muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Senin, 07 Februari 2011

Jika Rasa Itu Masih Ada

Mencintai memang indah. Tapi bagaimana jika cinta yang kita miliki tak kunjing berbalas?? Apakah harus meratap dalam perih? Mengeja nama yang tak kunjung datang mengkhitbah. Menulis keluh kesah dalam buku harian yang selama ini diam menatap kita. Tanpa melakukan apa-apa.

Untaian kata diatas bukan bermaksud untuk menyalahkan siapapun yang memiliki rasa cinta. Bukan...bukan itu. Namun, semata-mata mengajak kita sebagai kaum hawa untuk lebih dapat menerima kenyataan. Menerima rangkaian alasan logis untuk dapat menghargai diri kita. Hal itu seperti yang pernah dialami seorang akhwat , dengan sedih menceritakan kalau saat ini dia sedang mencintai atau memiliki rasa lain terhadap seseorang. Hal ini telah berlangsung bertahun-tahun, tepatnya tiga tahun sejak dirinya memasuki gerbang kampusnya. Bukan itu saja, beberapa kali dia sempat menolak tawaran ikhwan yang memiliki keinginan mengkhitbahnya. Hanya saja dengan satu alasan klise “saya tidak menyukainya”. Tapi, sayangnya, sang pujaan hati tak kunjung memberi sinyal positif kepadanya. Bahkan beberapa hari yang lalu dia mendengar kabar bahwa si dia telah mengkhitbah seseorang. Dia menangis, hatinya perih, ingin sekali membuang ‘rasa’ itu namun tak bisa. Dia terjebak dalam duka.

Sepenggal kisah itu cukup menggambarkan betapa tersiksanya seseorang yang memendam ‘rasa cinta’. Apalagi ketika rasa itu memilinnya dalam sebuah ‘ketidak pastian’.  Mengapa saya katakan ketidak pastian?? Karena semua yang dirasa pasti pelan-pelan menjadi tidak pasti. Bukankah Allah lah yang satu-satunya mempunyai kepastian. Namun dengan beraninya walau tanpa sadar kita memastikan bahwa jodoh yang tepat hanyalah dia seorang yang menawan hati. Cuma dia tidak yang lainnya. Sampai-sampai dalam kasus diatas sang akhwat menolak yang kandidat lain, yang sapa tau dia lebih baik daripada dirinya. Bahkan mungkan dalam doa-doa malam kita sering memaksakan diri kepada Allah agar si dia menjadi jodoh kita nanti, “Pokoknya harus dia ya Allah, please”. Masya Allah, berani sekali kita melampoi hak kuasa Allah.

Namun bagaimana jika ‘rasa’yang sudah berusaha kita hilangkan tersebut masih saja ada?

Sobat, jika itu yang mungkin tengah kamu alami. Kamu bukanlah orang pertama yang mengalaminya. Banyak juga saudari-saudari kita yang pernah merasakan sakit pedihnya cinta. Hanya disini kamu memiliki banyak pilihan. Kamu berusaha menerima kenyataan atau malah terus berangan-angan. Saya yakin kamu pasti milih yang pertama. Kamu sudah cukup letih memendam rasa yang tak kunjung usia itu. Kamu pasti ingin terbebas darinya, dan kembali memiliki dunia kamu. Ada lho, yang mengatakan kalau cinta yang kita rasakan menyengsarakan berarti itu bukanlah cinta, tapi candu yang membuat kamu ketagihan walau kamu merasakan sakit yang luar biasa. Ihh..ngeri bangetkan?


Untuk itu kamu harus bangkit, saya yakin kita bisa merubah diri kita jika kita mampu berusaha. Apalagi bagi akhwat taat syariat seperti kamu. Nah, berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar rasa itu tak menetap lama dihatimu...


Tidak larut dalam suasana melankolis 

Bersedih boleh saja, tapi jangan larut dalam kesedihanmu itu. Apalagi sampai membaiti diri dengan lagu-lagu cengeng yang bisa membuatmu semakin terpuruk dalam kesedihanmu. Jika itu yang kamu lakukan, sama saja dengan menyiram garam diatas luka hatimu...Gimana rasanya?? Perih non!!!

Jangan menjebak diri

Bukan hanya tikus yang dapat terperangkap. Kita pun bisa terjebak, apalagi jika kamu bertahan dengan kalimat “aku tidak akan bahagia tanpanya”. Wah...wah..wah... itu salah besar non... hilangkan segera rasa itu, yakinlah Allah pasti akan memberikan yang terbaik kepada hambaNya.

Ingat kalau putus asa itu dosa

Rasulullah s.a.w. bersabda, “Dosa besar itu adalah mempersekutukan Allah, putus asa dari karunia Allah dan putus harapan dari rahmat Allah”. (HR. Al Bazzar dan Thabrani). Setelah membaca hadits ini, tumbuhkan rasa percaya diri dalam dirimu. Jika kamu bisa berpikir positif maka bebanmu akan pelan-pelan berkurang. Rasa yang mengganggu itu juga akan sedikit demi sedikit akan hilang.

Berbagilah

Dengan berbagi kamu akan dapat melihat suatu masalah dari beberapa sisi. Bahasa kerennya bersikap obyektif. Tapi, jangan sampai berbagi dengan sembarangan orang. Apalagi sampai membuatnya menjadi rahasia umum. Berbagilah dengan teman yang shalihah yang bisa kamu percayai.

Bersyukurlah

Kalau saat ini sang pujaan hati telah berlabuh didermaga lain. Itu berarti Allah memberi isyarat bahwa dia ngak matching sama kamu. Kalau sang pujaan tak kunjung memberi isyarat positif pada dirimu, maka sudahlah...jangan terjebak ikatan yang semi pacaran semacam HTS (Hubungan Tanpa Status), TTM (Teman Tapi Mesra) atau hubungan-hubungan lainnya yang membuat dirimu semakin jauh dari Allah. Cowok yang sholeh tidak akan menawarkan pada diri selain pernikahan,bukan hubungan yang sesaat tadi.

Beri cinta kesempatan lagi

Yah, jika suatu ketika ada seorang yang shaleh datang padamu, maka jangan buru-buru menolaknya. Apalagi dengan alasan “dia tidaklah sebaik dirinya yang dulu”. Jangan membandingkan dengan orang yang telah berlalu darimu. Ingatlah, tidak ada orang yang sempurna, no body’s perfect. Setiap orang memiliki keistimewaan tersendiri. Beri dirimu kesempatan untuk menerima cinta lagi.

Bertaqarrub kepada Allah

 Akhirnya, dekatkanlah selalu dirimu kepada Allah yang berkuasa untuk membolak-balikkan hati. DitanganNya lah segala kekuasaan itu. Perbanyaklah berdzikir, tilawah dan sholat malam minta bantuan Allah. Jangan lelah untuk tetap berada dijalan syariat, Allah pasti memberi skenario terbaikNya untukmu. Aamiin...

Nah bagaimana jika ada kasus yang berbeda, bila saudari/saudara  sebelumnya pernah pacaran, lalu berpisah karna takut akan dosa-dosa kepada Allah, namun suatu ketika merasakan perasaan yang ingin kembali pada masa lalu, bagaimanakah menyikapinya?? penasaran???...selamat menunggu aja...sampai ketemu dlm episode selanjutnya... jangan ampe kebawa mimpi lho..hehehe ^_^ )


admin~~~>> http://facebook.com/chati1
blog   ~~~>>  http://mcintaku.blogspot.com/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar