muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Selasa, 23 Agustus 2011

Kalau Cinta Jangan Pacaran




Berkenaan dengan catatan sebelumnya, kami mencoba menjawab pertanyaan dari sahabat, komentar yang berhubungan dengan pacaran.

1. Kenapa penjelasan diatas (catatan Kenapa Harus Pacaran) menganggap pacaran berakhir dengan syahwat??

Sebagai seorang muslim kita harus melihat baik dan buruknya suatu perbuatan yang akan kita lakukan. Adapun mengenai pacaran, kita harus berpikir jauh kedepan, apakah pacaran tersebut ada manfaatnya atau tidak? Apakah pacaran tersebut bertentangan dengan syar’i atau tidak? Apa dampak terburuk dari perbuatan tersebut?

Pacaran jelas lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya dan pacaran tersebut jelas-jelas bertentangan dengan syar’i serta dampak terburuk dari pacarat tersebut adalah maksiat (zina).

“Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan dan itu tidak halal baginya karna yang ketiga diantara mereka adalah syetan, kecuali ada mahram yang mendampingi mereka (HR. Ahmad bin Hambal).

Hadits ini menyatakan adanya peluang bagi syetan memperdaya laki-laki dan perempuan ketika mereka sedang berduaan, bukan hanya tergantung pada kondisi ramai atau sepinya tempat mereka berdua, dimanapun mereka berada memungkinkan mereka berbuat maksiat.

2. Kenapa tulisan diatas seperti meragukan iman seseorang ya? Ada juga kok dengan pacaran membuat ilmu agama kita bertambah…

Ingat sahabatku, hati begitu mudah bolak-balik atau berubah, iman bisa naik dan turun. Pacaran pasti dilandasi dengan masalah hati. Jika kita mencintai seseorang kita pasti akan sering memikirkannya, ingin memandangnya, ingin menyentuhnya, ingin curhat, bermanja-manja, pergi jalan-jalan, dan duduk berdekatan.

Kalau memang ilmu agama akan bertambah dengan pacaran, kenapa tidak sekalian mempelajari masalah pacaran menurut islam? Ok, tarohlah ilmu agama akan bertambah selama berpacaran dengan seseorang, namun yang namanya pacaran tersebut tetap dilarang oleh agama.

Kenapa dalam catatan tersebut seakan-akan saya meragukan iman seseorang? Maka disini akan saya jelaskan.

Allah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan serta adanya larangan berkhalwat.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya (An-Nur 30-31)

Ibnu 'Abbas berkata"Perangkap syetan pada laki-laki itu ada 3 cara yaitu pandangannya, hatinya dan kemaluannya. Sedangkan pada wanita terdapat 3 cara yaitu pandangannya, hatinya dan kelemahannya.

Sahabat Nabi bernama Fadl saling berpapasan dengan seorang wanita cantik. Pandangan itu merupakan pandangan pertama mereka dan terjadi agak lama. Nabi segera memalingkan leher Fadl kearah lain. Kemudian al-Abbas bertanya "Ya Rasulullah, kenapa engkau memalingkan leher anak pamanmu sendiri? Rasulullah menjawab "Aku melihat seorang pemuda yang tidak aman dari fitnah syetan (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari penjelasan-penjelasan diatas, mampukah kita menjaga pandangan ketika kita berhadapan dgn lawan jenis, ketika berduaan dengannya apalagi kita mempunyai perasaan padanya, mampukah?

Kemudian dalam pacaran ada keinginan untuk menyentuhnya dan duduk dekat dengannya, padahal kita dilarang berkhalwat.

"Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan dan hal itu tidak halal baginya karena yang ketiga diantara mereka adalah syetan (HR. Ahmad bin Hanbal)

Rasulullah bersabda "Jauhilah berkhalwat dengan kaum wanita. Demi Allah, tidaklah seorang laki-laki yang berkhalwat dengan perempuan kecuali syetan menyertai mereka. Sesungguhnya seorang laki-laki yang berdesakan-desakan dengan seekor babi yang berlumur tanah lumpur dan najis lebih baik baginya daripada bahunya menempel pada bahu perempuan yang bukan mahramnya (HR. At Tabrani).

Dari Ma’qil bin Yasar dari Rasulullah, beliau bersabda “sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya (HR. Thabrani dan Baihaqi).

Dari penjelasan-penjelasan diatas, ketika kamu pacaran bisakah kamu menahan diri untuk tidak duduk berdekatan dengannya, tidak pergi berduaan dan tidak berpegangan tangan. Mampukah kamu menghindari hal-hal tersebut ketika pacaran?

Selama pacaran biasanya kita sering telp-telpnan, nah biasanya orang yang saling cinta maka ia akan berbicara lembut, manja dan kadang merayu maka disanalah yang dikatakan bahwa suara wanita adalah aurat.

“Karena itu janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit didalam hatinya (Al-Ahzab: 32).

Selama kamu pacaran mampukah kamu menjaga suaramu agar biasa-biasa saja, tidak bermanja-manja atau mendayu-dayu sambil merayu?

Mampukah kamu selama pacaran tidak saling memandang, tidak berkhalwat dan menjaga suara? Kalaupun awalnya mampu, tapi sampai kapan kamu bisa bertahan ?? Ingat, dengan kegiatan pacaran tersebut syetan semakin mudah mendorongmu untuk mendekati zina.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (al-isra’ : 32).

3. Bukankah berduaan dengan yang bukan mahram itu berdosa? Maka kalau berduaan dengan tukang ojek, sopir taksi, dokter dll adalah dosa buat saya?

Jika kita bisa menghindarinya agar tidak berduaan dengan seseorang maka hindarilah, namun jika dalam keadaan darurat, terpaksa demi kepentingan menuntut ilmu, pergi bekerja untuk memenuhi kebutuhan, untuk pengobatan maka tidak dilarang selama orang tersebut bisa dipercaya dan selama itu merupakan keharusan. Namun bila kita memiliki perasaan khusus terhadap orang tersebut atau kita mengetahui orang tersebut mempunyai perasaan khusus kepada kita maka perlu kita hindari sebab syetan akan begitu mudah menggoda manusia melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah.

Nah itulah jawaban dari saya yang berkomentar dicatatan.

Dan pada status sebelumnya “Pacaran bukanlah sebuah komitmen. Itu hanya aturan yg disahkan manusia tanpa peduli aturan Allah atau mungkin membuat pembenaran sendiri mengingat hal itu kini makin membudaya.Rasa2nya kita perlu pertanyakan seberapa jauh kita mengenal Islam bila kita abaikan aturan2 di dalamnya. Sungguh Islam tak layak hanya dijadikan identitas karena itu bersumber dari Allah.Mari bermuhasabah!!” <¤^^¤>, saya akan coba menambah jawaban yang telah diberikan oleh patner saya (hanya komentar yang menurut saya perlu ditambahkan).

1. Bolehkah pacaran lewat sms?
Ada sahabat yang mengatakan bahwa pacaran melalui sms boleh aja, bahkan di FB ada disalah satu status teman (membuat tulisan ayank…muach… ) ketika sahabatnya menegur kata-katanya (eh dosa tuh…lebay..) dia dengan bangganya menjawab “ngak dosa kalau cuma di FB”. Na’udzubillah…pemikiran dari mana itu?
Apapun yang namanya pacaran baik lewat sms, chatting ataupun media lainnya tetap tidak diperbolehkan, memang secara fisik tidak terjadi khalwat namun yang terjadi adalah cyber khalwat. Esensi khalwat itu adalah rasa bebas dan aman berekspresi dengan lawan khalwatnya, dimana isi dan tema pembicaraan tidak diketahui oleh orang lain (sms dan chatting) maupun yang diketahui orang lain (status FB). Intinya mereka dalam bersms, chatting atau status FB tersebut tetap mengumbar perasaan, membicarakan sesuatu yang bisa membuat mereka berangan-angan dan berkhayal.

2. Ada sahabat yang berkomentar pacaran boleh secara islami, pacaran syah-syah aja, asal tau norma agama.

Maka dari komentar sahabat yang berkata demikian, saya bertanya darimanakah sahabat berkesimpulan seperti itu? Apakah ada dalil atau hadits yang menyatakan bahwa pacaran boleh secara islami??

Sepengetahuan saya tak ada satu ayatpun atau hadits yang menyatakan boleh pacaran secara islami dan jika seseorang tau dan teguh dengan norma agama maka ia tidak akan melakukan pacaran karna ia tau pacaran diharamkan.

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu , sedang kamu mengetahui (Al-Baqarah: 42)

Kalau memang pacaran itu dibenarkan, kenapa sayyidina Ali lebih memilih diam dengan cintanya pada fatimah,..
Kalau pacaran diperbolehkan tentulah ali akan segera nyatakan cintanya pada fatimah. Dengan begini mungkin ada yang berpendapat bahwa tentu saja karen itu zaman Rosulullah. Lantas apa bedanya zaman nabi dengan sekarang? Bukankah kehidupan merekalah yang sepatutnya kita teladani.. Kenapa sebagai muslim kita malah ikut-ikutan budaya barat? Padahal aturan Allah berlaku sepanjang zaman.. Karena dalam al-qur'an pun hanya pernikahan yang dibenarkan. Cara mengenal lebih jauh orang yang kita anggap cocokpun bukan dengan pacaran tapi ta'aruf. Dan ta'aruf pun bkn ajang coba-coba. Proses ini bagi mereka yang benar-benar ingin mendapatkan pasangan. Jadi sebenarnya pa kita sudah siap menikah? Tentu saja 99% pasti cuma beralasan, nyambung aja, cocok, nyaman di dekatnya, perhatian dll. Tapi klo ditanya kapan nikah? Pasti juga ada lebih banyak alasan. Bagaimana mugkin nikah kalau trend pcaran kini makin meluas bahkan oleh siswa SD. Astaghfirulloh, semakin tipiskah keislaman kita?.

Hanya kepuasan sajalah yang mungkin didapat dari pacaran, disamping takut dibilang kuper atau gak laku.. Apakah bangga kita punya banyak mantan pacar akibat kegagalan pacaran yang kita anggap benar? Apa yang akan kita ceritakan pada pasangan kita kelak?.. Bukankah selain dosa, pacaran juga menjadikan waktu kita terbuang sia-sia bila akhirnya putus/ tak sampai menikah. Kalaupun sampai menikah, tetap saja hubngan pacarn dalam prosesnya adalah dosa. Pernikahan adalah sesuatu yang suci, maka menempuhnya pun juga dengan cara yang suci.

3. Apa harus dihentikan yang namanya pacaran tersebut?

Jika kamu pacaran maka sebaiknya dihentikan, kalau bisa secepatnya menikah maka menikahlah, jika tidak hentikanlah. Hanya ada dua pilihan untukmu, mau tetap larut dalam linangan dosa atau kamu ingin bertaubat? Maka pikirkanlah apa yang terbaik menurutmu.

"Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (Al-Maidah : 100).

Namun banyak yang terjadi sekarang adalah mereka tahu bahwa pacaran tersebut dilarang namun tetap melakukannya.

Mengapa mereka melakukan itu??

Karena “syetan pun menjadikan indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan.Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Al-An’am : 44).

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Al-Jasiyah : 45)

Oleh karena itu sahabatku, janganlah kamu mencari-cari alasan untuk memperbolehkan pacaran dan janganlah kamu mengikuti trend (pacaran) dari kebanyakan orang karena “jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah membuat kebohongan ( Al-An’am : 116) .

Ingatlah, syetan akan selalu menggodamu dan menyesatkanmu sesuai dengan janjinya pada Allah “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan menyesatkan mereka dari jalanMu yang lurus kemudian aku pasti akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan kiri mereka (Al-A’raf : 16-17)

Maka berlindunglah kepada Allah dan bertakwalah dengan mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarangNya, mengerjakan sesuatu yang bersumberkan Al-Qur’an dan Hadits bukan berdasarkan persangkaan belaka.

Maafkan jika ada kata saya yang salah, karena kesalahan mutlak milik saya dan kebenaran datangnya dari Allah. Semoga Bermanfaat…

Bagi yang sebelumnya berkomentar mengenai ta’aruf (berkomentar di status sebelumnya) akan saya jawab pada catatan selanjutnya, insyaallah (tapi maaf harus menunggu hingga bulan Ramadhan selesai)…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar