muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Kamis, 05 Mei 2011

Cinta Buta

Kali ini, “cinta buta” telah  membuatku JENGAH! Kali ini aku menyalahkan perasaan wanita yang lemah menghadapi rayuan gombalnya lelaki.


Aku berteman dengan seorang ukh (saudari). Dulunya dia seorang (lagi-lagi mantan!) aktivis da’wah sekolah. Sebagai seorang aktivis da’wah, sudah merupakan keharusan baginya untuk mengetahui syari’at Islam yang berlaku secara umum dan populer. Salah satunya, mengenai cinta. Dimana seringkali adik-adik mentor bertanya, “Dalam Islam boleh pacaran ngga sih?”, sebagai seorang tutor dituntut untuk menjawab secara bijak dan lembut dengan mengedepankan kebenaran yang ada. “Boleh kok, malah harus, asal pacarannya setelah menikah” itu jawaban standarnya. Dan temanku yang satu ini pasti mengerti maknanya.

Sungguh, saat aku baru mengenalnya, aku memandang dia sebagai pribadi yang menarik. Cantik, enerjik, ramah, jujur, dan apa adanya. Imej dia di mata teman-teman lainnya termasuk aku bahwa dia adalah seorang muslimah yang baik dan patut diteladani. Rupanya, ia terlalu ramah kepada siapapun. Sekilas memang tidak terlihat ada yang salah. Namun, hey, ia terlalu ramah kepada siapapun! Terlalu manis. Sehingga menarik perhatian salah seorang teman lawan jenis kami. Ia adalah laki-laki yang bergaya skinhead, sebutlah dia seorang ‘cowo’. Secara fisik memang cukup ganteng, tapi secara kepribadian, jauh dari si ukh ini. Awalnya hanya salam-salam kacang saja. Lama-kelamaan, cowo ini benar-benar jatuh cinta pada keunikannya. Dan ternyata si ukh pun mulai menarik minat padanya. Pucuk dicinta ulam tiba. Si Ukh mulai berniat untuk mengajak si cowo mengenal agama dengan lebih dalam. Dan bilapun ingin menikah, menikahlah dengan syariat Islam. Artinya, ada masa penjajagan (ta’aruf), ini pun tidak langsung kedua pihak bertemu dan saling mengenal melainkan ada pihak ketiga sebagai penghubung, kemudian bila cocok maka dilanjutkan dengan lamaran (hitbah) ke keluarga, bila si Ukh bersedia, langsungkan pernikahan (walimah) yang berisi akad nikah selaku ikrar suci pengikat hati sesegera mungkin. Itu rencana awalnya.

Well, rencana hanya tinggal rencana. Ternyata penjajagan itu kini molor hingga dua atau tiga tahun...! Usaha ‘reminding’ sudah kutempuh saat dua atau tiga tahun itu juga. Saat dimana sinyalemen penyimpangan mulai menyala. Dan yang membuatku miris, bukannya si cowo yang beranjak lebih baik, namun si ukh ini rupa-rupanya menurunkan grade-nya guna mengimbangi di cowo! Dan kini yang terjadi, keduanya sudah layaknya sepasang kekasih-mesra-dunia-seakan-milik-berdua. Awalnya si ukh ini masih malu-malu untuk berduaan dengan si cowo, maklumlah dia dikenal sebagai seorang yang tahu agama. Kini, mereka berani berduaan di depan publik. Dengan kedekatan mereka, sungguh membuat imej yang kubangun saat awal mengenalnya  kini telah menjadi puing.

Kejengahan dimulai saat aku mulai rajin berperan sebagai reminder. “Hey, kamu sudah melampaui batas” dengan berbagai metode yang dipakai. Namun, si ukh ini sudah terlena dalam kubangan cinta buta. Ia kini lupa bagaimana seharusnya seorang wanita menjaga kesucian hati dan namanya. Kebersamaan mereka dalam berbagai kesempatan membuatku benar-benar jengah. Sadar akan kedekatan yang semakin lengket, akupun bertanya pada si cowo “Apakah kalian sudah menikah?” dari perbincangan kami yang cukup singkat dapat kutangkap bahwa mereka telah bertunangan dan berencana menikah setelah lulus kuliah. Sekitar 1,5 tahun lagi. Itu bukan waktu yang sebentar. Dan akan banyak kemungkinan pada tenggang waktu tersebut. Apakah mereka memang bisa mempertahankan cinta mereka, atau salah satu dari mereka terpikat pihak lain, atau keduanya samasekali kehilangan rasa saling mencinta. Who knows? Apakah ada jaminan bahwa mereka jodoh satu sama lain? Tidak ada sama sekali. Manusia yang berencana, Allahlah yang berkehendak. Karena yang kupahami, tak ada istilah tunangan dalam Islam.

Saat aku ingin meminta keterangan pada si Ukh ini, dia sudah menutup akses padaku. Aku kecewa padanya. Aku kecewa pada diriku sendiri yang tidak mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik. Hanya karena cinta buta, seseorang bisa berubah. Menjadi jauh tak tersentuh. Aku mencintai Ukh ini, ingin menjaganya dari prasangka-prasangka buruk lingkungan sekitarnya. Tapi sebaik-baiknya kujaga dia, menjadi percuma, saat dia sendiri tak menjaga kesuciannya dari prasangka insan. Hubungan kami tak seakrab dan secair dulu. Kini setengah membeku. Terlebih saat ingat betapa tidak dia membuka dirinya seperti dulu. Dia hanya mengakrabi teman-teman yang mentolerir hubungan ini. Yang memaklumi bahwa cinta itu fitrah dan bisa terjadi pada siapa saja.

No, aku tidak mengingkari itu. Seperti sudah kusebutkan sebelumnya, kuyakini bahwa cinta itu anugerah, tapi payungi dengan ‘nikah’, itu saja! Jika tidak bisa menikah, simpati sajalah, simpan saja dalam hati, jika masih tidak sanggup Rasulullah sallalahu ‘alayhi wasallam menganjurkan untuk berpuasa dan tetap menjaga hati dan pandangan. Kurangi frekuensi pertemuan dan tak lupa meminta perlindungan kepada Allah untuk tetap menjaga hati agar tetap bersih dan penuh dengan kecintaan kepada-Nya. Karena hanya Allah sebaik-baik Pemelihara hati.

Cinta itu pasti lebih indah dan terarah apabila dipagari dengan sebuah komitmen agung yang bernama “nikah”. Sebelum itu, tidak boleh ada akses. Sekalipun cinta itu datang, cukup simpati, simpan dalam hati. Karena yang kutahu dan kualami, cinta-cinta tanpa komitmen seperti ini merupakan cinta berselimut nafsu, cinta semu yang sewaktu-waktu akan hilang dengan sendirinya. Percayalah, benar-benar hilang! Lalu mengapa terlihat seperti immortal? Karena sang pelaku cinta senantiasa memupuk rasa cinta itu, menyiraminya, dan menyinarinya dengan cahaya cinta yang lebih besar. Jika cinta bersambut, cinta itupun bertumbuh subur dan dunia pun seolah hanya milik berdua. Cinta akan terus melambung tanpa ada jaminan sedikitpun apakah memang ia cinta sejati atau bukan.  

Yang digarisbawahi disini adalah, bagaimana mungkin seorang (atau mantan?) aktivis tidak mengetahui hukum percintaan ini. Bilamana jodoh tidak ke mana. Artinya, bila lelaki tertarik  pada seorang wanita maka pinanglah ia dengan keimanan, dengan niat luhur untuk membangun peradaban. Pinanglah dia dengan melibatkan keputusan Allah didalamnya, pinanglah dia dengan segera.Jika belum siap, maka masing-masing menjaga diri, masing-masing memantapkan diri bahwa ini memang pilihan suci. Karena, bila yakin bahwa jodoh tak kan kemana, dia bisa kembali kapan saja, setelah Allah memang mengizinkan dan memudahkan segalanya. Dan dia memiliki tiket untuk mengemudikan kendaraan rumah tangga. Dia bisa kembali kapan saja.

Cinta pada makhluk itu bisa bertumbuh atau mati dalam hati, tergantung keinginan sang pemilik hati. Aku yakin sepenuhnya bahwa cinta itu bisa luntur begitu saja, apalagi bila berlandaskan hanya pada nafsu belaka. Akan sangat lemah dan tak bisa dipertanggungjawabkan. Dan inilah yang aku khawatirkan. Begitu banyak pasangan-pasangan yang mendeklarasikan diri bahwa ini adalah cinta sejati, padahal itu tak lain hanyalah tipuan nafsu semata.

Wahai wanita, jagalah kesucian kalian. Karena sungguh, kelahiran, kematian, jodoh dan rezeki itu sudah diatur oleh Sang Pengatur. Yang perlu kita lakukan adalah memberikan yang terbaik bagi dunia dan kehidupan. Cinta buta hanya akan menjanjikan penyesalan. Hidup ini satu kali, dan segera kita akan menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya sekejap saja. Tak ada waktu untuk mengurusi percintaan konyol yang tak bermakna bagi peningkatan kualitas diri sebagai seorang wanita seutuhnya.

Aku menulis ini bukan berarti aku lebih baik dari kalian, no!, tapi setidaknya aku sedang berusaha untuk itu. Yang terpenting adalah saling mengingatkan satu sama lain. Bukankah manusia memang selalu berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan saling menasehati di dalam kebenaran dan kesabaran?  

Wallahu a’lam bish shawwab.    

Diambil dari ~~~>>> http://theair.multiply.com/journal/item/13/CINTA_BUTA_part_2

Situs Web:

blog MC DLC ==>> http://mcintaku.blogspot.com/
halaman MC DLC ==>> http://www.facebook.com/MCDLC




Tidak ada komentar:

Posting Komentar