muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Rabu, 18 Mei 2011

**** Jangan Sampe Berteman Tapi Mesra****


Berteman dengan lawan jenis memang boleh-boleh aja namun jika sudah diluar koridornya maka bisa dikatakan berteman dalam tanda kutip yang lebih mengarah pada pacaran, dan sebagai sesama muslim dan orang yang kenal dengannya sudah kewajibanku menegurnya. Beberapa bulan ini aku begitu geram lihat tingkah adek yang satu ini, kenapa tidak... Sikapnya tlah berubah setelah dekat dengan lawan jenisnya. Setiap saat aku lihat dia saling berbalas koment di facebooknya begitu mesra dengan seseorang.

Ketika dia liburan kekotaku, setiap saat aku melihat dia sibuk dengan HPnya, nelpon tiap bentar, dan tiap sebentar HPnya berdering karena SMS datang. Ketika aku nanya apa hubungannya dengan lawan jenisnya itu, dia bilang hanya berteman, kami tidak pacaran.

Suatu hari, ketika dia sudah kembali kekotanya, aku melihat beberapa foto yang baru diupload. Betapa terkejutnya aku melihat dia foto berduaan dengan seseorang yang sering aku pertanyakan, foto berdekatan dan pada waktu malam hari. Sebuah pesan kukirimkan untuk menasehatinya. Dia masih berkilah bahwa hanya teman, kami tidak pacaran dan dia kesal padaku karena telah mengganggu privasinya.

Seirng berjalannya waktu, aku melihat dia semakin berubah, yang paling membuatku terkejut mereka saling koment dalam status dengan saling mengumbar kata panggilan sayang dengan panggilan beb, baby, syg dan beberapa foto berduaan yang juga tak berapa lama yang lalu diuploadnya... waduh,,, aku ngak tahan lagi dengan tingkah mereka, aku postingkan sebuah artikel mengenai adab berteman, ternyata “temannya” merasa tersindir dan mengatakan jika anak selalu didikte maka mereka akan memberontak. Ketahuilah adekku, jika kalian memberontak maka bukan aku yang menanggung akibatnya tapi kalian juga yang akan menanggung akibatnya didunia maupun diakhirat.

Sebagai sesama muslim harus saling memperingatkan jika ada sesuatu yang sudah tidak pada tempatnya, dan tanggung jawab saya kepada Allah sebagai orang yang mengenal kalian sudah saya penuhi. Semua nasehatku tidak mereka terima dan malah menutup akses agar saya tidak lagi melihat wall Fbnya,,, Padahal kulakukan semua ini demi kebaikan mereka karena saya menyayangi mereka...Alhamdulillah berarti kewajiban saya sudah cukup sampai disana, hanya sebuah doalah yang bisa saya ucapkan untuknya semoga hidayah diberikan padanya dan tidak terjerumus lebih dalam lagi pada perbuatan yang lebih sia-sia...

Buat sahabat semua, saya postingkan kembali artikel tersebut, bagi yang menerima Alhamdulillah, bagi yang tidak menerima juga ngak papa, saya hanya ingin menyampaikan apa yang menurut saya benar. Maafkan jika saya membuka aib mereka, disini saya hanya menggambarkan kejadian yang berhubungan dengan artikel ini sebagai sebuah pelajaran bagi kita semua dan semoga sahabat semua bisa mengambil hikmahnya...
**********************************************


Ehm, punya teman tuh emang asyik. Selain ada orang yang bisa diajak ngobrol dan saling membantu di kala saling membutuhkan, teman juga bisa menjadi tempat muara emosi kita. Ngobrol biasa mungkin sering. Tapi ngobrol yang lebih dalam, rasanya agak jarang dilakukan dengan seseorang yang sekadar teman biasa. Kita agak canggung. Itu sebabnya, kehadiran seorang sahabat karib yang bisa menjadi tempat muara emosi kita, sangat diharapkan.

Teman sejenis pun, cowok dengan cowok maupun cewek dengan cewek, sebenarnya bisa sangat akrab. Itu kalo di antara kita udah terjalin sikap saling percaya, saling memahami, dan saling menghargai. Mungkin bisa saja yang seperti ini dibilang mesra. Karena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata mesra adalah lekat dan sangat erat.

Masalahnya gimana kalo teman tapi mesra itu adalah antar lawan jenis. Wow, ini dia yang kudu jadi perhatian dan bikin kita jaga-jaga biar nggak kebablasan. Gimana pun juga, hubungan pria dan wanita pasti nimbulin perasaan-perasaan yang ‘lain’. Perasaan suka, sayang, cinta, termasuk cemburu kalo sang “teman tapi mesra” itu deket ama yang lain. Karena apa? Karena masing-masing merasa ingin memiliki lebih dari sekadar teman. Tul nggak?

Inilah unik dan menariknya hubungan antar manusia. Dan harus diakui bahwa manusia tuh makhluk sosial, sehingga ia merasa kesepian kalo nggak ada teman. Padahal manusia bukan hanya terdiri dari sejenis. Itu sebabnya, dalam beberapa kondisi, komunikasi dengan lawan jenis untuk berbagai keperluan dalam melakukan kegiatan sehari-hari nyaris nggak bisa dihindari. Mungkin kita biasa bergaul dalam komunitas sejenis, tapi dalam beberapa kondisi kadang kita harus merambah ke luar komunitas kita, maka kita akan berhubungan dengan banyak pihak, termasuk dalam hal ini dengan lawan jenis.

Berteman, bisa juga lho jadi jembatan menuju cinta. Jangan heran, sebab frekuensi bertemu dan berhubungan jadi sering banget. Sekadar basa-basi ngobrolin pelajaran, sampe janjian untuk makan bareng. Kalo udah gitu, jadi bisa deh definisi teman kalo dengan lawan jenis ~~> Berteman apa pacaran? Berteman apa demenan? Nah lho...

Sobat, memang nggak kerasa sih kalo kita udah merasa deket banget dengan teman lawan jenis kita. Tahu-tahu… eh, lengket bak perangko. Pokoknya, kalo kita udah biasa main bareng, makan bareng, dan ke sekolah/kampus pun bareng dengan teman lawan jenis, itu artinya alarm tanda bahaya udah berbunyi. Beware! Kamu bisa berabe.

Why? Yup, karena sangat boleh jadi kondisi ini bikin kamu ketagihan untuk terus berduaan dan konek terus dengan si dia. Nggak heran kan kalo kamu akhirnya kamu masuk dalam perbuatan yang dilarang agama seperti pacaran dan bisa lebih parah dari itu.

Mungkin, di antara kamu juga ada yang interupsi, protes kalo temenen nggak identik dengan pacaran, dan tentunya nggak gitu-gitu amat sampe perzinaan.

Oke, kalo kamu punya argumentasi begitu. Tapi, apa ada yang ngejamin kalo udah berduaan bakalan aman dari perbuatan ini dan itu yang lebih ‘syerem’? Apa kamu dan temanmu berani jamin bisa tahan godaan kalo udah berduaan begitu? Jangan-jangan, susah ngebedain mana sayang, suka, simpati, empati dengan nafsu liar. Lagian, banyak juga kok faktanya yang ‘begituan’ justru karena udah saling mengenal.

Dalam kondisi sadar dan berada di bawah naungan rambu-rambu agama, hubungan-hubungan ini dapat melahirkan pertautan dua hati yang mengarah ke pernikahan. Ini tentu akan lebih utama lagi bila faktor pendorong semata-mata karena lillahi ta’ala dan faktor penarik berupa akhlak yang mulia atau ketaatan beribadah. Namun celakanya, dan tampaknya ini yang semakin merajalela, bahwa di luar kendali fenomena tarik-menarik antara pria dan wanita ini bisa pula mendorong timbulnya perzinaan seperti terjadinya penyelewengan, perselingkuhan, perkosaan, pelacuran, pelecehan seksual, dan bahkan seks bebas.

Berteman itu mubah alias boleh-boleh saja. Toh memang itu adalah bagian dari dinamika kehidupan kita sehari-hari. Kita akan bertemu dan berhubungan dengan lawan jenis. Di sekitar rumah, di sekolah, di tempat pengajian, di tempat kuliah, juga di tempat kerja. Semua akan kita temui. Hanya saja, kita kudu membedakan jenis dari masing-masing hubungan tersebut.

Di tempat kuliah or sekolah dan di kantor, silakan berteman dengan lawan jenis. Asal… jaga jarak aman, dan tentunya nggak ‘spesial’. Cukup teman biasa. Kita berhubungan dan bergaul sebatas keperluan di masing-masing kondisi tersebut.
Sangat ditekankan untuk tidak saling curhat masalah pribadi. Berbahaya euy! Memang, cinta akan tumbuh saat masing-masing dari pelakunya membuka diri (apalagi kalo sampe membuka aurat—itu sih cinta berbalut nafsu liar). Jangan ada hubungan spesial kalo kamu nggak berniat untuk menikah. Meski tujuannya untuk menikah sekalipun, tetep aja ada aturan mainnya. Apalagi sekadar berteman.

Nah, karena Allah Ta’ala tahu betul dengan karakter manusia, maka ada aturan mainnya tuh hubungan di antara kedua makhluk ini. Allah Swt. telah mengajarkan kepada kita melalui firmanNya (yang artinya): “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, (QS an-Nûr [24]: 31)

Dalam ayat lain Allah Swt. Berfirman (yang artinya): “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS an-Nûr [24]: 30)

Dengan begitu, kita kudu mampu untuk menjaga dan mempertahankan aturan main itu sebagai tameng dalam berteman dengan lawan jenis. Sebab, banyak juga di antara teman remaja yang ngakunya berteman, eh, buktinya malah pacaran. Bilangnya temenan, eh, malah demenan. Ngakunya teman, eh teman tapi mesra. Maka : Waspadalah!

Sumber : www.gaulislam.com/teman-tapi-mesra dengan menambah dan mengurangi isi artikel tsbt...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar