muhasabah

dibawah langit

Assalamu'alaikum

Label

Sabtu, 08 Januari 2011

~~Kalah Sebelum Bertanding~~






Dizaman imam Ahmad, sekelompok orang penganut paham atheis berusaha mengacau keimanan umat perihal adanya Tuhan. Dengan dukungan argumentasi dan logika yang kuat, mereka berhasil memutar balikkan fakta. Kata mereka, alam semesta terjadi dengan sendirinya. Tanpa campur tangan Zat Maha Tinggi (Allah). Alhasil manusia tidak perlu menyembah Tuhan. Sesuatu yang tidak pernah ada, begitu nalar mereka.

               Sudah banyak ulama yang berusaha meluruskan dengan cara mendebatnya. Tapi pendapat kaum atheis ini belum jua terkalahkan. Bahkan mereka semakin congkak dengan keingkarannya.  Hingga datang tantangan berdebat dari seorang alim yang sangat sederhana yang tak lain adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Penampilannya sekilas tak menunjukkan bahwa ia seorang ulama yang berilmu tinggi. Namun seorang kaum atheis menerima tantangannya. Syaratnya, harus diadakan di ruang terbuka, yang dihadiri banyak orang. Dipilihlah waktu dan tempat yang disetujui bersama.
               Pada hari H, Imam Ahmad datang terlambat. Tentu saja ia dicaci maki oleh kaum atheis dan penonton kesal menunggu.

“sabar, sabar... beri aku kesempatan menjelaskan sebab keterlambatan ini,” ujarnya tenang.

Walau mereka masih menggerutu, mereka menahan suara.

“Begini, perlu kalian ketahui bahwa saya tinggal dipinggir kota. Antara kita dipisahkan sebuah sungai yang cukup lebar. Nah, ketika hendak kemari saya tidak mendapatkan kapal untuk menyebrang. Itu sebabnya saya datang terlambat.

“Bagaimana anda bisa tiba kemari kalau tidak mendapatkan perahu?” tanya mereka heran.

“Sungguh ajaib” sahut Imam Ahmad. “Tiba-tiba selembar papan hanyut terapung-apung dan dengan sendirinya berhenti di depanku. Kemudian disusul dengan papan-papan lainnya yang hanyut lalu bergabung dengan papan pertama. Lantas tiba pula seutas tali. Papan-papan itu dan tali merakit diri mereka dengan sendirinya sehingga menjadi sampan yang tahan dari kemasukan air. Nah, sampan kecil itulah yang menyeberangkan saya hingga saya sampai ke tempat ini dengan selamat”. Ungkapnya panjang lebar.

Kelompok atheis tertawa terbahak-bahak. Salah seorang diantara mereka menjawab ketus, “Ahh, anda membuat lelucon saja. Itu mustahil. Tidak masuk akal.”

            Imam Ahmad menjawab santai, “Nah, kalau kalian mengingkari bahwa sampan sekecil itu merakit dirinya sendiri, maka mana mungkin alam semesta yang besar dan rumit ini terjadi dengan sendirinya tanpa perantara Allah?”
Mereka bungkam, diam seribu bahasa dan berkeringat. Karena tidak menemukan jawaban yang tepat mereka pergi begitu saja. Seketika penonton bersorak sorai gembira, mengelukan Imam Ahmad yang sederhana tapi amat cerdas. Hanya dengan logika yang amat sederhana, kelompok atheis kalah sebelum bertanding. Agaknya orang-orang atheis tu  harus segera memilih antara debat ataukah taubat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar