahal jilbab adalah pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuh hingga mata kaki sedangkan kerudung adalah kain yang menutupi kepala, leher hingga dada).

 Dan 4 tahun yang lalu seorang adik kelasku di aliyah yang saya banggakan karena melihat dia  berasal dari daerah yang mayoritas berpenduduk agama nasrani  pindah ke kotaku dan nginap di panti asuhan yang kebetulan panti tersebut tak jauh dari tempat tinggalku, ia memiliki kemauan keras untuk masuk aliyah (karena teman-teman sebaya dipantinya banyak yang masuk SMU islam) dan semasa sekolah ia memakai kerudung jika pergi  keluar panti, namun ketika dia mulai kuliah, sudah keluar dari panti asuhan, dia sudah menanggalkan hijabnya itu...hal ini saya ketahui ketika suatu hari saya melewati kampusnya, dia ingin naik angkot dan melihat saya berada dalam angkot tersebut, dia langsung mundur dan sembunyi di balik mobil lain... hatiku begitu sedih rasanya, kenapa dia bisa berubah.. bukan hanya kerudungnya yang sudah tidak ada lagi, tetapi juga pakaiannya yang semakin ketat dan berlengan pendek...hmm, ternyata hatinya belum mantap untuk memakai kerudung dan malah memilih mengikuti trend sekarang...

Masih banyak fenomena yang saya dengar dan lihat sendiri tentang kerudung, seorang akhwat yang mengikuti organisasi atau forum islami, ketika keluar dari organisasinya ada yang mulai berubah, ada yang kembali memakai kerudung yang menampakkan dadanya, ada yang kembali memakai pakaian yang agak ketat... dan ada juga dalam beberapa minggu seorang ukhti memakai jilbab kekampus kemudian tidak memakai jilbab lagi kekampus seminggu kemudian memakai jilbab lagi (pusing dah lihat yang kayak gini, kayak orang kebingungan aja...)

Aduhhhh ukhti... dimanakah komitmenmu sebagai seorang muslimah yang mematuhi syariat islam?? dalam hatiku pun bertanya, sebenarnya apa sih makna kerudung bagimu ukhti??

Bagiku kerudung adalah sesuatu yang wajib saya gunakan dan merupakan suatu kebutuhan, sesuatu yang mencerminkan jati diriku sebagai seorang muslimah.  Walaupun saya bukan seorang muslimah yang memakai jilbab lebar dan panjang seperti para muslimah yang sekarang terkenal dengan sebutan akhwat namun saya masih tetap memegang prinsip kalau kita sebagai muslimah harus menutupi auratnya (memakai pakaian yang longgar dan tidak transparan), dan bersangkutan dengan kerudung, saya mengamalkan syariat islam yang menganjurkan untuk mengulurkan kerudungmu hingga menutupi leher dan dadamu.

Saya teringat ketika masih Tsanawiyah dahulu, pertama kalinya saya berkomitmen memakai kerudung. Baru masuk tsanawiyah saya sudah menanamkan prinsip bahwa kerudung adalah suatu yang harus saya gunakan jika keluar rumah dan bertemu dengan lelaki yang bukan muhrim (diluar ataupun didalam rumah). Pertama kali menggunakan kerudung ada kejadian yang menurut saya menarik,,, ketika saya ingin pergi ke warung dekat rumah, saya lupa menggunakan kerudung, setelah berjalan sekitar 10m dari rumah, saya baru menyadarinya dan saya pun lari secepatnya kerumah mengambil kerudung dan memasangnya. Ketika tiba di warung yang saya tuju, penjaga warung tersenyum pada saya dan bertanya “ngapain tadi dek? Kok lari? Lupa ya makai kerudungnya?” . Saya pun tersenyum dan berkata,” iya mbak namanya juga baru makai jadi lupa”. Dan juga ketika kerabat laki-laki ibu saya datang kerumah, saya dan kakak saya langsung lari kekamar kemudian makai kerudung dan baru menemuinya, paman itu  marah, dia kira kami bersaudara (saya dan kakak2 saya) tidak ingin bertemu dengannya, dia berkata “emangnya saya monster sampai kalian lari seperti itu?”. (ternyata paman melihat kami lari ketika kami mendengar suara paman baca salam mau masuk rumah). Untung aja ibu membela, “mereka itu bukan takut sama abang tapi mereka itu pergi ngambil kerudungnya karna rambut itu adalah aurat, baru setelah mereka pakai kerudung mereka menemui abang”. Bagi kami, kerudung adalah suatu yang harus kami gunakan, suatu kebutuhan, dan jika tidak memakai kerudung sama saja tidak memakai pakaian.     

Bicara soal kerudung, bagi para muslimah kerudung harus dipahami, tidak hanya sebatas sebagai kewajiban semata namun jauh lebih dari itu, dengan menganggapnya sebagai kebutuhan. Sehingga kesannya tidak terpaksa dalam memakai karena pada hakikatnya kerudung itu adalah alat untuk melindungi kehormatan mereka dari laki-laki yang tidak benar bukan sebaliknya sebagaimana orang kebanyakan melihatnya menjadi beban dan kesulitan besar.

Keharusan kaum wanita memakai kerudung kepala tertera dalam surat An Nur ayat 31 yang cukup panjang, yang saya kutip satu baris saja, yang berbunyi sebagai berikut. : “Katakanlah kepada wanita yang beriman… .....Dan hendaklah mereka menutupkan kerudung kepalanya sampai kedadanya”… …

Perintah Allah diatas adalah jelas dan tegas yang wajib hukumnya bagi kaum wanita sebagaimana dinyatakan Allah pada pembukaan surat An Nur yaitu : “Inilah satu surah yang Kami turunkan kepada rasul dan Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum syariat yang tersebut didalamnya. Dan Kami turunkan pula didalamnya keterangan-keterangan yang jelas, semoga kamu dapat mengingatnya”.

Dari bunyi ayat diatas jelaslah wanita yang tidak memakai kerudung telah melakukan dosa yang besar karena ingkar kepada hukum syariat Islam yang diwajibkan oleh Allah.

Banyak kaum wanita yang masuk neraka, semata-mata karena didalam hidupnya tak mau memakai kerudung kepala atau Jilbab, didalam neraka akan mendapat siksaan yang berat sekali sebagai mana diceritakan Nabi Muhammad dalam hadits beliau yang artinya sebagai berikut. ; “Wanita yang akan digantung dengan rambutnya, sampai mendidih otak dikepalanya didalam neraka, ialah wanita-wanita yang memperlihatkan rambutnya kepada laki-laki yang bukan muhrimnya” Hadits diatas adalah bahagian akhir dari hadits nabi Muhammad yang cukup panjang, yang menceritakan berbagai macam siksa neraka yang diperlihatkan Allah waktu beliau pergi mikraj. Waktu beliau menceritakan nasib kaum wanita yang berat siksanya didalam neraka karena tak mau memakai kerudung kepala atau jilbab didalam hidupnya, beliau meneteskan air mata.

Begitulah Nabi Muhammad S.A.W. menangisi nasib kaum wanita dari ummatnya nanti di akherat, tetapi sekarang kalau kaum wanita Islam disuruh memakai kerudung kepala, banyak alasannya ada yang mengatakan fanatika agama, sudah kuno tidak cocok dengan zaman, panas dan lain sebagainya.

Gak bisa dipungkiri wanita emang suka rambutnya terurai indah dan terlihat menarik. Apakah gak lebih baik kalo Mahkota itu dijaga Kesuciannya. Justru rambut yag terurai itu akan rusak oleh UV yang berlebihan, dan debu yang akan menempel pada kulit kepala. Bahkan rambut yang terurai akan minta pertanggung jawaban kepada kita karena dibiarkan terlihat oleh banyak orang yag bukan muhrimnya. Bukankah rambut itu aurat yang harus ditutupi?? Kalau begitu apa kamu bangga kalo terlihat menarik perhatian kaum adam dengan rambut terurai atau pun memakai kerudung namun menampakkan leher dan dada hanya sekedar mengikuti tren zaman sekarang? Wah..wahh..itu sich salah pemikiran. Tidak bisa dipungkiri kalau kita lebih banyak merasa malu kepada manusia dari pada kepada Allah SWT. Memang betul malu sebagian dari iman, tapi apakah malu kita pada tempatnya?. Tentu yang dimaksud malu sebagian dari iman itu, Malu kalau kita berbuat khilaf dan melakukan hal -hal yang Allah larang. So.. sahabatku para ukhti harus malu kalo ukhti jadi pusat perhatian kumbang - kumbang liar atau bahkan jadi pelampiasan mereka. Naudzubillahimin zalik.

Lalu gimana ya ukhti…jadi wanita agar terbiasa mengenakan kerudung?
Nah, ni dia tahapan supaya kita terbiasa mengenakan kerudung…!
Ukhti  harus tanamkan niat yang kuat dan lurus semata - mata mengenakan kerudung itu bukan karena kewajiban untuk menjalankan perintah Allah SWT semata tapi tanamkan bahwa kerudung merupakan kebutuhan yang harus kita penuhi. Dan tentunya bukan karena fashion dan style aja, dan juga bukan karena ikut - ikutan temen atau saudara. Kita harus melengkapi niat kita dengan persiapan Ilmu mengenai menutup aurat. Dengan memahami dan mulai melakukan apa yang Allah perintahkan kepada kita.

Setelah kita memperdalam dan memahami ilmu, kita harus rubah kebiasaan kita menuju pribadi yang lebih baik. Dengan melakukan kebiasaan baik dalam sehari-hari. Emang sulit merubah pribadi kita apalagi kepada perubahan yang lebih baik, hal ini diperlukan kesungguhan dan kesabaran serta kedisiplinan, karena sukses tanpa disiplin itu gagal. Sama halnya seperti kita memindahkan tumpukan batu ketempat lain, terasa sulit bila batu itu kita pindahkan sekaligus. Tapi akan terasa ringan bila batu tersebut dipindahkan secara satu persatu. Ini ga jauh beda dengan berkerudung,
Lingkungan juga berpengaruh loh, dalam perubahan kita. Terutama faktor keluarga, apalagi dilingkungan pergaulan kita sehari-hari. Kita harus pandai memilah-milah mana yang baik dan yang buruk. Seperti yang telah disabdakan oleh Rosulullah yaitu “ jika kita mau berteman pilihlah teman yang baik, dan lihatlah dengan siapa dia berteman”. Sahabatku para ukhti, buat jadi wanita yang berharga, baik dihadapan Allah maupun dihadapan manusia. Diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang apa yang bisa dan harus kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan sebagai seorang muslimah yang dirindukan surga.

Maafkan jika ada kata yang salah...Semoga bermanfaat.....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar